Sukahurip, Cihaurbeuti, Ciamis
Sukahurip | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Barat | ||||
Kabupaten | Ciamis | ||||
Kecamatan | Cihaurbeuti | ||||
Kode Kemendagri | 32.07.06.2002 | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Sukahurip adalah desa di kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Indonesia. Desa Sukahurip terdiri dari beberapa dusun, yaitu Dusun Cidangiang, Dusun Palasari, Dusun Sukahurip, Dusun Sukajadi, Dusun Langkob, Dusun Sukajaya, Dusun Cikujang Beet, dan Dusun Panyingkiran.
Berbatasan dengan Desa Sukamaju, Desa Sukahaji, Desa Sukamulya, dan Desa Gunung Bangka (kecamatan lain).
Di Desa Sukahurip, terdapat Bukit yang bernama Gunung Sawal. Bukit tersebut biasa didaki oleh para pencinta alam. terdapat banyak pemandangan yang sangat bagus di desa sukahurip.
Sejarah
Konon cerita dari orang tua tentang berdirinya Desa Sukahurip diperkirakan sekitar tahun 1883. Ketika itu Indonesia masih dijajah oleh kolonial Belanda. Banyak diantara rakyat Indonesia yang mempunyai pemikiran bagaimana caranya melepaskan diri dari kurungan kolonial Belanda. Maka pada tahun 1880 terjadilah pemberontakan di Batavia (Jakarta sekarang) yang dipimpin alih Bang Item, (dinamakan Bang Item karena orangnya tinggi besar dan berkulit hitam). Karena merasa terdesak oleh Belanda maka mereka melarikan diri dari Batavia dengan berjalan kaki menuju hutan dan akhirnya terdamparlah disuatu tempat yang sekarang dinamakan Dusun Palasari. Mereka menjadi buronan Belanda.
Sekitar pada tahun 1883 ada seorang paninggaran (Pemburu) yang bernama Aki Buyut Mahad asal kelahiran Ciamis, datang untuk berburu “mencek” (rusa, kijang) di Gunung Bongkok dengan bersenjatakan tombak, golok, dan kujang (senjata tradisional Sunda).
Pada suatu hari, berangkatlah rombongan pemburu ke lereng Gunung Bongkok. Setelah lama berada di hutan tidak Nampak ada binatang yang akan diburunya. Hari semakin sore buruan belum juga dapat, maka mereka memutuskan untuk pulang. Sebelum sampai ke kampung tujuan, Aki Buyut Mahad dan rombongan berhenti di bawah pohon yang rindang. Sedang asik-asiknya beristirahat tiba-tiba dikejutkan oleh gerakan di semak-semak yang diduga ada hewan buruan yang sangat diincarnya. Dengan spontan Aki Buyut melemparkan tombaknya kearah semak-semak tersebut. Namun ternyata tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang tinggi besar, kekar, berkulit hitam, orang tersebut nyaris menjadi sasaran tombak. Menurut istilah dalam bahasa Sunda “nyalahan”. Dikira Kijang namun ternyata seorang laki-laki buronan tentara Belanda pelarian dari Batavia, yang mengaku bernama Abang Item. Setelah keduanya berkenalan, Abang Item merasa aman dari kejaran tentara Belanda, maka mereka sepakat untuk menetap dan membuka hutan di sana yang kini dikenal dengan Dusun Palasari.
Mengingat mereka merasa saling membutuhkan, dan dipandang perlu adanya sesepuh yang dituakan sebagai pemimpin mereka. Maka ditunjuklah sebagai Kuwu pertama yaitu Abang Item dan Aki Buyut Mahad sebagai Wakilnya atau yang disebut pada waktu itu “Ngabihi”.
Pranala luar