Lompat ke isi

Julius Robert Oppenheimer

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

J. Robert Oppenheimer
Potret kepala dan bahu
Oppenheimer ca 1944
LahirJulius Robert Oppenheimer
(1904-04-22)22 April 1904
New York City, Amerika Serikat
Meninggal18 Februari 1967(1967-02-18) (umur 62)
Princeton, New Jersey, Amerika Serikat
Pendidikan
Dikenal atas
Suami/istri
(m. 1940)
Anak2
Penghargaan
Karier ilmiah
BidangFisika teoretis
Institusi
DisertasiZur Quantentheorie kontinuierlicher Spektren[1] (1927)
Pembimbing doktoralMax Born
Mahasiswa doktoral
Tanda tangan

Julius Robert Oppenheimer[catatan 1] (/ˈɒpənˌhmər/; 22 April 1904 – 18 Februari 1967) adalah fisikawan teoretis Amerika Serikat dan kepala Laboratorium Los Alamos semasa Perang Dunia II. Ia kerap dijuluki sebagai "bapak bom atom" atas perannya dalam mengorganisir Proyek Manhattan, upaya riset dan pengembangan yang berujung pada penciptaan senjata nuklir pertama.

Lahir di New York City dari keluarga imigran Yahudi Jerman, Oppenheimer meraih gelar sarjana dalam bidang kimia dari Universitas Harvard pada tahun 1925 dan PhD dalam bidang fisika dari Universitas Göttingen di Jerman pada tahun 1927. Setelah melakukan riset di beberapa institusi, ia bergabung dengan departemen fisika Universitas California, Berkeley dan menjadi profesor tetap pada tahun 1936. Ia berkontribusi besar terhadap fisika teori, termasuk pemikirannya mengenai mekanika kuantum dan fisika nuklir seperti perkiraan Born–Oppenheimer atas fungsi gelombang molekul, karyanya mengenai teori elektron dan positron, proses Oppenheimer–Phillips dalam fusi nuklir, dan prediksi pertama penerowongan kuantum. Bersama murid-muridnya, ia juga berkontribusi dalam menelurkan teori bintang neutron dan lubang hitam, teori medan kuantum, dan interaksi sinar kosmik.

Pada tahun 1942, Oppenheimer direkrut untuk menggarap Proyek Manhattan, dan pada tahun 1943 diangkat sebagai kepala proyek Laboratorium Los Alamos di New Mexico. Ia ditugaskan untuk mengembangkan senjata nuklir pertama, empat tahun setelah dimulainya program senjata nuklir Jerman.[catatan 2] Kepemimpinan dan kecerdasan sainsnya berperan besar dalam keberhasilan proyek tersebut. Pada 16 Juli 1945, ia menyaksikan uji coba pertama bom atom, Trinity. Pada bulan Agustus 1945, senjata tersebut digunakan untuk melawan Jepang dalam pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, yang sampai saat ini menjadi satu-satunya penggunaan senjata nuklir dalam konflik bersenjata.

Pada tahun 1947, Oppenheimer menjadi direktur Institute for Advanced Study di Princeton, New Jersey, dan mengepalai Komite Penasihat Umum di Komisi Energi Atom Amerika Serikat yang baru dibentuk. Ia menyarankan agar penggunaan tenaga nuklir diawasi secara internasional untuk mencegah proliferasi nuklir dan perlombaan senjata nuklir dengan Uni Soviet. Oppenheimer juga menentang pengembangan bom hidrogen pada tahun 1949–1950. Di tengah perdebatan pemerintah AS mengenai perlunya penggunaan senjata tersebut, ia memperoleh jabatan di departemen pertahanan, yang memicu kemarahan beberapa faksi pemerintah dan militer di AS.

Pada masa Ketakutan Merah Kedua, Sikap Oppenheimer, dan juga keterkaitannya di masa lalu dengan orang dan organisasi yang berhubungan dengan Partai Komunis Amerika Serikat, menyebabkan izin pengamanannya dicabut setelah sidang keamanan pada tahun 1954. Hal ini secara efektif mengakhiri aksesnya terhadap rahasia atom pemerintah dan dengan demikian juga mengakhiri kariernya sebagai fisikawan nuklir. Meskipun pengaruh politiknya juga dilucuti, Oppenheimer terus memberi kuliah, menulis, dan berkarya di bidang fisika. Pada tahun 1963, Presiden John F. Kennedy menganugerahinya (dan diserahkan oleh Lyndon B. Johnson) Penghargaan Enrico Fermi sebagai pertanda pemulihan status politiknya. Pada tahun 2022, pemerintah AS membatalkan keputusan tahun 1954 terkait pencabutan izin keamanan Oppenheimer, mengungkapkan bahwa proses tersebut cacat secara hukum.

Kehidupan awal

Masa kecil dan pendidikan

J. Robert Oppenheimer terlahir dari keluarga Yahudi sekuler[2] di New York City pada tanggal 22 April 1904.[catatan 1][3] Ibunya, Ella (née Friedman), berprofesi sebagai pelukis, dan ayahnya, Julius Seligmann Oppenheimer, adalah seorang importir tekstil tersohor. Julius lahir di Hanau, yang saat itu merupakan bagian dari Provinsi Hesse-Nassau di Kerajaan Prusia dan merantau ke Amerika Serikat saat remaja pada tahun 1888 dengan sedikit modal, tanpa uang, tanpa gelar sarjana, dan tanpa kemampuan bahasa Inggris. Ia mendapat pekerjaan di perusahaan tekstil dan dalam waktu satu dekade berhasil menjadi eksekutif di perusahaan tersebut dan kaya raya.[4] Pada tahun 1912, keluarganya pindah ke lantai 11 sebuah apartemen di Riverside Drive 155, dekat West 88th Street, Manhattan, kawasan yang terkenal memiliki banyak wastu dan rumah mewah.[3] Keluarga ini memiliki koleksi lukisan karya Pablo Picasso dan Édouard Vuillard, dan setidaknya tiga lukisan asli karya Vincent van Gogh.[5] Robert memiliki seorang adik laki-laki bernama Frank, yang juga seorang fisikawan dan kelak mendirikan museum sains Exploratorium di San Francisco.[6]

Oppenheimer awalnya bersekolah di Alcuin Preparatory School. Pada tahun 1911, ia masuk ke Ethical Culture Society School,[7] yang didirikan oleh Felix Adle untuk mempromosikan pendidikan berlandaskan Budaya Etis, yang memiliki moto "Deed before Creed". Ayahnya telah menjadi anggota lembaga tersebut selama bertahun-tahun sebagai dewan pengawas.[8] Oppenheimer adalah seorang siswa yang serbabisa, tertarik pada sastra Inggris dan Prancis, dan sangat meminati mineralogi.[9] Ia menamatkan kelas tiga dan empat secara bersamaan dalam waktu satu tahun dan naik ke kelas delapan dalam waktu setengah tahun.[7] Pada tahun terakhirnya, Oppenheimer mulai menekuni kimia.[10] Ia lulus pada tahun 1921, tetapi memilih jeda satu tahun karena terserang kolitis, yang diidapnya saat berlibur di Cekoslowakia. Ia menjalani penyembuhan di New Mexico, tempat ia menumbuhkan kegemarannya terhadap menunggang kuda dan kecintaannya atas alam Amerika Serikat barat daya.[11]

Pada usia 18 tahun, Oppenheimer masuk Harvard College dan mengambil jurusan kimia; Harvard juga mewajibkan mata kuliah sejarah, sastra, dan filsafat atau matematika. Ia mengompensasi keterlambatannya masuk kuliah dengan mengambil enam kursus tiap semester, bukannya empat kursus seperti mahasiswa kebanyakan. Oppenheimer diterima di perhimpunan kehormatan Phi Beta Kappa, dan diberi gelar sarjana fisika melalui studi independen, yang artinya ia berhasil menjalani perkuliahan dasar tanpa ikut perkuliahan lanjutan. Ia mulai tertarik pada fisika eksperimental, berawal dari mata kuliah termodinamika yang diajarkan oleh Percy Bridgman. Pada tahun 1925, setelah berkuliah selama tiga tahun, Oppenheimer lulus dari Harvard dengan gelar Bachelor of Arts, summa cum laude.[12]

Studi di Eropa

Lima belas pria berjas dan satu wanita berpose untuk difoto
Laboratorium Heike Kamerlingh Onnes di Leiden, Belanda, 1926. Oppenheimer berada di barisan tengah, kedua dari kiri.

Setelah diterima di Christ's College, Cambridge pada tahun 1924, Oppenheimer menulis surat kepada Ernest Rutherford, meminta izin untuk bekerja di Laboratorium Cavendish, meskipun surat rekomendasi dari Bridgman menjelaskan bahwa karena kecerobohan Oppenheimer di laboratorium, fisika teori adalah keahliannya, bukannya fisika eksperimen. Rutherford tidak terkesan, tetapi Oppenheimer tetap berangkat ke Cambridge;[13] ia akhirnya diterima oleh J. J. Thomson dengan syarat harus menyelesaikan kursus laboratorium dasar terlebih dahulu.[14]

Oppenheimer tidak senang di Cambridge dan menulis surat kepada seorang temannya: "Saya menjalani waktu yang sangat buruk. Pekerjaan lab sangat membosankan, dan saya sangat buruk dalam hal itu sehingga saya mungkin tidak merasa sedang mempelajari sesuatu".[15] Hubungannya tidak baik dengan tutornya Patrick Blackett. Menurut salah seorang temannya, Francis Fergusson, Oppenheimer mengaku pernah meletakkan apel yang disiram bahan kimia berbahaya di meja Blackett. Orang tua Oppenheimer meyakinkan pihak universitas agar tidak mengajukan tuntutan pidana atau mengeluarkannya, meskipun Oppenheimer berada dalam masa percobaan dan harus menjalani konseling rutin dengan psikiater di Harley Street, London.[16][17]

Oppenheimer berperawakan tinggi, kurus, dan seorang perokok berat,[18] yang sering melewatkan jam makan saat sedang berkonsentrasi tinggi. Banyak temannya yang mengatakan bahwa kebiasaannya tersebut bisa merusak dirinya sendiri. Dalam salah satu insiden, Fergusson mencoba mengalihkan perhatian Oppenheimer dari depresinya dengan mengatakan padanya bahwa dia (Fergusson) akan menikahi kekasihnya, Oppenheimer mendadak melompat ke arah Fergusson dan mencoba mencekiknya. Oppenheimer mengalami periode depresi hampir sepanjang hidupnya,[19][20] dan ia pernah berkata kepada adiknya bahwa ia "lebih membutuhkan fisika daripada teman".[21]

Pada tahun 1926, Oppenheimer meninggalkan Cambridge dan meneruskan ke Universitas Göttingen untuk belajar fisika di bawah bimbingan Max Born; Göttingen adalah salah satu pusat fisika teori terkemuka di dunia. Di Göttingen, Oppenheimer memiliki banyak teman yang kelak menjadi tokoh besar, termasuk Werner Heisenberg, Pascual Jordan, Wolfgang Pauli, Paul Dirac, Enrico Fermi dan Edward Teller. Ia dikenal terlalu antusias dalam berdiskusi, terkadang sampai mengambil alih sesi perkuliahan.[22] Hal tersebut membuat beberapa murid Born lainnya sangat kesal sehingga Maria Goeppert melayangkan protes kepada Born melalui petisi yang ditandatangani oleh dirinya sendiri dan mahasiswa lain yang mengancam akan memboikot kelas kecuali Born menyuruh agar Oppenheimer diam. Born meninggalkan petisi tersebut di mejanya tempat Oppenheimer bisa membacanya, dan hal itu efektif tanpa sepatah katapun terucap.[23]

Oppenheimer memperoleh gelar Doctor of Philosophy (PhD) pada bulan Maret 1927 pada usia 23 tahun, dibimbing oleh Born.[24] Setelah ujian lisan, James Franck, profesor yang mengujinya, mengutarakan: "Saya senang ini sudah berakhir. Dia kalau bertanya suka terang-terangan."[25] Oppenheimer menerbitkan lebih dari selusin makalah selama di Eropa, termasuk beragam kontribusi penting dalam bidang baru mekanika kuantum. Ia dan Born menerbitkan makalah terkenal mengenai pendekatan Born–Oppenheimer, yang memisahkan gerak nuklir dari gerak elektronik dalam perlakuan matematis molekul, memungkinkan pengabaian gerak nuklir untuk menyederhanakan perhitungan. Karya tersebut menjadi karyanya yang paling banyak dikutip.[26]

Karier awal

Karier mengajar

Oppenheimer ditawari oleh Akademi Sains, Teknik, dan Kedokteran Nasional Amerika Serikat untuk meneliti di Institut Teknologi California (Caltech) pada bulan September 1927. Bridgman juga menginginkannya meneliti di Harvard, sehingga jalan tengah diambil. Ia membaginya untuk tahun akademik 1927–1928, dengan Harvard diambilnya pada tahun 1927 dan Caltech pada tahun 1928.[27] Di Caltech, ia berteman akrab dengan Linus Pauling; keduanya berencana melakukan riset bersama mengenai sifat ikatan kimia, yang dirintis oleh Pauling, dengan Oppenheimer menyumbangkan pengetahuan matematikanya dan Pauling akan menafsirkan hasilnya. Kolaborasi dan persahabatan mereka berdua berakhir setelah Oppenheimer mengajak istri Pauling, Ava Helen Pauling, untuk berkencan dengannya di Meksiko.[28] Oppenheimer kelak menawari Pauling untuk mengepalai Divisi Kimia Proyek Manhattan, tetapi Pauling menolaknya, beralasan bahwa ia adalah seorang pasifis.[29]

Pada musim gugur 1928, Oppenheimer mengunjungi institut Paul Ehrenfest di Universitas Leiden, Belanda dan memberikan kuliah umum dalam bahasa Belanda, meskipun hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang bahasa tersebut. Di sana, ia diberi julukan Opje,[30] yang kemudian diinggriskan oleh murid-muridnya menjadi "Oppie".[31] Dari Leiden, ia lanjut ke Institut Teknologi Federal Swiss (ETH) di Zürich untuk meneliti bersama Wolfgang Pauli mengenai mekanika kuantum dan spektrum kontinu. Oppenheimer menghormati dan menyukai Pauli, dan kemungkinan turut meniru gaya pribadinya serta pendekatan kritisnya terhadap masalah.[32]

Sekembalinya ke Amerika Serikat, Oppenheimer menerima jabatan profesor rekanan dari Universitas California, Berkeley, karena Raymond T. Birge sangat menginginkannya untuk mengajar di sana sehingga Oppenheimer mengatakan kesediaannya untuk membagi jadwalnya dengan Caltech.[29]

Sebelum memulai jabatan barunya sebagai profesor di Berkeley, Oppenheimer didiagnosis mengidap tuberkulosis ringan dan menghabiskan waktu beberapa minggu bersama adiknya Frank di sebuah peternakan di New Mexico, yang dia sewa dan kemudian dibelinya. Ketika ia mendengar bahwa peternakan itu disewakan, ia berseru, "Hot dog!", dan kemudian menyebutnya Perro Caliente, yang berarti "hot dog" dalam bahasa Spanyol.[33] Belakangan ia mengungkapkan bahwa "fisika dan kawasan gurun" adalah "dua hal yang paling dicintainya".[34] Oppenheimer sembuh dari tuberkulosis dan kembali ke Berkeley, tempat ia tersohor sebagai penasihat dan kolaborator bagi generasi baru fisikawan yang mengaguminya karena kecerdasan intelektual dan minatnya yang luas. Murid-murid dan rekan-rekannya menganggapnya sebagai sosok yang memesona: menghipnotis saat berinteraksi secara pribadi, tetapi seringkali bersikap dingin saat berada dalam kerumunan. Rekan-rekannya melihatnya dalam dua sisi: di satu sisi ia dipandang sebagai seorang genius penyendiri dan estetis, sedangkan di sisi lain ia dianggap sebagai sosok yang berlagak dan kurang percaya diri.[35] Kebanyakan murid-muridnya memujanya, meniru cara berjalannya, pidatonya, dan tingkah laku lainnya, dan bahkan mencontoh kecenderungannya untuk membaca seluruh buku dalam bahasa aslinya.[36] Hans Bethe mengungkapkan mengenai dirinya:

Mungkin bahan terpenting yang ia bawa ke kelasnya adalah seleranya yang luar biasa. Dia selalu tahu apa saja masalah penting, seperti yang ditunjukkan oleh pilihan mata kuliahnya. Dia benar-benar hidup dengan masalah-masalah tersebut, berjuang mencari solusi, dan mengomunikasikan pemecahannya kepada mahasiswanya. Di masa kejayaannya, ada sekitar delapan atau sepuluh mahasiswa pascasarjana dan sekitar enam mahasiswa doktoral yang dibimbingnya. Dia bertemu dengan kelompok ini sekali sehari di kantornya dan berdiskusi satu per satu mengenai status masalah penelitian mahasiswa tersebut. Dia tertarik pada segala hal, dan pada suatu sore mereka mungkin saja mendiskusikan elektrodinamika kuantum, sinar kosmik, produksi pasangan elektron, dan fisika nuklir.[37]

Oppenheimer memiliki hubungan kerja yang baik dengan fisikawan eksperimen peraih Hadiah Nobel Ernest O. Lawrence dan membantu merintis penemuan siklotronnya. Ia turut membantunya memahami data yang dihasilkan mesin di Laboratorium Radiasi Berkeley, yang akhirnya berkembang menjadi Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley.[38] Pada tahun 1936, Berkeley mempromosikannya menjadi profesor tetap dengan gaji tahunan sebesar $3.300 (setara dengan $60.000 pada 2022). Sebagai imbalannya, ia diminta untuk mengurangi jam mengajarnya di Caltech, sehingga disepakati bahwa Berkeley memberinya waktu selama enam minggu setiap tahun, yang cukup untuk mengajar satu semester di Caltech.[39]

Karier

Oppenheimer terlibat dalam Proyek Manhattan untuk mengembangkan senjata nuklir pertama di dunia. Pada awal 1940, ia mendapat undangan dari rekomendasi Lawrence. Kemudian, pada 1942, Compton merekomendasikannya untuk menjadi direktur Proyek Y yang bertanggungjawab mendesain dan membuat bom.[40]

Catatan

  1. ^ a b Arti huruf 'J' pada nama J. Robert Oppenheimer masih diperdebatkan. Sejarawan Alice Kimball Smith dan Charles Weiner dalam buku Robert Oppenheimer: Letters and recollections, berpendapat: "'J' dalam nama Robert adalah singkatan dari Julius atau, seperti yang dikatakan Robert sendiri, 'tidak berarti apapun', mungkin tidak pernah terpecahkan. Adiknya, Frank, menduga bahwa 'J' adalah simbol, isyarat untuk menamai anak laki-laki tertua dengan nama ayahnya, tetapi juga menjadi tanda bahwa orang tuanya tidak ingin Robert menjadi 'junior'.'" Dalam J. Robert Oppenheimer: Shatterer of Worlds karangan Peter Goodchild, diungkapkan bahwa ayah Robert, Julius, menambahkan inisial kosong untuk membedakan nama Robert, tetapi buku Goodchild tidak memiliki catatan kaki, sehingga sumber pernyataan ini tidak jelas. Pengakuan Robert bahwa 'J' "tidak berarti apapun" terungkap dari sebuah wawancara yang dilakukan oleh Thomas S. Kuhn pada tanggal 18 November 1963, yang saat ini disimpan di Arsip Sejarah Fisika Kuantum. Di sisi lain, nama Robert dalam akta kelahirannya adalah "Julius Robert Oppenheimer".
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama german

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Julius Robert Oppenheimer di Mathematics Genealogy Project
  2. ^ Schweber 2008, hlm. 283
  3. ^ a b Cassidy 2005, hlm. 5–11
  4. ^ Bird & Sherwin 2005, hlm. 10
  5. ^ Bird & Sherwin 2005, hlm. 12
  6. ^ Cassidy 2005, hlm. 16, 145, 282
  7. ^ a b Cassidy 2005, hlm. 35
  8. ^ Cassidy 2005, hlm. 23, 29
  9. ^ Cassidy 2005, hlm. 16–17
  10. ^ Cassidy 2005, hlm. 43–46
  11. ^ Cassidy 2005, hlm. 61–63
  12. ^ Cassidy 2005, hlm. 75–76, 88–89
  13. ^ Cassidy 2005, hlm. 90–92
  14. ^ Cassidy 2005, hlm. 94
  15. ^ Monk 2012, hlm. 92.
  16. ^ Bird & Sherwin 2005, hlm. 46.
  17. ^ Monk 2012, hlm. 97.
  18. ^ Bird & Sherwin 2005, hlm. 39–40, 96, 258
  19. ^ Smith & Weiner 1980, hlm. 91
  20. ^ Bird & Sherwin 2005, hlm. 35–36, 43–47, 51–52, 320, 353
  21. ^ Smith & Weiner 1980, hlm. 135
  22. ^ Cassidy 2005, hlm. 108
  23. ^ Bird & Sherwin 2005, hlm. 60
  24. ^ Cassidy 2005, hlm. 109
  25. ^ "The Eternal Apprentice". Time. November 8, 1948. Diarsipkan dari versi asliPerlu langganan berbayar tanggal October 7, 2013. Diakses tanggal May 23, 2008. 
  26. ^ Cassidy 2005, hlm. 112
  27. ^ Cassidy 2005, hlm. 115–116
  28. ^ Cassidy 2005, hlm. 142
  29. ^ a b Cassidy 2005, hlm. 151–152
  30. ^ Bird & Sherwin 2005, hlm. 73–74
  31. ^ Bird & Sherwin 2005, hlm. 84
  32. ^ Bird & Sherwin 2005, hlm. 75–76
  33. ^ "The Early Years". University of California, Berkeley. 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 15, 2007. Diakses tanggal May 23, 2008. 
  34. ^ Conant 2005, hlm. 75
  35. ^ Herken 2002, hlm. 14–15
  36. ^ Bird & Sherwin 2005, hlm. 96–97
  37. ^ Bethe 1968a; reprinted as Bethe 1997, hlm. 184
  38. ^ Bird & Sherwin 2005, hlm. 91
  39. ^ Conant 2005, hlm. 141
  40. ^ Hewlett & Anderson Jr. 1962, hlm. 46.

Daftar Pustaka


Pranala luar