Lompat ke isi

Ibrahim Sinik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ibrahim Sinik

Dr. (HC) Drs. H. Ibrahim Sinik (7 Agustus 1937 – 16 Maret 2015)[1] adalah seorang pengusaha pers asal Medan, Sumatera Utara. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di kota tersebut sejak 2017.[2]

Riwayat

Lahir dan membesar di Medan, Ibrahim merupakan anak pasangan H. Fakih Sinik dan Hj. Bungo, perantau asal Padang Pariaman, Sumatera Barat. Ia menghabiskan masa kecilnya di kampung Aur, Medan Maimun.

Ibrahim menamatkan pendidikan dasarnya, dari SD sehingga SMA, di Perguruan Taman Siswa Medan. Sementara gelar sarjana didapatnya dari Perguruan Tinggi Islam Indonesia.[3]

Karier

Debut Ibrahim dalam dunia pers bermula 1955, saat ia bergabung dengan mingguan Pos di Medan. Selanjutnya, berturut-turut ia bekerja untuk koran Suara Andalas (1956–57) dan Tjerdas (1957–65) yang sejak 21 April 1961 berganti nama jadi Tjerdas Baru.[4]

Setelah dari Tjerdas Baru, Ibrahim meneken kontrak dengan Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) Sumatera Utara untuk menerbitkan Tjahaja sebagai corong propaganda organisasi tersebut. Edisi pertama koran ini terbit pada 1 Mei 1965.[5]

Pada 7 Mei 1966, lewat yayasan bernama Yayasan Berdikari, Ibrahim resmi menerbitkan koran sendiri dengan tajuk Sinar Revolusi. Selain harian tersebut, pada masa yang sama Ibrahim juga menerbitkan surat kabar mingguan, Varia Minggu. Masa inilah bisa disebut sebagai cikal bakal kariernya sebagai pengusaha pers.

Sinar Revolusi sejak 1968 bersalin nama jadi Sinar Pembangunan dan pada 1985 sekali lagi diubah nama menjadi Medan Pos yang masih terbit hingga kini. Sementara Varia Minggu diubah nama jadi Aneka Minggu dan sejak 1981 berganti jadi majalah Melankolik.[6]

Sepanjang kariernya, Ibrahim juga menerbitkan sejumlah majalah lain, antaranya Misteri, Detektip Spionase, Dunia Mistis, hingga Supranatural.

Dalam budaya populer

Ibrahim Sinik muncul dalam film Jagal besutan Joshua Oppenheimer, menceritakan perannya baik dalam menyebarkan propaganda antikomunis lewat koran maupun dalam proses interogasi dan pembantaian orang-orang yang dituduh komunis pasca peristiwa G30S.[7]

Referensi

  1. ^ "Tokoh Pers Nasional DR Drs H Ibrahim Sinik Wafat". Pemprov Sumut. 
  2. ^ "Tokoh Pers Ibrahim Sinik Jadi Nama Jalan Di Kota Medan". Pemprov Sumut. 
  3. ^ Ulfa, Tania Tamara (2020). Pengelolaan Surat Kabar Harian Medan Pos Dalam Mencari Minat Pembaca Berita (Laporan). Universitas Medan Area. hlm. 14–15. 
  4. ^ Pulungan, Baringin. "Hari ini Medan Pos 56 Tahun, Mohon Doa dan Restu Masyarakat". Medan Pos. 
  5. ^ H, Muhammad T. W. (1996). Perlawanan pers Sumatera Utara terhadap gerakan PKI. Yayasan Pelestarian Fakta Perjuangan Kemerdekaan RI. 
  6. ^ Pers Indonesia. Ditjen PPG Departamen Penerangan. 1981. 
  7. ^ Moore, Alexandra Schultheis (2015). Vulnerability and Security in Human Rights Literature and Visual Culture (dalam bahasa Inggris). New York: Routledge. ISBN 978-1-317-50731-4.