Lompat ke isi

Hero Supermarket

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PT Hero Supermarket Tbk
Sebelumnya
PT Hero Mini Supermarket (1971-1991)
Perusahaan publik
Kode emitenIDX: HERO
IndustriRitel
Didirikan5 Oktober 1971; 53 tahun lalu (1971-10-05)
PendiriMuhammad Saleh Kurnia
Kantor pusatTangerang Selatan, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Ingemar Patrik Lindvall[1]
(Direktur Utama)
Ipung Kurnia[2]
(Komisaris Utama)
ProdukSupermarket
PendapatanRp 8,894 triliun (2020)[3]
Rp -1,218 triliun (2020)[3]
Total asetRp 4,838 triliun (2020)[3]
Total ekuitasRp 1,855 triliun (2020)[3]
PemilikMulgrave Corporation BV (63,59%)
The Dairy Farm Company Ltd (17,45%)
Credit Lyonnais Securities Asia Ltd (8,26%)
Karyawan
8.178 (2020)[3]
Anak usahaPT Rumah Mebel Nusantara
Situs webwww.hero.co.id
www.herosupermarket.co.id

PT Hero Supermarket Tbk adalah sebuah perusahaan ritel yang berkantor pusat di Tangerang Selatan.[3][4]

Sejarah

Logo Hero Supermarket
Hero Mini Supermarket di Jl. Falatehan pada dekade 1970-an.

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1954, saat Muhammad Saleh Kurnia dan kakaknya, Wu Guo Chang mendirikan CV Hero untuk memperdagangkan makanan dan minuman impor, yang disusul pembukaan toko di tahun 1957 yang berlokasi di Jl. Fatalehan, Jakarta.[5] Pada tahun 1959, Wu Guo Chang keluar dari perusahaan tersebut. Pada awal dekade 1970-an, Kurnia menyadari bahwa masih banyak warga negara asing di Indonesia yang sering pergi ke Singapura hanya untuk membeli makanan dan minuman impor. Atas nasehat dari temannya, Charles Turton asal Kanada, Kurnia dan Nurhajati lalu pergi ke Singapura untuk melakukan survei mengenai supermarket. Kurnia kemudian mendirikan perusahaan ini pada 23 Agustus 1971 dengan nama "PT Hero Mini Supermarket". Gerai pertama perusahaan ini terletak di Jl. Falatehan No. 23, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tidak seperti mayoritas supermarket yang ada pada saat itu, perusahaan ini tetap membuka gerainya di akhir pekan. Gerai Hero pun berkembang, menjadi 9 buah pada periode 1980-an.[5]

Pada tahun 1988, perusahaan ini mulai menggunakan komputer buatan IBM untuk meningkatkan efisiensinya. Pada tahun 1989, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1991, perusahaan ini mengubah namanya menjadi seperti sekarang dan membuka gerai minimarket Starmart pertama. Pada periode yang sama, Hero juga sempat mengembangkan Mitra Toko Diskon (swalayan murah), Mega Super Grosir (perkulakan), Toy's City (PT Mitrada Budi Selaras, toko mainan anak), dan Shop in Body Care (toko kosmetik). Hero pun berkembang menjadi jaringan peritel terbesar di Indonesia pada 1990-an, dengan memiliki lebih dari 70 gerai (45 Hero Supermarket, 6 Mitra Toko Diskon, 3 Mega Super Grosir, 9 Toy's City, dan 9 Shop In) yang keseluruhannya merengkuh 45% pangsa pasar ritel modern.[6][7] Gerai-gerainya kemudian tercatat bisa dikembangkan lagi hingga mencapai lebih dari 100 buah se-Indonesia,[8] naik dari 26 pada tahun 1992. Hero Supermarket juga sempat mengembangkan industri makanan (PT Suba Indah Tbk) dan distribusi (PT Mitra Sarana Purnama).[9] Adapun manajemen perusahaan setelah M.S. Kurnia wafat di tahun 1992, dipegang oleh istrinya, Nurhajati dan putranya, Ipung Kurnia.[10]

Di bawah keduanya, Hero mulai berusaha menjalin kerjasama strategis dengan pihak lain. Awalnya, Grup Lippo melalui PT Multipolar Tbk dan PT Matahari Putra Prima Tbk yang dikabarkan akan mengakuisisi saham Hero Supermarket,[11][12] namun pada 1998, keluarga Kurnia memilih bekerjasama dengan perusahaan Hong Kong, Dairy Farm (milik Jardine Matheson, kelak juga memiliki PT Astra International Tbk) lewat pembelian 32% saham perusahaan ini.[3] Dengan kerjasama itu, sejumlah merek di bawah Dairy Farm mulai dijalankan oleh Hero Supermarket Tbk. Adapun apotik Guardian yang sebelumnya dipegang oleh Rajawali Corpora (PT Rajawali Inti Retail) sejak 1990, kemudian diakuisisi oleh perusahaan ini, yang kemudian digabungkan dengan toko Shop in Body Care milik Hero sebelumnya.[13]

Pada tahun 2002, Hero juga memboyong hipermarket Giant (asal Malaysia) dengan membuka gerai di Villa Melati, Tangerang (sekarang Hypermart). Lima tahun kemudian, Giant juga membuka gerai baru dengan ukuran yang lebih kecil, dengan nama Giant Supermarket. Reposisi kemudian dilakukan, di mana Giant ditargetkan bagi pasar kelas menengah dan bawah, sedangkan Hero menjadi supermarket kelas premium.[4] Hal ini membuat gerai Hero Supermarket, dari awalnya pernah mencapai 92, kini merosot hanya menjadi 24 dengan banyak di antaranya diubah menjadi toko Giant.[14][15] Pada tahun 2005, Dairy Farm meningkatkan kepemilikan sahamnya di perusahaan ini menjadi 69%, dan efektif mulai 23 Maret 2010, kendali perusahaan beralih dari PT Hero Pusaka Sejati (HPS) milik keluarga Kurnia kepada Dairy Farm (Jardine Matheson). Kini, PT HPS hanya memiliki 2,68% saham, sedangkan Jardine memiliki lebih dari 80% saham Hero Supermarket Tbk.[16]

Pada tahun 2012, perusahaan ini meluncurkan gerai Jason's yang ditujukan untuk masyarakat kelas atas. Pada tahun 2013, perusahaan ini mengubah nama Giant Hypermarket dan Giant Supermarket masing-masing menjadi Giant Ekstra dan Giant Ekspres.[3] Giant kemudian tercatat memiliki 173 gerai (120 Giant Express dan 53 Giant Ekstra),[14] meskipun unit bisnis ini dalam perkembangannya mulai tersendat-sendat.[16] Pada tahun 2014, perusahaan ini membuka gerai IKEA pertama di Indonesia, yakni di Alam Sutera. Pada tahun 2016, perusahaan ini mendivestasi Starmart. Pada tahun 2020, perusahaan ini mendirikan PT Rumah Mebel Nusantara untuk menjalankan bisnis IKEA Indonesia mulai tanggal 1 Januari 2021.[4] Pada awal tahun 2021, perusahaan ini mengumumkan bahwa mereka akan menutup semua gerai Giant secara bertahap hingga tanggal 31 Juli 2021. Sejumlah gerai akan diubah menjadi gerai Hero Supermarket, sementara lima gerai berukuran besar akan diubah menjadi gerai IKEA, dan sisanya menjadi Hypermart dan Farmers Market.[17] Perubahan gerai Giant menjadi gerai IKEA sebelumnya pernah dilakukan pada tahun 2019 di gerai yang terletak di Sentul, Bogor, Jawa Barat.[18]

Merek

  • 24 gerai Hero Supermarket
  • 325 gerai apotik Guardian
  • 7 gerai IKEA (di bawah PT Rumah Mebel Nusantara)[19]

Merek sebelumnya

  • Giant Ekstra (dahulu Giant Hypermarket), 2002-2021
  • Giant Ekspres (dahulu Giant Supermarket), 2007-2021
  • Starmart, 1991-2016[20]
  • Mega Super Grosir
  • Mitra Toko Diskon
  • Toys City
  • Shop in Body Care

Slogan

  • Rumah Belanja Keluarga (1987–1992)
  • Memberi lebih dari yang Anda bayarkan (1992–1997)
  • Kejutan Segar Setiap Hari (1997–2000)
  • Think Fresh. Shop Hero (2000–2005)
  • always my hero! (2005–2009)
  • The fresh food people (2009–sekarang)

Referensi