Lompat ke isi

Detonator

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Detonator, sering disebut sebuah blasting cap atau tutup peledakan, adalah perangkat yang digunakan untuk memicu bahan peledak. Detonator dapat dimulai secara kimiawi, mekanis, atau elektrik, dua yang terakhir adalah yang paling umum. Detonator digunakan oleh militer, sipil, komersial, dan pertambangan.

Penggunaan bahan peledak secara komersial menggunakan detonator elektrik yang telah disambung pada detonator biasa. Banyak bahan peledak primer detonator adalah bahan yang disebut senyawa ASA. Senyawa ini dibentuk dari timbal azida, styphnate timbal dan aluminium dan ditekan ke tempatnya di atas muatan dasar, biasanya TNT atau tetryl di detonator militer dan PETN di detonator komersial.[1][2][3][4][5]

Bahan lain seperti DDNP (diazo dinitro phenol) juga digunakan sebagai muatan utama untuk mengurangi jumlah timbal yang diemisikan ke atmosfer melalui operasi penambangan dan penggalian. Detonator lama menggunakan merkuri fulminat sebagai primer, sering dicampur dengan kalium klorat untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik.

Sebuah cap tutup peledakan adalah perangkat peledak utama kecil sensitif yang umumnya digunakan untuk meledakkan peledak sekunder yang lebih besar, lebih kuat dan kurang sensitif seperti TNT, dinamit, atau bahan peledak plastik.[6][7][8]

Cap tutup peledakan tersedia dalam berbagai jenis, termasuk tutup non-elektrik, tutup elektrik, dan tutup sekring. Mereka digunakan dalam penambangan komersial, penggalian, dan pembongkaran. Jenis listrik dipicu oleh semburan arus pendek yang dikirim oleh mesin peledakan melalui kabel panjang ke tutup untuk memastikan keamanan. Tutup sumbu tradisional memiliki sekring yang dinyalakan oleh sumber api, seperti korek api kayu atau korek api lighter.[9][10][11][12]

Jenis-jenis detonator :

  1. Detonator biasa (plain detonator)
  2. Detonator listrik (electric detonator)
  3. Detonator nonel (nonel detonator)
  4. Detonator elektronik (electronic detonator)

Bahan dan alat peledakan

Peralatan Peledakan

Peralatan Peledakan Adalah semua bahan atau alat-alat yang dapat digunakan lebih dari satu kali pemakaian dalam operasional peledakan, antara lain :

  1. Mesin Bor dan Kompresor. Sumber energi penghasil gaya adalah udara bertekanan tinggi (Pneumatic) yang dihasilkan dari kompresor dan sekaligus sebagai tenaga penggerak unit alat bor untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Konsumsi udara yang diperlukan tergantung pada ukuran mesin bor, makin besar ukuran mesin akan diperlukan konsumsi udara yang besar pula.
  2. Batang Bor dan Mata Bor. Batang bor Extension Drill Steels menghubungkan DHT Hummer atau Shank Adaptor dengan Extension Rods. Selain itu batang bor jenis Extension Drill Steels dapat dipakai untuk mendapatkan kedalaman pemboran yang diinginkan. Panjang batang bor di PT. Trimegah Perkasa Utama adalah tiga meter.
  3. Mobil Mixer/Manufacturing Unit (MMU). Mobil Mixer/Manufacturing Unit adalah alat yang digunakan untuk pengisian lubang ledak secara mekanis. MMU umumnya terdiri dari tiga kompartemen yang bermuatan butiran Ammonium Nitrate (AN), bahan bakar (solar), dan emulsi.
  4. Alat Pengaman Peledakan. Peralatan pengamanan yang biasa digunakan dalam operasi peledakan diantaranya adalah radio komunikasi Portable atau Handy-Talk (HT) untuk pengawasan keamanan lokasi sekitar peledakan, sirine, serta bendera merah sebagai tanda area yang akan diledakkan.

Perlengkapan peledakan

Perlengkapan peledakan adalah semua bahan atau alat-alat yang hanya dapat digunakan untuk satu kali peledakan, antara lain :

  1. Detonator Biasa (Plain Detonator). Merupakan Detonator yang menjadi pemicu awal proses peledakan. Ukuran tabung Detonator biasa adalah diameter 6,40 mm dan panjang 42 mm dengan kandungan isian dasar adalah PETN atau TNT (Tri Nitro Toluene). Detonator ini selalu digunakan dengan dikombinasikan dengan sumbu api atau Safety Fuse.
  2. Bahan Peledak. Bahan peledak yang digunakan untuk pengisian lubang tembak adalah jenis emulsi/Dabex dengan perbandingan 70% Matrix dan 30% Ammonium Nitrate Fuel Oil (ANFO). Sedangkan primer menggunakan Booster 400 gram, satu kilogram Dynamite Daya Gel atau dengan menggunakan keduanya.
  3. Detonator Nonel (In-Hole Delay). Detonator Nonel telah dirancang untuk mengatasi kelemahan yang ada pada Detonator listrik dan cocok untuk daerah dengan intensitas petir tinggi. Detonator Nonel diterima oleh konsumen lengkap dengan sumbu signalnya yang dimana merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, Detonator ini memiliki panjang 18 meter dan waktu Delay 500 ms.
  4. Sumbu Api (Safety Fuse). Sumbu api adalah alat berupa sumbu yang fungsinya merambatkan api dengan kecepatan tetap . Perambatan api tersebut dapat menyalakan ramuan pembakar (Ignition Mixture) di dalam Detonator biasa, sehingga dapat meledakkan isian primer dan isian dasarnya.
  5. Sumbu Ledak (Detonating Cord). Sumbu ledak adalah sumbu yang pada bagian intinya terdapat bahan peledak PETN, dengan kecepatan detonasi 21.000 ft per detik. Memiliki ketahanan terhadap air yang baik, ringan dan Fleksible, serta memiliki kuat tarik yang baik. Sumbu ledak lebih dikenal dengan sebutan Cordtex.
  6. Booster (Pentolite Cast Booster). Merupakan bahan peledak dengan daya ledak paling tinggi di antara semua jenis handak yang dipakai di dunia pertambangan saat ini. Merupakan pencampuran proses pelelehan dari TNT (Tri Nitro Toluena) dengan PETN (Penta Erytrithol Tetra Nitrate).
  7. Dynamite Dayagel Dahana Magnum. Merupakan bahan peledak istimewa yang memiliki kekuatan tinggi dan beremulsi sensitif yang kuat, namun demikian memiliki sensitivitas yang rendah terhadap impak mekanik. Dayagel Magnum merupakan bahan peledak kuat yang tahan terhadap air. Dayagel Magnum dikemas dalam Cartridge dari bahan Nylon Film yang apabila diperlukan dapat dipotong.
  8. Relay Connector (Surface Delay). Relay Connector merupakan perlengkapan peledakan yang digunakan untuk waktu tunda di atas permukaan, baik antar baris maupun antar lubang bor. Waktu tunda tersebut memiliki tujuan untuk meminimalisir terjadinya getaran tanah (Ground Vibration), mengurangi suara dari ledakan (Noise), serta untuk mengarahkan lemparan fragmentasi batuan hasil peledakan sesuai yang ditentukan dan menghindari terjadinya Fly Rock yang memiliki dampak terhadap lingkungan dan keamanan. Beberapa jenis Relay Connector yang umum digunakan diantaranya adalah Relay Connector MS-17, Relay Connector MS-42, Relay Connector MS-67.

Blasting Machine (BM)

Alat pemicu pada peledakan listrik dinamakan blasting machine (BM) atau exploder merupakan sumber energi penghantar arus listrik menuju detonator. Carakerja BM pada umumnya didasarkan atas penyimpanan atau pengumpulan arus pada sejenis kapasitor dan arus tersebut dilepaskan seketika pada saat yang dikehendaki. Pengumpul arus listrik dapat dihasilkan malalui:

  1. Gerakan mekanis untuk tipe generator, yaitu dengan cara memutar engkol (handle) yangtelah disediakan. Putaran engkol dihentikan setelah lampu indikator menyala yang menandakan arus sudah maksimum dan siap dilepaskan. Saat ini tipe generator sudah jarang digunakan.
  2. Melalui baterai untuk tipe kapasitor, yaitu dengan cara mengontakkan kunci kearah starter dan setelah lampu indikator menyala yang menandakan arus sudah terkumpul maksimum dan siap dilepaskan.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Watson, William (1744). "Experiments and observations tending to illustrate the nature and properties of electricity". Philosophical Transactions of the Royal Society of London. 43: 481–501. doi:10.1098/rstl.1744.0094alt=Dapat diakses gratis.  From p. 500: "But I can, at pleasure, fire gunpowder, and even discharge a musket, by the power of electricity, when the gunpowder has been ground with a little camphor, or with a few drops of some inflammable chemical oil."
  2. ^ Franklin, Benjamin, Experiments and Observations on Electricity at Philadelphia in America (London, England: Francis Newberg, 1769), p. 92. From p. 92: "A small cartridge is filled with dry powder, hard rammed, so as to bruise some of the grains; two pointed wires are then thrust in, one at each end, the points approaching each other in the middle of the cartridge till within the distance of half an inch [1.27 cm]; then, the cartridge being placed in the circle [i.e., circuit], when the four [Leyden] jars are discharged, the electric flame leaping from the point of one wire to the point of the other, within the cartridge amongst the powder, fires it, and the explosion of the powder is at the same instant with the crack of the discharge."
  3. ^ "Standing Well Back - Home - Inventing detonators". www.standingwellback.com. Diakses tanggal 22 March 2018. 
  4. ^ Hare, Robert (1832) "Application of galvanism to the blasting of rocks," The Mechanics' Magazine , 17: 266–267.
  5. ^ Note: Robert Hare had constructed his large battery (or "deflagrator" or "calorimotor", as he called it) in 1821. See: Hare, R. (1821) "A memoir on some new modifications of galvanic apparatus, with observations in support of his new theory of galvanism," The American Journal of Science and Arts, 3: 105–117.
  6. ^ Patent for nitroglycerin: Nobel, A., British patent no. 1,813 (July 20, 1864).
  7. ^ See:
    • Patent for dynamite: Nobel, Alfred, English patent no. 1,345 (May 7, 1867).
    • Nobel, Alfred, "Improved explosive compound", U.S. patent no. 78,317 (May 26, 1868). (See p. 2 for the description of the "percussion-cap".)
    • de Mosenthal, Henry (1899) "The life-work of Alfred Nobel," Journal of the Society of Chemical Industry, 18: 443–451; see p. 444.
  8. ^ Smith, Henry Julius, "Improvement in electric fuses," U.S. Patent no. 79,268 (June 23, 1868).
  9. ^ Cooper, Paul W., Explosives Engineering (New York, New York: Wiley-VHC, 1996), p. 339.
  10. ^ See:
  11. ^ Gardner, Perry G., "Electric fuse," U.S. Patent no. 377,851 (February 14, 1888).
  12. ^ See: