Karawang (kota)
Karawang | |
---|---|
(searah jarum Jam) Lapangan Karawang Pawitan, Stasiun Karawang, Kawasan Galuh mas, Pintu Masuk arah Tol Karawang | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Kabupaten | Karawang |
Kecamatan | Karawang Barat Karawang Timur Telukjambe Timur Telukjambe Barat Klari Purwasari Cikampek Kotabaru |
Peresmian ibu kota | 14 September 1633 |
Dasar hukum | Peraturan Daerah Kabupaten Karawang nomor 2 tahun 2005 |
Luas | |
• Total | 343 km2 (132 sq mi) |
Populasi (2022) | |
• Total | 1,041,268 |
• Kepadatan | 3,000/km2 (7,900/sq mi) |
Zona waktu | UTC+7 |
Kode area telepon | +62 0267 |
Kota Karawang (aksara Sunda: ᮊᮛᮝᮀ) adalah Pusat Pemerintahan / Ibukota dari Kabupaten Karawang yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. wilayahnya terdiri dari Kecamatan Karawang Barat dan Kecamatan Karawang Timur, hasil Pemekaran dari Kecamatan Karawang. Saat ini, Cakupan Area Kota Karawang telah meluas pada Kecamatan Sekitarnya seperti Telukjambe Barat dan Telukjambe Timur . Rencananya Kota ini akan dimekarkan dari Kabupaten Karawang dengan Wilayah Meliputi : Karawang Barat, Karawang Timur, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Klari, Purwasari, Cikampek, dan Kotabaru . Calon Wilayah Kota Karawang akan memanjang sepanjang Jalur Tol Jakarta - Cikampek dari mulai Karawang Barat hingga Cikampek. Terdapat usulan Pemekaran secara mandiri untuk Wilayah Cikampek, namun melihat Potensi yang ada, akan lebih baik Wilayah Cikampek bergabung bersama Kota Karawang .
Kota Karawang akan memiliki Luas Wilayah sebesar 351,24 km2 dan Penduduk sebanyak 1.050.384 sehingga Kota Karawang akan menjadi salah satu Kota Metropolitan Baru di Indonesia dan Menjadi Kota Terbesar di Wilayah Metropolitan PURWASUKA ( Purwakarta, Subang dan Karawang) .
Sejarah
Penyebaran Islam
Agama Islam mulai dianut masyarakat setempat pada masa Kerajaan Sunda, setelah seorang patron bernama Syekh Hasanudin bin Yusuf Idofi, konon dari Makkah, yang terkenal dengan sebutan "Syekh Quro", Syekh Quro merupakan seorang utusan Raja Campa yang mengikuti pelayaran persahabatan ke Majapahit dari Dinasti Ming yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho (Kapal Laksamana Cheng Ho tercatat mendarat di Pelabuhan Muara Jati, Kerajaan Singapura (cikal bakal Kesultanan Cirebon pada tahun 1415[1].), ketika kapal sudah berada di Pura, Karawang, Syekh Quro beserta pengikutnya turun dan tinggal untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Pura dan kemudian menikah dengan Putri Ki Gede Karawang yang bernama Ratna sondari[2] dan meluaskan pengajarannya hingga ke wilayah Pura Dalem (Pedalaman Pura) kemudian mendirikan pesantren di Desa Pulo Kelapa (sekarang masuk kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Karawang)
Dari pernikahannya dengan Ratna Sondari, Syekh Quro memiliki seorang anak yang diberi nama Ahmad, Ahmad inilah yang kemudian dikenal dengan nama Syekh Ahmad (Penghulu Pertama di Karawang), Syekh Ahmad pernah diperintahkan oleh ayahnya untuk membantu Syekh Nur Jati atau Syekh Datuk Kahfi di Pesambangan (sekarang masuk wilayah kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon).
Hubungan penyebaran Islam di Karawang dengan Kesultanan Cirebon
Puteri Ki Gede Karawang yaitu Ratna sondari memberikan sumbangan hartanya untuk mendirikan sebuah masjid di Gunung Sembung (letaknya berdekatan dengan Gunung Jati) atau dikenal dengan sebutan (Nur Giri Cipta Rengga) yang bernama Masjid Dog Jumeneng atau Masjid Sang Saka Ratu, yang sampai sekarang masih digunakan dan terawat baik.[3]
Syekh Ahmad (Anak Syekh Quro dengan Ratna sondari) kemudian berkeluarga dan memiliki seorang putera bernama Musanudin, Musanudin inilah yang kemudian menjadi Lebai di Kesultanan Cirebon dan memimpim Masjid Agung Sang Cipta Rasa pada masa kepemimpinan Sunan Gunung Jati. Pengangkatan juru kunci di situs makam Syekh Quro dikuatkan oleh pihak Keraton Kanoman, Cirebon. Syekh Quro memberikan ajaran yang kemudian dilanjutkan oleh murid-murid Wali Sanga. Makam Syeikh Quro terletak di Pulobata, Kecamatan Lemahabang.
Ekonomi
Kota Karawang merupakan lokasi dari beberapa kawasan industri, antara lain Karawang International Industry City KIIC, Kawasan Surya Cipta, Kawasan Bukit Indah City atau BIC di jalur Cikampek (Karawang). Salah satu industri strategis milik negara juga memiliki fasilitasnya di deretan kawasan industri tersebut, yaitu Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (http://www.peruri.co.id/) yang mencetak uang kertas, uang logam, maupun dokumen-dokumen berharga seperti paspor, pita cukai, meterai dan lain sebagainya. Di bidang pertanian, Karawang terkenal sebagai lumbung padi Jawa Barat.[4]
Transportasi
- Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Halim–Tegalluar (di Stasiun Karawang)
- Lintas barat Jawa
- Cikuray: Pasar Senen–Garut (di Karawang)
- Lintas selatan Jawa
- Serayu: Pasar Senen–Kiaracondong–Purwokerto (di Karawang)
- Lintas tengah Jawa
- Kutojaya Utara: Jakarta Kota–Kutoarjo (di Karawang)
- Fajar Utama Yogya: Pasar Senen–Yogyakarta (di Cikampek)
- Singasari: Pasar Senen–Blitar (di Karawang)
- Lintas utara Jawa
- Argo Cheribon: Gambir–Cirebon (di Cikampek)
- Ciremai: Bandung–Semarang Tawang (di Cikampek)
- Dharmawangsa: Pasar Senen–Surabaya Pasarturi (di Karawang)
- Airlangga: Pasar Senen–Surabaya Pasarturi (di Cikampek)
- Harina: Bandung–Surabaya Pasarturi (di Cikampek)
- Jayabaya: Pasar Senen–Surabaya Pasarturi–Malang (di Karawang)
- Majapahit: Pasar Senen–Semarang Tawang–Malang (di Karawang)
- LW Commuter Line Walahar dan Jatiluhur
- Angkutan kota wilayah Kabupaten Karawang dan beberapa rute menghubungkan wilayah Kabupaten Bekasi menuju Terminal Cikarang.
Stasiun kereta api
Kabupaten Karawang memiliki dua stasiun kereta api utama dan satu stasiun kereta cepat, diantaranya Stasiun Karawang di Kecamatan Karawang Barat dan Stasiun Cikampek di Kecamatan Cikampek yang melayani kereta api antarkota maupun lokal menghubungkan Kabupaten Karawang dengan berbagai tujuan di Pulau Jawa, sedangkan Stasiun HSR Karawang di Kecamatan Telukjambe Barat yang melayani Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Pemerintahan
Kota Karawang nantinya terdiri atas 8 kecamatan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Karawang Timur, tepatnya di kelurahan Karawang Wetan.
Daftar Bupati
No | Potret | Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Prd. | Wakil Bupati | Ket. | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Raden Djuarsa | |||||||||
Raden Ateng Surya Satjakusumah | |||||||||
Raden Hasan Surya Satjakusumah | |||||||||
Raden H. Rubaya Suryanatamihardja | |||||||||
Moh. Tohir Mangkudijoyo | |||||||||
Letkol Inf. Husni Hamid |
|||||||||
Letkol Inf. Setia Syamsi |
|||||||||
Kol. Inf. Tata Suwanta Hadisaputra |
|||||||||
Kol. Cpl. H. Opon Supandji |
|||||||||
Kol. Czi. H. Sumarno Suradi |
|||||||||
Kol. Inf. Drs. H. Dadang S. Muchtar |
|||||||||
R. H. Daud Priatna S.H. |
|||||||||
Letkol. Inf. Achmad Dadang |
Drs. H. D. Shalahudin Muftie M.Si. |
[5][6][7] | |||||||
Drs. H. D. Shalahudin Muftie M.Si. |
|||||||||
Drs. H. Dadang S. Muchtar |
Hj. Eli Amalia Priyatna |
||||||||
Ir. H. Iman Sumantri |
|||||||||
Drs. H. Ade Swara M.H. |
dr. Cellica Nurrachadiana |
||||||||
dr. Cellica Nurrachadiana |
|||||||||
Ir. Deddi Mulyadi (Penjabat) |
[Ket. 1] | ||||||||
dr. Cellica Nurrachadiana |
H. Ahmad Zamakhsyari, S.Ag. | ||||||||
Drs. H. Acep Jamhuri (Pelaksana Harian) |
[Ket. 2] | ||||||||
dr. Cellica Nurrachadiana |
H. Aep Syaepuloh S.E. |
[Ket. 3] | |||||||
H. Aep Syaepuloh S.E. |
[Ket. 4] | ||||||||
Drs. H. Teppy Wawan Dharmawan S.H., M.K.M. (Penjabat Sementara) |
[Ket. 5] |
- Catatan
- ^ Penjabat bupati
- ^ Pelaksana Harian bupati
- ^ Mengundurkan diri sebagai bupati karena menjadi calon anggota legilatif
- ^ Menjabat Plt. karena bupati mengundurkan diri lalu dilantik menjadi Bupati definitif sisa masa jabatan sejak 4 Desember 2023
- ^ Menjadi Penjabat sementara (Pjs.) karena Bupati cuti untuk kampanye Pilbup hingga 23 November 2024[8]
Referensi
- ^ Yuanzhi Kong, Hembing Wijayakusuma. 2011. Muslim Tionghoa Cheng Ho: misteri perjalanan muhibah di Nusantara.: Yayasan Obor Indonesia.
- ^ [1] Diarsipkan 2014-11-09 di Wayback Machine.|Kerajaan Pura
- ^ [2] Diarsipkan 2016-02-02 di Wayback Machine.|Sumur Jalatunda - IAIN Syekh Nurjati
- ^ "Para Naga Penguasa Jakarta Beradu Perkasa di Karawang". Kompas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-09-18. Diakses tanggal 26 November 2017.
- ^ Sutisna, Nanang (18 Juni 2001). "Akibat Kenaikan Bahan Bakar Minyak: Hingga Minggu Petang, Purwakarta Masih Lumpuh". Tempo Interaktif. Purwakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-12. Diakses tanggal 4 Maret 2016.
- ^ "Bunyamin Dudih Jabat Ketua Umum Yayasan Pendidikan Bale Bandung". Pikiran-Rakyat.com. Soreang. 4 Juli 2011. Diakses tanggal 4 Maret 2016.[pranala nonaktif permanen]
- ^ YAN (18 Februari 2003). "Tugas Bupati Bunyamin Dudih Diperpanjang, Pelantikan Pejabat Baru Ditunda". Pelita. Diakses tanggal 4 Maret 2016.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Anindyadevi Aurellia (24 September 2024). "5 Pjs Bupati di Jawa Barat Resmi Dilantik, Ini Daftarnya". Detik.com. Diakses tanggal 26 September 2024.