Kabupaten Pangandaran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Pangandaran
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮕᮍᮔ᮪ᮓᮛᮔ᮪
Dari kiri; kebawah : Pantai Pangandaran, Cukang Taneuh (the Green Canyon), dan Perahu nelayan di tepi pantai
Bendera Kabupaten Pangandaran
Lambang resmi Kabupaten Pangandaran
Etimologi: Andar
Julukan: 
  • Hawaii van Java
  • Bumi Jambal Roti
Motto: 
Jaya Karsa Makarya Praja
Unggul dalam pemikiran demi menciptakan pemerintahan yang kuat
Peta
Peta
Pangandaran di Jawa Barat
Pangandaran
Pangandaran
Peta
Pangandaran di Jawa
Pangandaran
Pangandaran
Pangandaran (Jawa)
Pangandaran di Indonesia
Pangandaran
Pangandaran
Pangandaran (Indonesia)
Koordinat: 7°42′06″S 108°29′39″E / 7.7016552°S 108.4942204°E / -7.7016552; 108.4942204
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Dasar hukumUU Republik Indonesia No. 21 Tahun 2012
Hari jadi25 Oktober 2012 (2012-10-25)
Ibu kotaKota Parigi
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 10
  • Desa: 93
Pemerintahan
 • BupatiJeje Wiradinata
 • Wakil BupatiUjang Endin Indrawan
 • Sekretaris DaerahKusdiana
 • Ketua DPRDAsep Noordin
Luas
 • Total1.011,04 km2 (390,36 sq mi)
Populasi
 (2020)[1]
 • Total423.667
 • Kepadatan424,57/km2 (1,099,6/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 99,84% Islam
  • 0,01% Buddha
  • 0,01% Hindu
  • 0,01% Lainnya[2]
 • BahasaIndonesia (resmi)
Sunda (dialek Pangandaran)
 • IPMKenaikan 68,28 (2021) Sedang
Kenaikan 68,06 (2020) Sedang [3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
465xx
Kode BPS
3218
Kode area telepon+62265
Pelat kendaraanZ xxxx U*
Kode Kemendagri32.18
DAURp521.916.224,00 (2021)[4]
Situs webpangandarankab.go.id

Kabupaten Pangandaran (aksara Sunda: ᮕᮍᮔ᮪ᮓᮛᮔ᮪) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Parigi. Kabupaten Pangandaran memiliki luas wilayah sekira 1.011,04 km. Kabupaten Pangandaran berbatasan dengan Kabupaten Ciamis di sebelah utara, Kabupaten Cilacap (Provinsi Jawa Tengah) di sebelah timur, Samudra Hindia di sebelah selatan, serta Kabupaten Tasikmalaya di sebelah barat. Kabupaten Pangandaran terletak di bagian ujung tenggara dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah di sebelah timur. Kabupaten ini merupakan buah pemekaran dari Kabupaten Ciamis.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Perkembangan wilayah[sunting | sunting sumber]

Nama "Pangandaran" memiliki tiga makna, yaitu kata andar, andar-andar, dan pangan + daharan. Andar-andar, dalam bahasa Sunda, berarti "pelancong" atau "pendatang". Hal ini dikarenakan daerah tersebut dahulu merupakan tempat yang dahulu dibuka oleh nelayan Suku Sunda. Selain itu etimologi kedua, pangan + daharan bermakna "tempat mencari nafkah," karena dengan melautlah mereka mencari nafkah.[5]

Dalam folklor yang dibuat masyarakat Pangandaran, Pangandaran dibentuk saat Desa Pananjung mulai dibuka oleh nelayan Suku Sunda. Para nelayan Sunda meyakini bahwa mereka akan mudah mendapatkan ikan mengingat gelombang lautnya yang terasa tenang.

Alasan yang cukup masuk akal adalah adanya sebuah daratan yang menjorok ke laut yang akan meredam gelombang ganas Samudra Hindia sampai ke kawasan pantai. Nelayan-nelayan tersebut kemudian menggunakan andar sebagai tempat untuk menyimpan perahu mereka. Mereka pun akhirnya tinggal menetap dan jadilah sebuah perkampungan yang diberi nama "Pangandaran".[6]

Menurut Asep Nurdin Rosihan Anwar, para sesepuh menyebut daerah tersebut sebagai "Pananjung" karena keberadaan tanjung tersebut dan juga tempat-tempat keramat. Istilah ini kemudian berkembang menjadi pangnanjung-nanjungna (paling subur atau makmur).

Pananjung kelak menjadi salah satu pusat kerajaan yang sezaman dengan Kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggan sekitar abad ke-14 Masehi. setelah munculnya Kerajaan Pajajaran di Pakuan. Diperintah oleh Prabu Anggalarang, sayangnya Kerajaan Pananjung ini hancur diserang oleh para perompak karena pihak kerajaan tidak bersedia menjual hasil bumi kepada mereka, di masa-masa paceklik.[6]

Pantai Pangandaran pada tahun 1920-an.

Di masa pemerintahan Hindia Belanda, Pangandaran menjadi bagian dari Kabupaten Sukapura.[7]

Pada tahun 1922, Pananjung dijadikan taman baru oleh Y. Everen (Residen Priangan) pada saat melepaskan seekor banteng jantan, tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa.

Karena memiliki keanekaragaman satwa dan jenis-jenis tanaman langka, agar kelangsungan habitatnya dapat terjaga maka pada tahun 1934 Pananjung dijadikan suaka alam dan marga satwa dengan luas 530 ha.[6]

Pada tahun 1961 setelah ditemukannya Rafflesia patma status Pananjung berubah menjadi cagar alam. Dengan meningkatnya kebutuhan tempat rekreasi maka pada tahun 1978 sebagian kawasan tersebut seluas 37,70 ha dijadikan Taman Wisata. Pada tahun 1990 dikukuhkan pula kawasan perairan disekitarnya sebagai cagar alam laut (470 ha) sehingga luas kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000 ha.[8]

Pembentukan Kabupaten Pangandaran[sunting | sunting sumber]

Pangandaran resmi menjadi kabupaten setelah pengukuhan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2012 dan hari jadinya ditetapkan pada tanggal 25 Oktober 2012. Kabupaten ini merupakan buah pemekaran dari Kabupaten Ciamis. Dengan tanggal pemekaran tersebut, kabupaten ini menjadi yang paling muda dari seluruh kabupaten di Jawa Barat.[9]

Lambang[sunting | sunting sumber]

Kabupaten ini menggunakan lambang daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2015. Lambang ini sempat mendapatkan kritik, karena lambang tersebut mulanya dibuat berdasarkan Peraturan Bupati No. 4 Tahun 2013. Hal ini terjadi karena pada saat lambang tersebut dibuat, DPRD Kabupaten belum dibentuk. Saat DPRD sudah dibentuk, lambang daerah harus sudah dipatenkan menggunakan Perda. Ini artinya, lambang yang digunakan dianggap "sementara", artinya tak dapat digunakan secara luas di kalangan PNS. Namun, salah satu anggota DPRD Ciamis dari fraksi PDIP Maman Suherman, cukup mengapresiasi kerja Penjabat Bupati Pangandaran kala itu, Endjang Naffandi, karena dalam 3 bulan bekerja sudah menghasilkan tujuh peraturan bupati.[10] Dengan pengukuhan perda tersebut, elemen yang ada di dalamnya antara lain:

  • Perisai biru dengan perbandingan 1:2 dengan tinggi 17 cm dengan lebar bahu kiri dan kanan 7 cm dan 7 cm;
  • Tulisan Kab. Pangandaran putih
  • Bintang kuning emas
  • Kujang 5 lubang
  • pohon Kelapa (warna alam)
  • Gunung & Bukit (warna alam)
  • Fondasi berjumlah 25
  • Benteng 10
  • Gelombang putih 12 alur
  • Bunga Rafflesia patma
  • Pita kuning dengan motto Jaya karsa makarya praja

Geografi[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Pangandaran terletak pada letak astronomis 108°30'BT hingga 108°40'BT serta 7°40'20"LS hingga 7°50'20"LS.[1] Kabupaten Pangandaran berbatasan dengan wilayah-wilayah berikut:

Utara Kabupaten Ciamis
Timur Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah
Selatan Samudra Hindia
Barat Kabupaten Tasikmalaya

Kabupaten Pangandaran memiliki luas 101.104 kilometer persegi (39.036 sq mi). Terletak pada morfologi datar, bergelombang, bergunung-gunung pada rentang 0–2.000 mdpl. Kabupaten ini dialiri 3 daerah aliran sungai, yaitu DAS Ci Tanduy, Ci Julang, dan Ci Medang.[11]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Daftar Bupati[sunting | sunting sumber]

No. Bupati Masa jabatan Partai Wakil Bupati Periode
 
22 April 2013[12] – 22 April 2015 (2 tahun, 0 hari) Independen
22 April 2015[13] – 17 Februari 2016 (301 hari) Independen
1
 
17 Februari 2016[14] – 17 Februari 2021 (5 tahun, 0 hari) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan H. Adang Hadari 1 – (2015)
 
25 September 2020 – 5 Desember 2020 (71 hari) Independen
 
Drs. H. Kusdiana, M.M.
(Pelaksana Harian Bupati)
17 Februari 2021 – 26 Februari 2021 (9 hari) Independen
(1)
 
26 Februari 2021 – Petahana (3 tahun, 28 hari) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan H. Ujang Endin Indrawan 2 – (2020)

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Pangandaran dalam dua periode terakhir.[15][16]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 4 Kenaikan 5
Gerindra 1 Kenaikan 3
PDI-P 8 Kenaikan 15
Golkar 5 Steady 5
NasDem 2 Penurunan 0
PKS 3 Steady 3
Perindo (baru) 1
PPP 3 Steady 3
PAN 7 Penurunan 5
Demokrat 2 Penurunan 0
Jumlah Anggota 35 Kenaikan 40
Jumlah Partai 9 Penurunan 8


Kecamatan, desa, dan kelurahan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Pangandaran memiliki 10 kecamatan dan 93 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 406.898 jiwa dengan luas wilayah 1.010,00 km² dan sebaran penduduk 403 jiwa/km².[17][18]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pangandaran, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Desa
Daftar
Desa
32.18.04 Cigugur 7
32.18.02 Cijulang 7
32.18.03 Cimerak 11
32.18.08 Kalipucang 9
32.18.05 Langkaplancar 15
32.18.06 Mangunjaya 5
32.18.07 Padaherang 14
32.18.09 Pangandaran 8
32.18.01 Parigi 10
32.18.10 Sidamulih 7
TOTAL 93

Demografi[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2020, jumlah penduduk Kabupaten Pangandaran mencapai 423.667 jiwa.[1] Suku asli dan mayoritas yang mendiami wilayah Pangandaran adalah suku Sunda.

Agama[sunting | sunting sumber]

Agama mayoritas yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Pangandaran adalah Islam yang juga merupakan agama mayoritas di Jawa Barat. Berdasarkan data Dindukcapil Kabupaten Pangandaran pada 2020, sebanyak 242.751 jiwa menganut Islam, 279 jiwa Kristen Protestan, 55 jiwa Katolik, 12 jiwa Buddha, dan lainnya 2 jiwa.[1]

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Hingga 2020, terdapat 120 TK, 284 SD, 52 SMP, 8 SMA, dan 31 SMK di Kabupaten Pangandaran. Serta terdapat perguruan tinggi negeri yaitu Universitas Padjajaran Kampus Pangandaran[1]

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Pantai Pangandaran

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang cukup esensial bagi Kabupaten Pangandaran. Pada tahun 2021, jumlah wisatawan yang mengunjungi Pangandaran mencapai 10 ribu hingga 11 ribu pada akhir pekan akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sebagai salah satu langkah pencegahan Covid-19. Pada saat Pangandaran diturunkan tingkatan PPKM-nya dari level II ke level I, jumlah wisatawan di akhir pekan meningkat menjadi 30 ribu wisatawan. Okupansi hotel-hotel setelah diturunkannya level PPKM mencapai 75%, setelah sebelumnya hanya 50% akibat pembatasan kerumunan dan mobilitas masyarakat.[19]

Objek wisata yang diandalkan adalah pantai. Pantai-pantai yang terletak di Kabupaten Pangandaran antara lain:

Di samping pantai, objek wisata yang cukup dikenal selain pantai-pantai karangnya adalah Cukang Taneuh, dikenal dengan sebutan the Green Canyon. Membelah Ci Julang, Cukang Taneuh dinamai berdasarkan adanya "jembatan alami" yang terbuat dari tanah. Nama Green Canyon digagas oleh seorang Prancis bernama Bill John, berdasarkan plesetan dari nama Grand Canyon di Amerika Serikat.[20] Selain itu, objek wisata lainnya yang juga turut diangkat adalah Green Valley di Citumang[21] serta Pepedan Hills.[22]

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Terdapat dua rumah sakit di Kabupaten Pangandaran, yaitu RS HS Budiman 45, dan RSUD Pandega. Rumah sakit yang terbaru adalah RSUD Pandega, mulai beroperasi pada 6 April 2020.[23] berlokasi di pusat kota kabupaten, Kecamatan Pangandaran. Hingga 2020, di samping rumah sakit, terdapat 16 puskesmas, 33 puskesmas pembantu, 16 poliklinik, dan 26 apotek.[1]

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Angkutan umum[sunting | sunting sumber]

Akses menuju Kabupaten Pangandaran dimulai dari Kota Banjar, melewati jalan raya ke arah selatan menuju wilayah Kabupaten Pangandaran. Jalan raya ini dilalui oleh bus-bus antarkota, pariwisata, dan angkudes. Tujuan akhirnya adalah Terminal Pangandaran.[24]

Angkutan Kereta api[sunting | sunting sumber]

Akses menggunakan kereta api dilayani dari Stasiun Banjar.[24] Dahulu terdapat percabangan dari stasiun ini menuju Pangandaran, tetapi sekarang sudah dinonaktifkan. Jalur ini masuk dalam daftar reaktivasi, tetapi sampai saat ini belum ada progres.[25]

Transportasi udara[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Pangandaran memiliki sebuah bandar udara yakni Bandar Udara Nusawiru yang terletak berada di Kecamatan Cijulang.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g Badan Pusat Statistik (2021). Kabupaten Pangandaran dalam Angka, 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama DUKCAPIL
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 5 Maret 2022. 
  4. ^ DJPK Kemenkeu RI (2020). "Rincian Dana Alokasi Umum menurut Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2021" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  5. ^ "Sejarah Singkat Berdirinya Kabupaten Pangandaran". Seputar Pangandaran. 2019-11-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  6. ^ a b c "Pangandaran dahulu merupakan pusat kerajaan?". Sindonews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  7. ^ "Cerita tentang Berpindah-pindahnya Ibu Kota Sukapura". Sindonews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  8. ^ "Cagar Alam Pananjung Pangandaran: Konservasi dan Situs Sejarah - Semua Halaman - National Geographic". nationalgeographic.grid.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  9. ^ "Pemekaran wilayah, Pangandaran optimis lebih berkembang". Sindonews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  10. ^ "Penetapan Logo Kabupaten Pangandaran Menuai Kritik". Harapan Rakyat Online. 2013-08-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  11. ^ RPIJM bidang Cipta Karya 2016-2020 Kabupaten Pangandaran Bab II (PDF). Kementerian PUPR RI. hlm. II1–II5. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-01-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  12. ^ "Pangandaran Akhirnya Resmi Jadi Kabupaten, Endjang Affandi Jadi Pj Bupati". mypangandaran.com. 22 April 2013. Diakses tanggal 20 November 2016. 
  13. ^ "Gantikan Endjang, Daud Achmad Dilantik Jadi Penjabat Bupati Pangandaran". harapanrakyat.com. 22 April 2015. Diakses tanggal 20 November 2016. 
  14. ^ "Bupati Pangandaran Pertama Resmi Dilantik, Ini Fokus Pertama H Jeje Wiradinata". Tribunnews.com. Tribun Jabar Online. 17 Februari 2016. Diakses tanggal 20 November 2016. 
  15. ^ Perolehan Kursi DPRD Kab. Pangandaran 2014-2019
  16. ^ Perolehan Kursi DPRD Kab. Pangandaran 2019-2024
  17. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  18. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  19. ^ "Kunjungan Wisatawan ke Pangandaran Meningkat". Republika Online. 6 November 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-09. Diakses tanggal 11 Februari 2022. 
  20. ^ Kencana, Shalika Rahma (2021-08-28). Widyanti, Ni Nyoman Wira, ed. "Wisata ke Green Canyon Pangandaran, Perhatikan Dulu Hal-hal Berikut". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  21. ^ Bekti, Jaya Wanda Puspa (2020-10-18). "Asyiknya Body Rafting di Green Valley Citumang, Pangandaran". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  22. ^ "Pepedan Hills, Sisi Lain Pangandaran". CNN Indonesia. 2017-07-18. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  23. ^ "Resmi Dibuka, Inilah Jadwal Layanan RSUD Pandega Pangandaran". news.mypangandaran.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  24. ^ a b "3 Cara Menuju Pangandaran". CNN Indonesia. 2020-01-02. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  25. ^ Novriansyah, Dudy (2021-02-22). "Wow.. Reaktivasi Rel KA Banjar-Pangandaran Bakal Habiskan Rp1 Triliun". Pikiran-Rakyat.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 2022-02-11. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]