Kabupaten Trenggalek
Kabupaten Trenggalek | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Hanacaraka | ꦠꦽꦁꦒꦭꦺꦏ꧀ |
• Pegon | ترڠڬالَيك |
• Bentuk nonformal Jawa | ngGalek |
Etimologi:
| |
Julukan: Penghasil Gaplek | |
Motto: Jwalita praja karana (Jawa) Cemerlang karena rakyat | |
Koordinat: 8°03′S 111°43′E / 8.05°S 111.72°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Dasar hukum | - |
Hari jadi | 31 Agustus 1194 |
Ibu kota | Trenggalek |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Jenis | Pemerintahan Kabupaten (Bupati-DPRD) |
• Bupati | Mochammad Nur Arifin |
• Wakil Bupati | Syah Muhammad Natanegara |
Luas | |
• Total | 1.261,40 km2 (487,03 sq mi) |
Populasi (2022)[1] | |
• Total | 751.079 |
• Kepadatan | 600/km2 (1,500/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 99,73% Kekristenan 0,26% - Protestan 0,20% - Katolik 0,06% Lainnya 0,01%[1] |
• Bahasa | Bahasa Indonesia (resmi), Jawa Mataraman |
• IPM | 70,06 (2021)[1] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62355 |
Pelat kendaraan | AG xxxx |
Kode Kemendagri | 35.03 |
DAU | Rp737.814.627.000,00 |
Flora resmi | Kayu pucung |
Fauna resmi | Elang laut |
Situs web | trenggalekkab |
Trenggalek (bahasa Jawa: ꦠꦽꦁꦒꦭꦺꦏ꧀, Pegon: ترڠڬالَيك) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Trenggalek yang berjarak 180 km dari Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2023, kabupaten ini menempati wilayah seluas 1.261,40 km² yang dihuni oleh 751.079 jiwa.[1] Letaknya di pesisir pantai selatan dan mempunyai batas wilayah sebelah utara dengan Kabupaten Ponorogo; sebelah timur dengan Kabupaten Tulungagung; sebelah selatan dengan Samudra Hindia; serta sebelah barat dengan Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo.
Geografi
Batas Wilayah
Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang ada di pesisir pantai selatan dan mempunyai batas wilayah:
- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo;
- Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung;
- Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia; serta
- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo.
Sejarah
Cerita turun-temurun di kalangan masyarakat Trenggalek menyebut bahwa asal nama Trenggalek berasal dari kata teranging galih "benderangnya hati". Namun menurut manuskrip yang dikoleksi oleh Keraton Surakarta, Trenggalek dimaknai sebagai "daerah produksi gaplek". Gaplek merupakan bahan baku makanan tradisional dari wilayah Pegunungan Sewu, terbuat dari singkong. Dalam perkembangannya, penggunaan singkong yang terang warnanya mengisyaratkan istilah terang + gaplek. Salah satu wangsalan yang cukup populer adalah Pohung garing, ayo menyang Trenggalek (pohung garing bermakna gaplek).[2][3][4]
Pada masa kerajaan Hindu-Buddha, wilayah Trenggalek berstatus sebagai tanah perdikan (Sima) sejak zaman Mpu Sindok dalam Prasasti Kampak, Airlangga dalam Prasasti Baru, Srengga dari Kediri dalam Prasasti Kamulan, dan Wikramawardhana dalam piagam yang dipahat di Arca Dwarapala Bendungan. Dalam Prasasti Kampak wilayah yang disebutkan adalah Dongko, Munjungan, Panggul, Watulimo, Prigi dan pemerintahannya dipusatkan di wilayah Gandusari. Daerah tersebut juga disebutkan sebagai tempat penghasil gaplek. Dalam Prasasti Baru, daerah desa Baruharjo, Durenan, Trenggalek menjadi Sima karena masyarakatnya bersedia menyediakan penginapan dan membantu Sang Raja kala menyerang wilayah Hasin (Ngasinan di wilayah Desa Kelutan). Dalam Prasasti Kamulan, Srengga memberi status Sima kepada Desa Kamulan), dengan wilayah lereng selatan Gunung Wilis. Jika kesemua wilayah tersebut digabung, hampir seluruh wilayah Trenggalek adalah tanah perdikan. Setelah meletusnya Perang Paregreg, wilayah yang sekarang menjadi Kecamatan Bendungan dan sekitarnya dijadikan perdikan.[4] Salah satu yang menarik dari Kecamatan Bendungan karena adanya Pabrik pengolahan kopi yang beroperasi sekitar tahun 1929. Pabrik kopi tersebut saat ini menjadi tempat wisata yang dikenal sebagai Dilem Wilis.[5]
Sedangkan pada saat Islam mulai berkembang di Jawa, wilayah Ponorogo diperintah oleh Batara Katong (1489–1532). Menak Sopal, salah satu abdinya, diperintahkan oleh Batara Katong untuk mengabdi kepada Joko Lengkoro di wilayah Bagong. Joko Lengkoro adalah anak Brawijaya V (Bhre Kertabhumi) dan adik dari Batara Katong.[4]
Pada masa pemerintahan Kasunanan Mataram Islam akhir (menjelang Perjanjian Giyanti), Pakubuwana II mengangkat K.R.T. Sumotaruno sebagai Bupati Trenggalek yang pertama. Pascaperjanjian hingga 1830, wilayah Trenggalek digabungkan dengan Pacitan dan Ponorogo dan berstatus sebagai Manca Nagara dari wilayah Kasunanan Surakarta. Pada tahun 1845, Hindia Belanda menetapkan status Trenggalek sebagai daerah otonom. Lalu pada 1885, SK Gubernur Jenderal keluar berkaitan dengan penetapan batas wilayah Trenggalek dan Tulungagung. Hingga 1932, wilayah yang digabung dengan Pacitan dan Ponorogo digabung lagi. Semenjak Poesponegoro wafat tahun 1933, Trenggalek dihapus dan digabung dengan Tulungagung. Per 1950, Trenggalek, Pacitan, dan Ponorogo akhirnya dikembalikan lagi batas-batas wilayahnya hingga sekarang.[4]
Pemerintahan
Daftar Bupati
Berikut merupakan Daftar Bupati Trenggalek dari masa ke masa.
No | Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Noto Soegito | 1950 | 8 Agustus 1950 | 1 | [6] | — | ||
2 | R. Latif | 8 Agustus 1950 | 27 Desember 1950 | 2 | ||||
3 | Muprapto | 27 Desember 1950 | 23 Januari 1958 | 3 | ||||
4 | Abdul Karim Dipo Sastro | 23 Januari 1958 | 1960 | 4 | ||||
5 | Soetomo Boedi K | 1960 | 1 Oktober 1965 | 5 | ||||
6 | M. Hardjito | 1 Oktober 1965 | 31 Januari 1967 | 6 | ||||
7 | Muladi | 1 Februari 1967 | 3 Oktober 1968 | 7 | ||||
8 | Brigjen TNI (Purn.) Soetran | 3 Oktober 1968 | 25 Maret 1975 | 8 | ||||
— | Much. Poernanto | 25 Maret 1975 | 4 September 1975 | |||||
9 | Kolonel Inf (Purn.) Soedarso | 4 September 1975 | 2 Oktober 1980 | 9 | ||||
2 Oktober 1980 | 2 Oktober 1985 | 10 | ||||||
10 | Haroen Al Rasyid | 2 Oktober 1985 | 2 Oktober 1990 | 11 | ||||
11 | Slamet | 2 Oktober 1990 | 2 Oktober 1995 | 12 | ||||
12 | Ernomo | 2 Oktober 1995 | 2 Oktober 2000 | 13 | ||||
13 | Mulyadi WR | 2 Oktober 2000 | 2 Oktober 2005 | 14 | ||||
14 | Soeharto | 2 Oktober 2005 | 4 Oktober 2010 | 15 | Mahsun Ismail | |||
(13) | Mulyadi WR | 4 Oktober 2010 | 4 Oktober 2015 | 16 | Kholiq | |||
— | Djarianto | 22 Oktober 2015 | 17 Februari 2016 | |||||
15 | Emil Dardak | 17 Februari 2016 | 14 Februari 2019 | 17 | [7] | Mochamad Nur Arifin | ||
— | Mochamad Nur Arifin | 14 Februari 2019 | 28 Mei 2019 | [8] | ||||
16 | 28 Mei 2019 | 17 Februari 2021 | ||||||
26 Februari 2021 | Petahana | 18 | Syah Muhammad Natanegara |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Trenggalek dalam lima periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||||
---|---|---|---|---|---|---|
2004–2009[9] | 2009–2014[9] | 2014–2019[10] | 2019–2024[11] | 2024–2029 | ||
PKB | 14 | 7 | 9 | 11 | 11 | |
Gerindra | (baru) 0 | 4 | 3 | 4 | ||
PDI-P | 13 | 8 | 9 | 9 | 13 | |
Golkar | 7 | 5 | 5 | 6 | 5 | |
PKS | 1 | 5 | 5 | 6 | 6 | |
Hanura | (baru) 0 | 3 | 2 | 2 | ||
PAN | 4 | 4 | 3 | 2 | 1 | |
Demokrat | (baru) 3 | 5 | 5 | 5 | 3 | |
PPP | 0 | 1 | 1 | 1 | 0 | |
PKPI | 1 | 1 | 1 | 0 | ||
Patriot | (baru) 2 | 2 | ||||
PKNU | (baru) 4 | |||||
PPRN | (baru) 1 | |||||
Jumlah Anggota | 45 | 45 | 45 | 45 | 45 | |
Jumlah Partai | 8 | 11 | 10 | 9 | 8 |
Kecamatan
Kabupaten Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan, 5 kelurahan, dan 152 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 736.629 jiwa dengan luas wilayah 1.147,22 km² dan sebaran penduduk 642 jiwa/km².[12][13][14]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Trenggalek, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
35.03.01 | Panggul | 17 | Desa | ||
35.03.02 | Munjungan | 11 | Desa | ||
35.03.03 | Pule | 10 | Desa | ||
35.03.04 | Dongko | 10 | Desa | ||
35.03.05 | Tugu | 15 | Desa | ||
35.03.06 | Karangan | 12 | Desa | ||
35.03.07 | Kampak | 7 | Desa | ||
35.03.08 | Watulimo | 12 | Desa | ||
35.03.09 | Bendungan | 8 | Desa | ||
35.03.10 | Gandusari | 11 | Desa | ||
35.03.11 | Trenggalek | 5 | 8 | Desa | |
Kelurahan | |||||
35.03.12 | Pogalan | 10 | Desa | ||
35.03.13 | Durenan | 14 | Desa | ||
35.03.14 | Suruh | 7 | Desa | ||
TOTAL | 5 | 152 |
Lambang Daerah
- Sudut Lima Perisai, mengingatkan kita pada kelima unsur-unsur yang tercantum pada Pancasila, maksudnya rakyat Trenggalek menerima Pancasila sebagai Dasar Negara.
Warna Dasar Hijau berarti ketentraman, maksudnya rakyat Trenggalek seperti yang dilambangkan ialah berada dalam ketentraman.
- Selendang Warna Dasar Merah, berhuruf Putih, mengingatkan kita kepada Sang Dwiwarna ialah keberanian yang berdasarkan kepada kesucian untuk mencapai apa yang termaksud dalam semboyan lambang Jwalita Praja Karana (ialah cemerlang karena rakyat)
- Padi dan Kapas, yang berarti lambang kemakmuran sandang dan pangan maksudnya rakyat Trenggalek bercita-cita untuk tidak kurang sandang pangan.
- Lingkaran Artinya Kebulatan, Warna merah artinya berani, Rantai artinya persatuan, Warna Putih artinya Suci, Rantai dan Lingkaran maksudnya rakyat Trenggalek cinta kepada persatuan yang bulat/utuh.
Warna Merah dan Putih menunjukkan sifat rakyat Trenggalek yang berani karena benar.
- Padi 17 Butir, Kapas 8 Buah Rantai 45 Buah, mengingatkan kepada hari lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
- Kantil Tegak Artinya Bangunan, Warna Hitam artinya kukuh/kuat, Warna Putih artinya cinta, Tonjolan tiga adalah trilogi artinya rakyat Trenggalek tetap berpegang teguh kepada: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
- Bintang, ialah lambang Ketuhanan Yang Maha Esa, maksudnya rakyat Trenggalek mempunyai kepercayaan kuat kepada Agama yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, berwarna kuning emas, berati Kebesaran/Keagungan Tuhan.
Ekonomi
Komoditi
- Pertanian : padi, jagung, singkong, kedelai, kacang.
- Perkebunan: tebu, cengkih, tembakau, durian, salak, manggis, rambutan, duku , Kelapa.
- Industri: kecap, sirup, tapioka, pengeringan ikan, batik, makanan ringan, terpentin, rokok, sawmill, bahan bangunan, genteng, tahu dll.
Transportasi Umum
- Angkutan kota wilayah Kabupaten Trenggalek dan beberapa rute yang menghubungkan Kabupaten Tulungagung dengan Kabupaten Pacitan
Stasiun
Kabupaten Trenggalek memiliki 13 stasiun di Jalur kereta api Tulungagung–Tugu yang sudah berhenti beroperasi, diantaranya:
- Stasiun Duwek
- Stasiun Sokoanyar
- Stasiun Bandung (Tulungagung)
- Stasiun Bandung Pasar
- Stasiun Bulus
- Stasiun Kedunglurah
- Stasiun Ngetal
- Stasiun Siwalan
- Stasiun Trenggalek
- Stasiun Kedungsakal
- Stasiun Nglongsor
- Stasiun Winong
- Stasiun Tugu (Trenggalek)
Pariwisata
Trenggalek mempunyai banyak tempat peristirahatan dan tempat wisata yang mempunyai keindahan yang masih asli, misalnya gua, pantai, dan pegunungan yang asri.
- Gua Lowo. Merupakan salah satu gua yang terletak di Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo, sekitar 30 km Tenggara kota Trenggalek. Berdasarkan ahli gua, Mr Gilbert Manthovani dan Dr Robert K Kho tahun 1984, Gua Lowo adalah gua alam yang besar di Asia Tenggara dengan panjang 800 meter, sembilan ruang utama dan beberapa ruang kecil.
- Pantai Prigi. Pusat pariwisata dan perekonomian warga Kecamatan Watulimo. Terdapat tempat pelelangan ikan dan merupakan Pelabuhan Nusantara.
- Pantai Pasir Putih. Kurang lebih 2 km dari Pantai Prigi. Terkenal karena pasirnya yang putih bersih.
- Pantai Pelang. Pantai yang terletak di Kecamatan Panggul ini mempunyai keindahan yang luar biasa. Memiliki air terjun dan pulau kecil-kecil yang indah.
- Larung Sembonyo. Upacara adat pesisir yang selalu menarik perhatian wisatawan asing maupun domestik. Diadakan setahun sekali di Pantai Prigi.
- Pantai Blado. Terletak di Kecamatan Munjungan, merupakan tempat wisata alami yang berada di arah Selatan dari Kota Trenggalek, Yang terkenal dengan pusatnya tanaman Cengkih dan Durian.
- Pantai Ngampiran. Lokasi berada di Munjungan dan terkenal dengan air jernih dan pasirnya yang putih bersih.
- Upacara Dam Bagong. Diadakan setiap tahun sekali dengan mempersembahkan kepala kerbau untuk di larung di Kali Bagong.
- Candi Brongkah. Merupakan candi yang berisi sejarah asal usul Trenggalek.
- Alun-alun Kota. Sarana rekreasi keluarga yang selalu ramai dikunjungi warga Trenggalek, terutama pada malam minggu, serta pada hari hari menjelang proklamasi kemerdekaan RI dimana di alun alun kota trenggalek diadakan bazaar dan taman hiburan rakyat yang dapat menghibur anak anak maupun orang dewasa
- Tari Turangga Yaksa. Merupakan tarian khas Kabupaten Trenggalek.
- Hutan Kota. Tempat wisata alternatif di Gunung Jaas, Kelurahan Ngantru, Kecamatan Trenggalek.
- Trenggalek Green Park. Taman bermain dan wisata keluarga di Jalan Brigjend Soetran.
Kuliner Khas
- Alen-Alen
- Kue Mancho
- Sale Pisang
- Tempe Kripik
- Geti Wijen
- Lontong Sompil
- Tempe Kendil / Lodeh
- Tahu Lontong
- Ikan Asap
- Lodho Ayam Kampung
- Soto Ayam
- Sego Gegog
- Pindang Sapi
Olahraga
Klub/Tim Olahraga
Persiga (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Trenggalek) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Trenggalek. Persiga Trenggalek saat ini berlaga di Liga 3 Indonesia dan sedang berjuang menuju Liga 2. Persiga Trenggalek juga mempunyai julukan Laskar Gajah Putih, adalah hewan yang ada di cerita Menak Sopal sebagai tokoh ternama di Trenggalek sekaligus untuk nama Stadion Menak Sopal. Oleh karena itu diberi julukan kepada Persiga Trenggalek. GALAK MANIA adalah supporter setia dari Persiga Trenggalek.
Referensi
- ^ a b c d e Kabupaten Trenggalek Dalam Angka 2023 (pdf). Badan Pusat Statistik Trenggalek. 2023. hlm. 8, 65, 72. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-16. Diakses tanggal 16 Juli 2023.
- ^ Purwadi (2008). Babad Giyanti: Konflik Kerajaan Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Yogyakarta: Media Abadi. ISBN 9789793525426.
- ^ Purwadi (2009). Sejarah Sastra Jawa Klasik. Yogyakarta: Panji Pustaka. ISBN 9789791606554.
- ^ a b c d Budiharso, T. (2015). "Meluruskan Sejarah Trenggalek Kota Gaplek: Studi Heuristik Folklor Panembahan Batoro Katong, Joko Lengkoro, dan Menak Sopal". Lingua. 12 (1): 137–151. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-30. Diakses tanggal 2022-01-30.
- ^ "Mengunjungi Dilem Wilis di Trenggalek, Sisa-sisa Reruntuhan Perkebunan Kopi Era Kolonial". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-09. Diakses tanggal 2022-03-09.
- ^ Rahayu, Endah (27 Juli 2005). "Trenggalek "Wiwitan lan Wibawa"". Kompas. hlm. 9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-15. Diakses tanggal 13 Desember 2020.
- ^ Baiduri, MC Nieke Indrietta (2016-02-18). "Suami Bupati Trenggalek, Arumi: Awalnya Susah, lalu Kangen." Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-15.
- ^ Muttaqin, Adhar. "Wabup Arifin Jalankan Tugas Bupati Trenggalek Usai Emil Mundur". detiknews. Diakses tanggal 2019-02-15.
- ^ a b "Kabupaten Trenggalek dalam Angka 2013". Badan Pusat Statistik Kabupaten Trenggalek. 21-09-2013. Diakses tanggal 26-09-2023.
- ^ "Trenggalek Kita: KANDIDAT ANGGOTA DPRD KABUPATEN TRENGGALEK HASIL PEMILU 2014". Trenggalek Kita. Diakses tanggal 2023-09-27.
- ^ Hasil Hitung Ulang Perolehan Suara di Trenggalek, PDIP Gagal Tambah Kursi
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.56-2015)". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Indonésia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 22 Desember 2018.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi