Lompat ke isi

Tes psikologi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 7 Oktober 2023 11.22 oleh Ning Gusti (bicara | kontrib) (Menabahkan pranala dalam)

Tes psikologi atau psikotes adalah proses pengukuran atau pelaksanaan tes psikologi, yang diberikan oleh seorang evaluator yang telah terlatih.[1] Respon individu dinilai sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan secara teliti, dan skor yang dihasilkan dianggap mencerminkan perbedaan antara individu atau kelompok dalam konstruk yang diukur oleh tes tersebut.[1] Ilmu yang mendukung pengembangan dan penggunaan tes psikologi dikenal sebagai psikometri, yang mencakup aspek psikologi kuantitatif dan statistik.[1] [2]

Tes psikologi

Menurut Anastasi dan Urbina, psikotes melibatkan pengamatan yang dilakukan pada "sampel atau subjek yang dipilih secara selektif, dari perilaku individu."[1] Psikotes seringkali dirancang untuk mengukur konstruk yang tidak dapat diamati secara langsung, yang juga dikenal sebagai variabel laten. Tes psikologi dapat mencakup beragam tugas, permasalahan yang memerlukan solusi, serta atribut-atribut (seperti perilaku dan gejala) yang ada atau tidak ada, yang dievaluasi oleh responden dalam berbagai tingkatan. Tes psikologis dapat berupa kuesioner yang diisi atau wawancara yang dilakukan dengan responden. Skala berbasis kuesioner dan wawancara biasanya berbeda dengan tes psikoedukasi, yang bertujuan untuk mengukur tingkat pencapaian maksimal yang dapat dicapai oleh responden. Sebaliknya, skala berbasis kuesioner dan wawancara mengukur perilaku khas responden.[3] Tes yang mengukur gejala dan sikap sering kali disebut sebagai skala. Tes atau skala psikologis yang berguna haruslah valid, yaitu menunjukkan bukti bahwa tes atau skala tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur,[1] [4] dan reliabel, yaitu menunjukkan bukti konsistensi di seluruh elemen pengukuran dan penilai dari waktu ke waktu.

Hal ini penting agar orang-orang yang setara dalam konstruk yang diukur (contohnya, kemampuan matematika, dan tingkat depresi) memiliki probabilitas yang kurang lebih sama dalam menjawab suatu tes secara akurat atau mengidentifikasi adanya suatu gejala.[5] Contoh pertanyaan dalam ujian matematika yang mungkin digunakan di Inggris, namun tidak di Amerika Serikat, adalah sebagai berikut: "Dalam suatu pertandingan sepak bola, dua pemain diberi kartu merah; berapa jumlah pemain yang tersisa di lapangan?" Pertanyaan ini mengharuskan pengetahuan tentang sepak bola untuk menjawabnya dengan benar, bukan hanya keterampilan matematika. Dengan demikian, keanggotaan dalam kelompok tertentu dapat memengaruhi probabilitas menjawab pertanyaan dengan tepat, sebagaimana dijelaskan dalam konsep fungsi butir soal diferensial. Seringkali, tes dirancang untuk populasi tertentu, dan karakteristik populasi tersebut harus dipertimbangkan saat mengadminisrasi tes di luar populasi tersebut. Sebuah tes harus tetap konsisten di antara subkelompok yang relevan, seperti kelompok demografis, dalam populasi yang lebih besar.[6] Contohnya, dalam pengembangan sebuah tes yang akan digunakan di Inggris, tes dan pertanyaannya harus memiliki makna yang serupa untuk laki-laki dan perempuan Inggris. Namun, perlu dicatat bahwa invariansi semacam itu tidak selalu berlaku untuk kelompok yang sama di populasi lain, seperti laki-laki dan perempuan di Amerika Serikat, atau bahkan antara populasi Inggris dan Amerika Serikat. Dalam proses perancangan tes, sangat krusial untuk menjamin invariansi, setidaknya untuk subkelompok populasi yang relevan.[6]

Penilaian psikologis, mirip dengan psikotes, yaitu suatu proses evaluasi yang lebih komprehensif terhadap individu. Proses ini mencakup penggabungan informasi dari berbagai sumber, seperti inventarisasi kepribadian, tes kemampuan, skala gejala, inventarisasi minat, skala sikap, serta data yang diperoleh dari wawancara pribadi. Tambahan informasi dapat diperoleh dari catatan pekerjaan atau riwayat kesehatan, serta melalui kolaborasi dengan orang tua, pasangan, guru, teman, terapis, atau dokter sebelumnya. Salah satu atau lebih tes psikologis digunakan sebagai sumber informasi dalam proses evaluasi ini. Banyak psikolog melaksanakan evaluasi psikologis saat memberikan layanan. Contoh penerapan asesmen meliputi memberikan diagnosis, mengidentifikasi gangguan pada anak sekolah, dan menentukan apakah seorang memiliki kapasitas mental yang memadai.[7][8] Dan menyeleksi pelamar kerja.[9]

Sejarah

Tes psikis berskala besar pertama mungkin berasal dari sistem ujian kenegaraan di Tiongkok. Tes tersebut, merupakan bentuk awal dari tes psikologis, yang mana tes ini digunakan untuk menilai kandidat berdasarkan kecakapan mereka dalam berbagai topik seperti hukum perdata dan kebijakan fiskal.[10] Tes kecerdasan di masa-masa awal pada umumnya hanya dibuat untuk hiburan daripada analisis psikologi.[11]

Jenis

Referensi

  1. ^ a b c d e Anastasi, Anne; Urbina, Susana (1997). Psychological testing (edisi ke-7. ed). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. ISBN 978-0-02-303085-7. 
  2. ^ Nunnally, J.C.; Bernstein, I.H. (1994). Psychometric theory. New York: McGraw-Hill. 
  3. ^ Mellenbergh,, G.J. ((2008)). Ditulis di The Netherlands:. "Advising on Research Methods:". A consultant's companion. Huizen,: Johannes van Kessel Publishing.: (pp. 183–209).  Parameter |chapter= akan diabaikan (bantuan)
  4. ^ American Educational Research Association, American Psychological Association, & National Council on Measurement in Education. (1999). "Standards for educational and psychological testing". Washington, DC: American Educational Research Association. 
  5. ^ Mellenbergh, Gideon J. (1989-01). "Item bias and item response theory". International Journal of Educational Research (dalam bahasa Inggris). 13 (2): 127–143. doi:10.1016/0883-0355(89)90002-5. 
  6. ^ a b Putnick, Diane L.; Bornstein, Marc H. (2016-09-01). "Measurement invariance conventions and reporting: The state of the art and future directions for psychological research". Developmental Review. 41: 71–90. doi:10.1016/j.dr.2016.06.004. ISSN 0273-2297. PMC 5145197alt=Dapat diakses gratis. PMID 27942093. 
  7. ^ Neal, Tess M.S.; Mathers, Elizabeth; Frizzell, Jason R. (2022). Psychological Assessments in Forensic Settings (dalam bahasa Inggris). Elsevier. hlm. 243–257. doi:10.1016/b978-0-12-818697-8.00150-3. ISBN 978-0-12-822232-4. 
  8. ^ Neal, Tess M.S.; Sellbom, Martin; de Ruiter, Corine (2022-03-04). "Personality Assessment in Legal Contexts: Introduction to the Special Issue". Journal of Personality Assessment (dalam bahasa Inggris). 104 (2): 127–136. doi:10.1080/00223891.2022.2033248. ISSN 0022-3891. 
  9. ^ "Standards for Education and Training in Psychological Assessment: Position of the Society for Personality Assessment". Journal of Personality Assessment (dalam bahasa Inggris). 87 (3): 355–357. 2006-10. doi:10.1207/s15327752jpa8703_17. ISSN 0022-3891. 
  10. ^ Finch, W. Holmes; French, Brian F. (2018-10-12). Educational and Psychological Measurement (dalam bahasa Inggris). Routledge. hlm. 2. ISBN 978-1-317-30859-1. 
  11. ^ Reed, Bev Lloyd & Mel (2018-11-17). Psychological testing (dalam bahasa Inggris). Scientific e-Resources. hlm. ix. ISBN 978-1-83947-415-6. 

Pranala luar