Lompat ke isi

Voice of Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
RRI Voice of Indonesia
Tulisan "Voice of Indonesia" di kantor pusat RRI di Jakarta, 2007
KotaJakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Wilayah siarSeluruh dunia
MerekRRI Voice of Indonesia, Suara Indonesia (sebelumnya)[1]
Frekuensi
  • 3325 kHz dan 4750 kHz (SW, 17.00–06.00 WIB)
  • 3946/H/6660 (satelit, Telkom-4)[2]
  • Daring (24 jam)
Mulai mengudara23 Agustus 1945; 79 tahun lalu (1945-08-23)
FormatUmum
BahasaIndonesia, Inggris, Arab, Belanda, Jerman, Jepang, Prancis, Spanyol, Tionghoa (Mandarin)
Nama sebelumnyaVoice of Free Indonesia (1945–1950)
Frekuensi sebelumnya9925 kHz, 11785 kHz, 15150 kHz
PemilikLPP RRI
Stasiun kembarRRI Programa 1
RRI Programa 2
RRI Programa 3
RRI Programa 4
Siaran webplayer.voinews.id/streaming.html
Situs webvoinews.id (Bahasa Inggris)
voinews.id/indonesian (Bahasa Indonesia)

RRI Stasiun Siaran Luar Negeri,[3] bersiaran sebagai RRI Voice of Indonesia (bahasa Indonesia: "Suara Indonesia",[catatan 1] juga disebut RRI World Service – Voice of Indonesia) dan disingkat sebagai VOI, adalah siaran radio internasional dari LPP Radio Republik Indonesia (RRI). VOI bersiaran sejak tahun 1945, menjadikannya media internasional asal Indonesia tertua yang masih beroperasi.

VOI menggunakan berbagai bahasa untuk menyebarkan kebudayaan dan pengetahuan Indonesia ke pihak luar atau warga negara Indonesia di luar negeri. Hingga tahun 2023, VOI bersiaran dalam sembilan bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, melalui gelombang pendek pada jam-jam tertentu serta televisi daring selama 24 jam.

Sejarah

Logo ketiga Voice of Indonesia (2007-2023)

Sejarah Voice of Indonesia dapat dirunut bahkan sebelum RRI didirikan. Saat Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, negara tersebut memerlukan alat yang efektif untuk mengumumkannya ke seluruh elemen bangsa dan seluruh dunia. Pada jam 19.00 di hari yang sama, Joesoef Ronodipoero – tokoh yang nantinya mendirikan RRI – membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia melalui Hōsō Kyōku (放送局, "Jawatan Radio"), radio milik pemerintah pendudukan Jepang, melalui pemancar gelombang pendek di Bandung.[4] Ia dibantu oleh Abdulrahman Saleh, yang juga memiliki minat pada siaran radio. Keduanya meluncurkan Voice of Free Indonesia (bahasa Indonesia: "Suara Indonesia Merdeka"), radio yang ditujukan bagi pendengar luar negeri. Presiden Soekarno memberikan pidato di radio ini pada tanggal 25 Agustus, dan Wakil Presiden Mohammad Hatta melakukan hal yang sama pada tanggal 29 Agustus. Untuk melakukan siaran, mereka yang terlibat dalam siaran radio kemudian mengambil alih stasiun radio di Yogyakarta, yang didirikan pada masa kolonial Belanda dan sempat diambil alih Jepang. Siaran Voice of Free Indonesia dari Yogyakarta dilakukan pertama kali pada tanggal 17 Juni 1946.[5]

Selama perang kemerdekaan Indonesia, K'tut Tantri, seorang perempuan asal Amerika Serikat berdarah Skotlandia yang simpatik terhadap pejuang kemerdekaan Indonesia, mengisi siaran berbahasa Inggris di Voice of Free Indonesia. Siarannya menyasar para pendengar di negara-negara Barat, dan ia mendapat julukan "Surabaya Sue" oleh karena dukungannya terhadap nasionalis Indonesia. Selama masa-masa awal kemerdekaan Indonesia, siaran radio berperan penting mengirimkan pesan-pesan kemerdekaan Indonesia pada audiens luar negeri, yang kemudian membantu negara-negara lain mengakui kedaulatan Indonesia. Nama "Voice of Free Indonesia" juga digunakan sebagai nama majalah pro-Indonesia yang diterbitkan orang-orang Indonesia di luar negeri untuk pembaca di negara-negara Barat.[6]

Pada tahun 1950, Voice of Free Indonesia berganti nama menjadi Voice of Indonesia (VOI),[7] dengan menghapus kata "Free" di dalamnya. Pada tahun 1955, VOI menyiarkan Konferensi Asia–Afrika yang diadakan di Bandung.[4]

Di tahun 2019, VOI mengalami perubahan bentuk dan format siaran. Salah satunya adalah program "siaran perbatasan" yang dimulai pukul 06.00 hingga 10.00 WIB dan dipancarluaskan di lima stasiun RRI terluar Indonesia; yaitu RRI Nunukan (Kalimantan Utara), RRI Entikong (Kalimantan Barat), RRI Tanjungpinang, RRI Batam (keduanya di Kepulauan Riau), dan RRI Stasiun Produksi Bengkalis (Riau).[4]

Ketersediaan

Gelombang pendek

Pemancar RRI Voice of Indonesia dengan kekuatan pancar 250 kW dari GEC Marconi

Per tahun 2023, siaran VOI melalui gelombang pendek disiarkan melalui frekuensi:

Siaran gelombang pendek disiarkan mulai jam 17.00–06.00 WIB (10.00–23.00 UTC).[butuh rujukan]

Sebelumnya

  • 9525 kHz (idle) Power = 250 Kw (Pemancar Cimanggis)
  • 11785 kHz (idle) Power = 250 Kw (Pemancar Cimanggis)
  • 15150 kHz (idle) Power = 250 Kw (Pemancar Cimanggis)

Satelit

Menurut data Lyngsat, siaran audio VOI dapat diakses melalui siaran satelit Telkom-4 dengan frekuensi 3946 H yang menjangkau Asia Tenggara. Frekuensi ini sama dengan frekuensi satelit stasiun-stasiun RRI daerah di Indonesia, terutama RRI Programa 1.[2][8]

Daring

Selain gelombang pendek, VOI juga bersiaran secara daring melalui situs webnya dan aplikasi RRI Digital selama 24 jam.

Di luar program-program gelombang pendek yang disiarkan juga melalui internet secara bersamaan, VOI bersiaran sebagai saluran televisi daring berkonsep radio visual, dengan memadukan siaran radio dan gambar visual. Sebagian siarannya dipancarluaskan oleh stasiun-stasiun RRI Programa 1 (Nunukan, Entikong, Tanjungpinang, Batam dan Bengkalis) dan radio visual RRI NET.[butuh rujukan] Dengan relai ini, sebagian siaran VOI juga dapat dinikmati melalui radio FM dan layanan televisi berlangganan IndiHome (di mana RRI NET tersedia).

Acara-acara yang disiarkan secara daring dalam bentuk radio visual antara lain:[9]

  • Indonesia Hari Ini (Bahasa Indonesia)
  • Indonesia Today (Bahasa Inggris)
  • VOI Biztalk (Bahasa Indonesia, dialog bisnis)

VOI juga mengelola portal berita di situs web resminya, voinews.id, dalam sembilan bahasa sesuai dengan bahasa yang disiarkannya.

Bahasa

Hingga tahun 2023, VOI beroperasi dalam sembilan bahasa, yaitu: Arab, Belanda, Indonesia, Inggris, Jepang, Jerman, Prancis, Spanyol, dan Tionghoa (Mandarin). Sebelumnya, VOI pernah bersiaran dalam bahasa Hindi, Korea, Thailand, dan Urdu.[10][11]

Berikut ini jadwal siaran VOI dalam gelombang pendek menurut bahasa:[butuh rujukan]

  1. Inggris, WIB = 17:00-18.00, UTC = 10:00-11:00
  2. Mandarin, WIB = 18:00-19:00, UTC = 11:00-12:00
  3. Jepang, WIB = 19:00-20:00, UTC = 12:00-13:00
  4. Inggris, WIB = 20:00-21:00, UTC = 13:00-14:00
  5. Indonesia, WIB = 21:00-22:00,UTC = 14:00-15:00
  6. Mandarin, WIB = 22:00-23:00, UTC = 15:00-16:00
  7. Arab, WIB = 23:00-00:00, UTC = 16:00-17:00
  8. Spanyol, WIB = 00:00-01:00, UTC = 17:00-18:00
  9. Jerman, WIB = 01:00-02:00, UTC = 18:00-19:00
  10. Inggris, WIB = 02:00-03:00, UTC = 19:00-20:00
  11. Prancis, WIB = 03:00-04:00, UTC = 20:00-21:00

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ "Suara Indonesia" juga pernah digunakan sebagai nama siarannya dalam Bahasa Indonesia. Lihat ARCHIVE Sounds (2022) pada referensi di bawah.

Referensi

  1. ^ ARCHIVE Sounds (YouTube) (3 Januari 2008, video diunggah 5 Januari 2022). "RRI Voice of Indonesia - Tadi Pagi, Jakarta - Startup/Sign-On (03.01 2008)". YouTube. Diakses tanggal 5 Oktober 2023. 
  2. ^ a b "Voice of Indonesia". LyngSat. Diakses tanggal 19 September 2023. 
  3. ^ "RKKAL STASIUN SIARAN LUAR NEGERI VOICE OF INDONESIA 2022". PPID LPP Radio Republik Indonesia. 2022. Diakses tanggal 2 Agustus 2023. 
  4. ^ a b c "Voice of Indonesia - Sejarah Singkat". PPID LPP Radio Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 September 2023. 
  5. ^ VoI Official (9 Agustus 2015). "The Voice of Free Indonesia Story". YouTube. Diakses tanggal 9 September 2023. 
  6. ^ Tantri, K'tut (1960). Revolt in Paradise. New York: Harper & Brothers. hlm. 182–83, 222–23. 
  7. ^ Voice of Indonesia - Background
  8. ^ "Telkom 4 at 108.0°E: 3946 H". LyngSat. Diakses tanggal 19 September 2023. 
  9. ^ "RRI PlayGo - V.O.I Voice of Indonesia". RRI Digital. Diakses tanggal 19 September 2023. 
  10. ^ The Voice of Indonesia (edisi ke-1-3). Broadcasting Service of the Ministry of Information of the Republic of Indonesia (Layanan Penyiaran Departemen Penerangan RI). 1960. Diakses tanggal 10 September 2023. 
  11. ^ Afgiansyah (2007) Repositioning VOI. The Hague: The Hague University

Pranala luar