Lompat ke isi

Wanita di Korea Selatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 3 Desember 2023 18.01 oleh Ekyul (bicara | kontrib) (Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Wanita di Korea Selatan
Seorang wanita di Seoul, Korea Selatan, 2007.
Indeks Ketidaksetaraan Gender
Nilai0.153 (2012)
Peringkat27th
Kematian ibu (per 100,000)16 (2010)
Wanita dalam parlemen17% (2016)[1]
Perempuan di atas 25 tahun dengan pendidikan menengah79.4% (2010)
Wanita dalam tenaga kerja57.9% peringkat pekerjaan (2015) [2]
Indeks Ketimpangan Gender Global[3]
Nilai0.672 (2020)
Peringkat108 dari 144

Wanita di Korea Selatan mengalami perubahan sosial besar pada tahun-tahun terkini setelah mukjizat di Sungai Han. Peningkatan status sosial wanita memiliki dampak signifikan sepanjang 30 tahun terakhir karena modernisasi masyarakat saat ini berbanding dengan Korea pada masa lampau yang sangat berakar dalam pengajaran-pengajaran Konghucu. Pada saat ini, status sosial wanita telah secara praktik setara dengan pria dalam sektor-sektor sosial seperti hak hukum, pendidikan, dan kesehatan. Namun, masih terdapat ketidaksetaraan besar dalam ketenagakerjaan dan keikutsertaan politik.

Masih terdapat stereotipe terhadap wanita Korea. Contoh stereotipe semacam itu terdiri dari bersikap penurut, kemampuan memasak, setia dengan suaminya dan memberikan kelahiran adalah sebuah tugas untuk dipenuhi.

Dalam masyarakat Korea tradisional, peran-peran wanita dulunya berada di rumah. Dari masa muda, wanita diajarkan nilai-nilai subordinasi dan didorong untuk peran-peran masa depan mereka sebagai istri dan ibu. Secara umum, wanita tak ikut serta dalam masyarakat seperti halnya pria namun sebagai gantinya disanjung dari dukungan suami mereka.[4]

Pada era di bawah pemerintahan kolonial kekaisaran Jepang, wanita Korea (sekitar lebih dari 200,000) dikirim untuk bekerja sebagai ianfu di rumah-rumah bordil militer Jepang. Sampai akhir Perang Dunia II, Korea berada di bawah pendudukan Jepang.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ http://www.ipu.org/wmn-e/classif.htm
  2. ^ OECD. "LFS by sex and age - indicators". 
  3. ^ "The Global Gender Gap Report 2020" (PDF). World Economic Forum. hlm. 12–13. 
  4. ^ "Traditional Role of Women". Korea 4 Expats. K4E Consulting. 23 March 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-02. Diakses tanggal 22 April 2015. 
  5. ^ Li, Zoe (17 June 2014). "UNESCO lists Nanjing Massacre and 'comfort women,' China says". CNN U.S. Edition. Cable News Network, Turner Broadcasting System, Inc. Diakses tanggal 24 April 2015. 

 Artikel ini berisi bahan berstatus domain umum dari situs web atau dokumen Library of Congress Country Studies. (Data dari 1990.)

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]