Lompat ke isi

Daud

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 11 Desember 2023 18.44 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Daud
Raja Israel
Raja Daud memainkan Harpa, karya Gerard van Honthorst
Raja Israel
Berkuasa~ 1010 – 1002 SM (di Hebron)
~ 1002 – 970 SM (di Yerusalem)[1]
PendahuluIsyboset[2][3]
PenerusSalomo
Kelahiran~ 1040 SM
Bethlehem, Yehuda, Israel
Kematian~ 970 SM
Yerusalem, Yehuda, Israel
Pemakaman
KeturunanAmnon
Kileab
Absalom
Adonia
Sefaca
Yitream
Syammua
Shobab
Natan
Salomo
Yibhar
Elisyua
Nefeg
Yafia
Elisama
Elyada
Elifelet
WangsaRumah Daud
AyahIsai
IbuNitzevet (menurut Talmud)

Daud (bahasa Ibrani: דָּוִד bermakna yang dikasihi; bahasa Inggris Davíd; bahasa Tiberia Dāwíð; bahasa Arab: داوود, translit. Dāwūd atau داود translit. Dā'ūd; bahasa Tigrinya: Dāwīt) merupakan merupakan raja kedua dan yang paling populer dalam kerajaan Israel selain Salomo menurut kitab suci Kristen dan Yahudi. Daud juga merupakan menantu raja pertama Israel Saul, melalui pernikahan dengan permaisuri Mikhal. Konon, Daud menuliskan banyak Mazmur yang dikumpulkan ke dalam kitab Mazmur. Daud adalah moyang dari Yesus menurut silsilah dalam Injil Matius dan Injil Lukas. Masa hidupnya secara umum diperkirakan antara tahun ~1040–970 SM, pemerintahannya atas Kerajaan Yehuda di Hebron ~ 1010–1002 SM, dan pemerintahannya atas seluruh Israel ~ 1002–970 SM.[1]

Riwayat menurut Alkitab

[sunting | sunting sumber]

Masa muda dan pengurapan sebagai raja

[sunting | sunting sumber]

Menurut catatan Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di wilayah Yehuda.[4] Ayahnya bernama Isai. Ia adalah putra bungsu dari 8 anak laki-laki Isai. Ia mempunyai 2 saudara perempuan (lihat bagian "Saudara-saudara Daud" di bawah). Masa remajanya dilewatinya sebagai seorang gembala kambing domba.[5]

Pada waktu ia masih muda, datanglah Samuel ke Betlehem. Ketika itu Samuel sedang berdukacita karena Saul yang diurapinya menjadi raja pertama Kerajaan Israel melakukan sejumlah pelanggaran terhadap perintah Allah, sehingga telah ditolak oleh Allah sebagai raja atas Israel. Karena itu Samuel disuruh Allah untuk mengisi "tabung tanduk"-nya dengan minyak, untuk mengurapi raja yang baru, dan pergi kepada Isai, orang Betlehem, sebab di antara anak-anaknya Allah telah memilih seorang raja bagi-Nya.[6] Samuel kuatir kalau Saul mengetahui rencana kepergiaannya dan akan menghalang-halangi bahkan membunuhnya, tetapi Allah telah menyediakan suatu alasan yang kuat supaya Samuel dengan aman pergi melaksanakan pengurapan itu, yaitu dengan membawa seekor lembu muda dan mengatakan: "Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN". Ini bukanlah suatu alasan yang dicari-cari, melainkan suatu upacara pengurapan penting, apalagi pengurapan raja, harus disertai persembahan korban kepada Allah.[7]

Setibanya di Betlehem, Samuel menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu. Lalu Isai memanggil putra-putranya satu per satu dan menyuruhnya lewat di depan Samuel. Mulanya Samuel kagum melihat putra sulung Isai, Eliab, dan mengira dialah bakal raja yang harus diurapinya, tetapi Allah berfirman:

"Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."[8]

Tujuh putra Isai sudah lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN." Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawab Isai: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari." Kemudian disuruhnyalah orang menjemput putra bungsu itu. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia." Hanya dengan disaksikan oleh keluarga terdekat Daud, Samuel mengurapi Daud menjadi raja Israel, sementara Saul masih menjabat sebagai raja. Lalu Samuel pulang ke Rama.

Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud.

— 1 Samuel 16:13

Bermain kecapi untuk raja Saul

[sunting | sunting sumber]

Bersamaan dengan berkuasanya Roh Tuhan atas Daud, maka raja Saul yang telah ditolak oleh Tuhan ditinggalkan oleh Roh Tuhan, sehingga mulai diganggu oleh roh-roh jahat. Untuk mengurangi gangguan itu, para pegawai Saul mengusulkan agar raja memanggil seorang pemain kecapi, sekaligus mengusulkan Daud bin Isai sebagai pemain kecapi tersebut.[9] Setiap kali apabila roh yang daripada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur daripadanya.[10] Sejak itu Daud selalu pulang pergi daripada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem.[11]

Membunuh Goliat

[sunting | sunting sumber]
Perang Israel-Filistin
Tanggal~ 1010 SM
LokasiIsrael
Hasil Kemenangan Israel
Pihak terlibat
Kerajaan Israel Bangsa-bangsa Filistin
Tokoh dan pemimpin
Daud Goliat 

Suatu kali, ketika sedang menggembalakan dombanya, Daud diperintahkan ayahnya mengantarkan bekal makanan kepada ketiga kakak laki-lakinya, anak Isai yang besar-besar yaitu Eliab, anak sulung, Abinadab, anak yang kedua dan Syama, anak yang ketiga, yang sedang bersiap berperang bersama Saul melawan tentara-tentara Filistin. Orang Filistin mengumpulkan tentaranya untuk berperang di Sokho yang di tanah Yehuda dan berkemah antara Sokho dan Azeka di Efes-Damim. Sedangkan Saul dan orang-orang Israel berkumpul dan berkemah di Lembah Tarbantin; mereka mengatur barisan perangnya berhadapan dengan orang Filistin. Jadi medan pertempuran itu tidak jauh dari rumah Daud.[12] Isai berkata kepada Daud, anaknya: "Ambillah untuk kakak-kakakmu bertih gandum ini seefa dan roti yang sepuluh ini; bawalah cepat-cepat ke perkemahan, kepada kakak-kakakmu. Dan baiklah sampaikan keju yang sepuluh ini kepada kepala pasukan seribu. Tengoklah apakah kakak-kakakmu selamat dan bawalah pulang suatu tanda dari mereka. Saul dan mereka itu dan semua orang Israel ada di Lembah Tarbantin tengah berperang melawan orang Filistin." Lalu Daud bangun pagi-pagi, ditinggalkannyalah kambing dombanya pada seorang penjaga, lalu mengangkat muatan dan pergi, seperti yang diperintahkan Isai kepadanya.[13]

"Daud dan Goliat" karya Caravaggio, sekitar tahun 1599

Daud sampai ke perkemahan tentara Israel, ketika tentara keluar untuk mengatur barisannya dan mengangkat sorak perang. Orang Israel dan orang Filistin itu mengatur barisannya, barisan berhadapan dengan barisan. Lalu Daud menurunkan barang-barangnya dan meninggalkannya di tangan penjaga barang-barang tentara. Berlari-larilah Daud ke tempat barisan; sesampai di sana, bertanyalah ia kepada kakak-kakaknya apakah mereka selamat. Sedang ia berbicara dengan mereka, tampillah maju seorang pendekar bernama Goliat, orang Filistin dari Gat, dari barisan orang Filistin.[14] Tingginya 6 hasta sejengkal (~ 3,5 meter). Ketopong tembaga ada di kepalanya, dan ia memakai baju zirah yang bersisik; berat baju zirah ini 5.000 syikal tembaga. Dia memakai penutup kaki dari tembaga, dan di bahunya ia memanggul lembing tembaga. Gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun, dan mata tombaknya itu 600 syikal besi beratnya. Dan seorang pembawa perisai berjalan di depannya. Ia berdiri dan berseru kepada barisan Israel, katanya kepada mereka: "Mengapa kamu keluar untuk mengatur barisan perangmu? Bukankah aku seorang Filistin dan kamu adalah hamba Saul? Pilihlah bagimu seorang, dan biarlah ia turun mendapatkan daku. Jika ia dapat berperang melawan aku dan mengalahkan aku, maka kami akan menjadi hambamu; tetapi jika aku dapat mengungguli dia dan mengalahkannya, maka kamu akan menjadi hamba kami dan takluk kepada kami. Aku menantang hari ini barisan Israel; berikanlah kepadaku seorang, supaya kami berperang seorang lawan seorang."[15]

Orang Filistin itu maju mendekat pada pagi hari dan pada petang hari. Demikianlah ia tampil ke depan 40 hari lamanya.[16] Ia selalu mengucapkan kata-kata yang sama, dan kali ini Daud mendengarnya. Ketika semua orang Israel melihat orang itu, larilah mereka daripadanya dengan sangat ketakutan. Berkatalah orang-orang Israel itu: "Sudahkah kamu lihat orang yang maju itu? Sesungguhnya ia maju untuk mencemoohkan orang Israel! Orang yang mengalahkan dia akan dianugerahi raja kekayaan yang besar, raja akan memberikan anaknya yang perempuan kepadanya dan kaum keluarganya akan dibebaskannya dari pajak di Israel." Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan daripada Allah yang hidup?" Rakyat itupun menjawabnya dengan perkataan tadi: "Begitulah akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan dia."[17]

Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: "Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran." Tetapi jawab Daud: "Apa yang telah kuperbuat? Hanya bertanya saja!" Lalu berpalinglah ia daripadanya kepada orang lain dan menanyakan yang sama. Dan rakyat memberi jawab kepadanya seperti tadi. Terdengarlah kepada orang perkataan yang diucapkan oleh Daud, lalu diberitahukanlah kepada Saul.[18]

Raja Saul menyuruh memanggil Daud menghadap kepadanya. Berkatalah Daud kepada Saul: "Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu." Tetapi Saul berkata kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit." Tetapi Daud berkata kepada Saul:[19]

"Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu daripada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan daripada Allah yang hidup. TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu."[20]

Maka Saul berkata kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau." Lalu Saul mengenakan baju s perangnya kepada Daud, ditaruhnya ketopong tembaga di kepalanya dan dikenakannya baju zirah kepadanya. Lalu Daud mengikatkan pedangnya di luar baju perangnya, kemudian ia berikhtiar berjalan, sebab belum pernah dicobanya. Maka berkatalah Daud kepada Saul: "Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku mencobanya." Kemudian ia menanggalkannya.[21]

Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu. Orang Filistin itu kian dekat menghampiri Daud dan di depannya orang yang membawa perisainya. Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. Orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?" Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud dan berkata pula kepada Daud: "Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang." Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu::"Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami."[22]

Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu; lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan. Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedangnya, dihunusnya dari sarungnya, lalu menghabisi dia. Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang itu. Ketika orang-orang Filistin melihat, bahwa pahlawan mereka telah mati, maka larilah mereka. Maka bangkitlah orang-orang Israel dan Yehuda, mereka bersorak-sorak lalu mengejar orang-orang Filistin sampai dekat Gat dan sampai pintu gerbang Ekron. Dan orang-orang yang terbunuh dari orang Filistin bergelimpangan di jalan ke Saaraim, sampai Gat dan sampai Ekron. Kemudian pulanglah orang Israel dari pemburuan hebat atas orang Filistin, lalu menjarah perkemahan mereka. Dan Daud mengambil kepala orang Filistin yang dipancungnya itu dan membawanya ke Yerusalem, tetapi senjata-senjata Goliat ditaruhnya dalam kemahnya.[23]

Menjadi pemimpin tentara Saul

[sunting | sunting sumber]

Ketika Saul melihat Daud pergi menemui orang Filistin itu, berkatalah ia kepada Abner, panglima tentaranya: "Anak siapakah orang muda itu, Abner?" (menurut para rabbi Yahudi maksudnya: dari keluarga bangsawan mana Daud itu berasal) Jawab Abner: "Demi tuanku hidup, ya raja, sesungguhnya aku tidak tahu." Kemudian raja berkata: "Tanyakanlah, anak siapakah orang muda itu." Ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, maka Abner memanggilnya dan membawanya menghadap Saul, sedang kepala orang Filistin itu masih ada di tangannya. Kata Saul kepadanya: "Anak siapakah engkau, ya orang muda?" Jawab Daud: "Anak hamba tuanku, Isai, orang Betlehem itu."[24]

Pada hari itu Saul menahan Daud untuk menjadi prajuritnya dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya. Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, maka Yonatan putra Saul bersahabat karib dengan Daud. Dikatakan "berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri". Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya. Daud maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit. Hal ini dipandang baik oleh seluruh rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul.[25]

Pada waktu Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya." Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.[26]

Keesokan harinya roh jahat itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Saul memegang tombak dan melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali. Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang daripada Saul Ia telah undur. Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara. Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia. Ketika dilihat Saul, bahwa Daud sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya; tetapi seluruh orang Israel dan orang Yehuda mengasihi Daud, karena ia memimpin segala gerakan mereka.[27]

Menjadi menantu raja Saul

[sunting | sunting sumber]

Berkatalah Saul kepada Daud: "Ini dia anakku perempuan yang tertua, Merab; dia akan kuberikan kepadamu menjadi isterimu, hanya jadilah bagiku seorang yang gagah perkasa dan lakukanlah perang TUHAN." Sebab pikir Saul: "Janganlah tanganku memukul dia, tetapi biarlah ia dipukul oleh tangan orang Filistin." Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Siapakah aku dan siapakah sanak saudaraku, kaum ayahku, di antara orang Israel, sehingga aku menjadi menantu raja?" Tetapi ketika tiba waktunya untuk memberikan Merab, anak Saul itu, kepada Daud, maka anak perempuan itu diberikan kepada Adriel, orang Mehola, menjadi isterinya.[28]

Tetapi Mikhal, anak perempuan Saul, jatuh cinta kepada Daud; ketika hal itu diberitahukan kepada Saul, maka iapun menyetujuinya; sebab pikir Saul: "Baiklah Mikhal kuberikan kepadanya; biarlah ia menjadi jerat bagi Daud, dan biarlah tangan orang Filistin memukul dia!" Lalu berkatalah Saul kepada Daud untuk kedua kalinya: "Pada hari ini engkau boleh menjadi menantuku." Lagi Saul memerintahkan kepada para pegawainya: "Katakanlah kepada Daud dengan diam-diam, demikian: Sesungguhnya, raja suka kepadamu dan para pegawainya mengasihi engkau; maka sebab itu, jadilah engkau menantu raja." Lalu para pegawai Saul menyampaikan perkataan itu kepada Daud, tetapi Daud menjawab: "Perkara ringankah pada pemandanganmu menjadi menantu raja? Bukankah aku seorang yang miskin dan rendah?" Para pegawai Saul memberitahukan kepada raja, katanya: "Demikianlah jawab yang diberi Daud." Kemudian berkatalah Saul: "Beginilah kamu katakan kepada Daud: Raja tidak menghendaki maskawin selain dari 100 kulit khatan orang Filistin sebagai pembalasan kepada musuh raja." Saul bermaksud untuk menjatuhkan Daud dengan perantaraan orang Filistin. Ketika para pegawainya memberitahukan perkataan itu kepada Daud, maka setujulah Daud menjadi menantu raja. Waktunya belum genap, tetapi Daud sudah bersiap, ia pergi dengan orang-orangnya dan menewaskan dari orang Filistin itu 200 orang serta membawa kulit khatan mereka; dan dalam jumlah yang genap diberikan merekalah semuanya itu kepada raja, supaya Daud menjadi menantu raja. Kemudian Saul memberikan Mikhal, anaknya, kepadanya menjadi isterinya.[29] Namun, Mikhal tidak mempunyai anak dari Daud.

Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud, dan bahwa seluruh orang Israel mengasihi Daud. Maka makin takutlah Saul kepada Daud. Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya. Apabila raja-raja orang Filistin maju berperang, setiap kali mereka maju berperang, maka Daud lebih berhasil dari semua pegawai Saul, sehingga namanya sangat masyhur.[30]

Menjadi raja Israel

[sunting | sunting sumber]

Akhirnya Allah tidak lagi berkenan atas Saul dan menyerahkan Saul untuk dibunuh orang-orang Filistin. Daud pun menggantikannya menjadi raja Israel yang kedua.[31]

Mula-mula Isyboset, putra Saul yang masih hidup, diangkat oleh pegawai-pegawai Saul menjadi raja setelah kematian Saul. Daud diangkat oleh pengikutnya menjadi raja atas kaum Yehuda (Kerajaan Yehuda) selama tujuh tahun enam bulan dan bertahta di Hebron sebagai ibu kotanya.[32]

Setelah Isyboset mati dibunuh pegawai-pegawainya sendiri, bangsa Israel mengangkat Daud menjadi raja mereka,[33] dan Daud memerintah di Yerusalem selama 33 tahun.[34]

Jadi Daud menjadi raja seluruhnya selama 40 tahun.[34]

Dosa Daud

[sunting | sunting sumber]

Kitab Suci Ibrani dan Kristen tidak melihat Daud sebagai tokoh yang serba sempurna, karena ternyata ia pun pernah terjatuh ke dalam dosa. Suatu hari Daud sedang berjalan-jalan di atap istananya. Dari atas ia melihat Batsyeba yang cantik jelita. Sayang sekali ternyata Batsyeba adalah istri Uria orang Het, seorang perwira Daud sendiri. Dengan berbagai tipu muslihat Daud akhirnya berhasil menyingkirkan Uria, dan ia pun memperistri Batsyeba. Namun Allah mengetahui kebusukan Daud, dan melalui nabi Natan, Allah menegur Daud. Daud menyesali dosa-dosanya.[35]

Rencana Pembangunan Bait Allah

[sunting | sunting sumber]

Daud bermaksud hendak mendirikan "rumah perhentian untuk tabut perjanjian TUHAN" dan "untuk tumpuan kaki Allah", dalam bentuk "Bait Allah". Ia juga telah membuat persediaan untuk mendirikannya. Tetapi Allah telah berfirman kepadanya: "Engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab engkau ini seorang prajurit dan telah menumpahkan darah." Namun TUHAN, Allah Israel, telah memilih Daud dari antara segenap puaknya untuk menjadi raja atas Israel selama-lamanya; sebab Ia telah memilih Yehuda menjadi pemimpin, dan puak Daud dari antara kaum Yehuda, dan dari antara anak-anak ayahnya Ia berkenan kepada Daud untuk mengangkatnya sebagai raja atas seluruh Israel. Dan dari antara anak-anak Daud sekalian—sebab banyak anak telah dikaruniakan TUHAN kepadanya—Ia telah memilih Salomo untuk duduk di atas takhta pemerintahan TUHAN atas Israel. Allah telah berfirman kepada Daud: "Salomo, anakmu, dialah yang akan mendirikan rumah-Ku dan pelataran-Ku."[36]

Daud berumur 30 tahun, pada waktu ia menjadi raja; 40 tahun lamanya ia memerintah; jadi Daud meninggal pada usia 70 tahun.[37] Ia "mendapat perhentian bersama-sama nenek moyangnya" (wafat) pada waktu telah putih rambutnya, lanjut umurnya, penuh kekayaan dan kemuliaan, lalu ia dikuburkan di kota Daud, maka kemudian naik rajalah Salomo, anaknya, menggantikan dia.[38]

Silsilah Daud mulai dari Adam

[sunting | sunting sumber]

Adam  · Set  · Enos · Kenan · Mahalaleel · Yared · Henokh · Metusalah · Lamekh · Nuh · Sem  · Arpakhsad · Selah · Eber · Peleg · Rehu · Serug · Nahor · Terah · Abraham  · Ishak  · Yakub  · Yehuda  · Peres · Hezron · Ram · Aminadab · Nahason · Salmon  · Boas  · Obed · Isai · Daud

Saudara-saudara Daud

[sunting | sunting sumber]

Isai, ayah Daud, mempunyai 8 putra[39] dan 2 putri. Dalam Alkitab, nama 1 putra tidak disebutkan.[40]
Kedelapan putranya adalah:

  1. Eliab, anak sulungnya
  2. Abinadab
  3. Simea atau Syama[41]
  4. Netaneel
  5. Radai
  6. Ozem
  7. Daud, anak yang bungsu

Kedua putrinya adalah:

Daftar anak-anak

[sunting | sunting sumber]

(Sumber: Kitab 1 Tawarikh 3:1-9; 2 Samuel 3:2-5; 2 Samuel 5:14-16; 1 Tawarikh 14:4–7)

Lahir di Hebron

[sunting | sunting sumber]

Daud memerintah 7 tahun 6 bulan lamanya di kota Hebron. Selama itu ia dikaruniai 6 orang putra:

  1. Amnon (anak sulung), dari Ahinoam, perempuan Yizreel
  2. Kileab[42] atau Daniel,[43] dari Abigail, perempuan Karmel, bekas istri Nabal[44]
  3. Absalom, anak Maakha, yakni anak perempuan Talmai, raja Gesur
  4. Adonia, anak Hagit
  5. Sefaca, dari Abital
  6. Yitream, dari Egla, isterinya itu.

Lahir di Yerusalem

[sunting | sunting sumber]

Daud memerintah 33 tahun lamanya di Yerusalem. Selama itu Ia dikaruniai sejumlah putra dan putri

  1. Syamua[45] atau Simea[46]
  2. Sobab
  3. Natan (dari keturunannya, lahirlah Maria binti Eli, yang melahirkan Yesus Kristus)[47]
  4. Salomo (dari keturunannya, lahirlah raja-raja Yehuda dan Yusuf, suami Maria yang melahirkan Yesus Kristus)[48]
  • Sembilan orang putra dari istri-istri lain yang tidak disebutkan namanya
  1. Yibhar
  2. Elisua[49] atau Elisama[50]
  3. Elifelet[50] atau Elpelet [51][52]
  4. Nogah[53]
  5. Nefeg
  6. Yafia
  7. Elisama
  8. Elyada[54] atau Beelyada [55]
  9. Elifelet

Semuanya itu anak-anak Daud, belum terhitung anak-anak dari gundik-gundik.

Anak-anak yang mempunyai sejarah khusus

[sunting | sunting sumber]

Dari Batsyeba, Daud mendapatkan seorang anak yang dinamainya Salomo yang kelak menggantikannya sebagai raja Israel yang ketiga. Daud mempunyai sejumlah anak lainnya. Antara lain adalah Absalom, seorang pemuda yang sangat tampan, yang sangat disayangi oleh Daud. Suatu kali Amnon, anak sulung Daud, memperkosa Tamar, adik perempuan Absalom. Absalom sangat marah. Dua tahun kemudian ia membalas dendam dengan menyuruh anak buahnya membunuh Amnon. Daud marah karena Amnon dibunuh, namun kemudian ia mengampuni Absalom.[57]

Belakangan Absalom mengadakan pemberontakan terhadap Daud. Dalam pemberontakan ini Absalom mati dibunuh oleh Yoab, panglima Daud.[58]

Pada hari tuanya, Adonia, putranya yang keempat mengangkat diri menjadi raja tanpa sepengetahuan Daud. Saat diberitahu, Daud segera memerintahkan untuk mengurapi Salomo sebagai raja. Setelah Daud wafat, Salomo menghukum mati Adonia.[59]

Mazmur Daud

[sunting | sunting sumber]

Menurut tradisi Kitab Mazmur (Zabur dalam Islam) disebut sebagai karangan Daud. Sebenarnya kitab ini merupakan kumpulan 150 syair nyanyian (mazmur) yang berisi berjenis-jenis puisi berupa doa, nyanyian pujian, ratapan, doa penyesalan, dll. Banyak gubahan Daud termasuk ke dalamnya, bersama dengan mazmur gubahan Musa, Asaf bin Berekhya dan beberapa penggubah lainnya. Salah satu mazmur gubahan Daud yang terkenal adalah Mazmur 23 "Tuhan adalah gembalaku".

Anak Daud

[sunting | sunting sumber]

Anak Daud adalah salah satu gelar Yesus Kristus, karena Ia berasal dari keturunan Raja Daud.[60]

Daud dalam Islam

[sunting | sunting sumber]

Daud ( داود Dāwūd) ialah nabi sekaligus raja Bani Israel dalam Islam. Semenjak masih muda telah menyertai tentara Bani Israil di bawah pimpinan Thalut melawan pasukan bangsa Palestin yang dipimpin Jalut. Daudlah yang berhasil membunuh Jalut, sehingga dipuji sebagai pahlawan perang. Setelah Raja Thalut meninggal, Daud menggantikannya sebagai raja. Allah mengangkat Daud sebagai nabi dan rasul-Nya. Kepadanyalah diturunkan kitab Zabur (Mazmur) yang diimani orang muslim. Ia memiliki sejumlah mukjizat, kecerdasan akal, mengerti bahasa burung, dan melembutkan besi hanya dengan menggunakan tangan kosong dan Daud juga memiliki suara yang paling merdu dari semua suara umat manusia, sama seperti Yusuf yang diberikan wajah yang paling tampan.

Daud yang mulai pembangunan Bait Suci yaitu Baitul Muqaddis yang telah diselesaikan oleh anaknya Sulaiman, yang kemudian sekarang menjadi tempat Masjid Al-Aqsa. Daud meninggal dalam usia 100 tahun dan dikebumikan di Baitul Muqaddis.

Nabi Daud dalam islam di kenal dengan puasanya yang dikenal dengan "Puasa Daud" (puasa dengan hari selang-seling) yang terkenal dikalangan orang muslim dengan Puasa Senin-Kamis. Puasa Nabi Daud ini dijelaskan dalam Hadist Muhammad sebagai puasa yang dicintai Allah:

Dari Abdullah bin Amru berkata bahwa Rasulullah bersabda: "Sholat (sunnah) yang paling dicintai oleh Allah adalah sholat (seperti) Nabi Daud. Dan puasa (sunnah) yang paling dicintai Allah adalah puasa (seperti) Nabi Daud. Beliau tidur separuh malam, lalu sholat 1/3-nya dan tidur 1/6-nya lagi. Beliau puasa sehari dan berbuka sehari." - HR Bukhari

Hadist diatas diriwayatkan setelah nabi Muhammad didatangi oleh seseorang yang mengatakan bahwa ia berpuasa setiap hari, maka Rasulullah bersabda diatas dengan menyatakan bahwa puasa terbaik adalah puasa Daud. Nabi Daud dalam Islam diagungkan dan adalah salah satu nabi mulia utusan Tuhan.

Fakta sejarah

[sunting | sunting sumber]
Prasasti Tel Dan yang memuat nama "Rumah Daud".

Sejumlah penemuan arkeologi, yang terutama adalah Prasasti Tel Dan dan Mesha Stele, mempunyai hubungan langsung dengan bukti kehidupan Daud dalam sejarah umum. Prasasti Tel Dan adalah batu bertulis yang memuat peringatan kemenangan orang Aram, ditemukan pada tahun 1993 di situs Tel Dan dan bertarikh ~850–835 SM. Prasasti ini memuat frasa ביתדוד (bytdwd), dibaca "Bait Daud" atau "Rumah Daud" dan ini "sekarang diterima luas". [61] Mesha Stele berasal dari Moab, bertarikh kurang lebih pada masa yang sama, juga diyakini memuat nama "Daud" pada baris ke-12, di mana penafsirannya masih diperdebatkan, dan pada baris ke-31, di mana ada satu huruf yang rusak.[62]

Ada pula bukti-bukti dari penelitian di permukaan tanah yang mengindikasikan bahwa Kerajaan Yehuda pada zaman Daud memang merupakan suatu kerajaan suku yang kecil.[63] Peninggalan Zaman Perunggu dan Zaman Besi pada Kota Daud, yaitu pusat kota asli dari Yerusalem, diidentifikasi berasal dari pemerintahan Daud dan Salomo, telah diteliti besar-besaran pada tahun 1970-an dan 1980-an di bawah pimpinan Yigal Shiloh dari Hebrew University, tetapi gagal menemukan bukti kediaman selama abad ke-10 SM.[64] Pada tahun 2005 Eilat Mazar melaporkan penemuan Struktur Batu Besar yang diklaimnya berasal dari istana Daud,[65] tetapi situs itu dianggap terkontaminasi dan tidak dapat ditentukan tarikhnya secara tepat.[66]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Carr, David M. & Conway, Colleen M., An Introduction to the Bible: Sacred Texts and Imperial Contexts, John Wiley & Sons (2010), p. 58
  2. ^ Garfinkel, Yosef; Ganor, Saar; Hasel, Michael G. (2018). In the Footsteps of King David: Revelations from an Ancient Biblical City. Thames & Hudson. hlm. 182. ISBN 978-0-50077428-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-11. Diakses tanggal 2020-10-05. 
  3. ^ Avioz, Michael (2015). Josephus' Interpretation of the Books of Samuel. Bloomsbury. hlm. 99. ISBN 9780567458575. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-11. Diakses tanggal 2020-10-04. 
  4. ^ 1 Samuel 17:12
  5. ^ 1 Samuel 16:11
  6. ^ 1 Samuel 16:1
  7. ^ 1 Samuel 16:2–3
  8. ^ 1 Samuel 16:7
  9. ^ 1 Samuel 16:14
  10. ^ 1 Samuel 16:23
  11. ^ 1 Samuel 17:15
  12. ^ 1 Samuel 17:1–3
  13. ^ 1 Samuel 17:17–20
  14. ^ 1 Samuel 17:21–23
  15. ^ 1 Samuel 17:4–10
  16. ^ 1 Samuel 17:16
  17. ^ 1 Samuel 17:23–27
  18. ^ 1 Samuel 17:28–31
  19. ^ 1 Samuel 17:32–34
  20. ^ 1 Samuel 17:34–37
  21. ^ 1 Samuel 17:37–39
  22. ^ 1 Samuel 17:40–47
  23. ^ 1 Samuel 17:48–54
  24. ^ 1 Samuel 17:55–58
  25. ^ 1 Samuel 18:1–5
  26. ^ 1 Samuel 18:6–9
  27. ^ 1 Samuel 18:10–16
  28. ^ 1 Samuel 18:17–19
  29. ^ 1 Samuel 18:20–27
  30. ^ 1 Samuel 18:28–30
  31. ^ 1 Samuel 30
  32. ^ 2 Samuel 2:11
  33. ^ 2 Samuel 5:3; 1 Tawarikh 12:38
  34. ^ a b 1 Raja Raja 2:11
  35. ^ 2 Samuel 12:1–25
  36. ^ 1 Tawarikh 28:2–6
  37. ^ 2 Samuel 5:4
  38. ^ 1 Raja Raja 2:10; 1 Tawarikh 29:28
  39. ^ 1 Samuel 16:10–11
  40. ^ 1 Tawarikh 2:13–17
  41. ^ 1 Samuel 16:9
  42. ^ 2 Samuel 3:3
  43. ^ 1 Tawarikh 3:1
  44. ^ 1 Samuel 25
  45. ^ 2 Samuel 5:14; 1 Tawarikh 14:4
  46. ^ 1 Tawarikh 3:5
  47. ^ Lukas 3:23
  48. ^ Matius 1:1–17
  49. ^ 2 Samuel 5:15; 1 Tawarikh 14:5
  50. ^ a b 1 Tawarikh 3:6
  51. ^ 1 Tawarikh 14:5
  52. ^ Nama "Elpelet" tidak tercantum dalam 2 Samuel 5
  53. ^ Nama "Nogah" tidak tercantum dalam 2 Samuel 5, tetapi tercatat dalam 1 Tawarikh 3:7dan 14:6
  54. ^ 1 Tawarikh 3:8
  55. ^ 1 Tawarikh 14:7
  56. ^ Nama "Tamar" tidak disebutkan dalam 2 Samuel 3, 2 Samuel 5 maupun 1 Tawarikh 14, tetapi tercatat dalam 1 Tawarikh 3 dan mempunyai kisah tersendiri yang dicatat dalam 2 Samuel 13
  57. ^ 2 Samuel 13:23–29; 14:1–33
  58. ^ 2 Samuel 18:1–18
  59. ^ 1 Raja-raja 2
  60. ^ Anak Daud
  61. ^ Schmidt 2006, hlm. 315.
  62. ^ Mykytiuk, Lawrence J. (2004). "Identifying Biblical Persons in Northwest Semitic Inscriptions of 1200–539 B.C.E." (Atlanta: Society of Biblical Literature), pp. 265–279.
  63. ^ Finkelstein, Israel; Neil Asher SilbermanDavid and Solomon: In Search of the Bible's Sacred Kings and the Roots of the Western Tradition Simon & Schuster Ltd (16 October 2006) ISBN 978-0-7432-4362-9 p32
  64. ^ Lihat David Ussishkin, "Solomon's Jerusalem: The Text and the Facts on the Ground," in: A.G. Vaughn and A.E. Killebrew (eds.), Jerusalem in Bible and Archaeology: The First Temple Period, (Society of Biblical Literature, Symposium Series, No. 18), Atlanta, 2003, pp. 103–115. See also Cahill, J., "David's Jerusalem, Fiction or Reality? The Archaeological Evidence Proves It," and Steiner, M., "David's Jerusalem, Fiction or Reality? It's Not There: Archaeology Proves a Negative," both in Biblical Archaeology Review 24 (July/August 1998). (These two scholars argue opposite sides of the case for a Jerusalem in keeping with the biblical portrayal).
  65. ^ Lihat Eilat Mazar, "Did I find David's Temple?" dalam Biblical Archeology Review, Jan/Feb 2006
  66. ^ .http://www.aftau.org/site/DocServer/telaviv_arch_34_2.pdf?docID=2881

Pustaka tambahan

[sunting | sunting sumber]

Terjemahan Kitab 1 dan 2 Samuel

[sunting | sunting sumber]

Komentari mengenai Kitab Samuel

[sunting | sunting sumber]

Lain-lain

[sunting | sunting sumber]
Daud, Raja Israel dan Yehuda
Cabang kadet Suku Yehuda
Gelar
Jabatan baru
Pemberontak terhadap Israel di bawah pimpinan Isyboset
Raja Yehuda
1010 SM–1003 SM
Diteruskan oleh:
Salomo
Didahului oleh:
Saul
Raja Israel dan Judah
1003 SM–970 SM

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]