Sejarah Nigeria

Sejarah Nigeria dapat ditelusuri hingga para penduduk paling awal yang tinggal di wilayah ini, dengan sisa-sisa mereka berasal setidaknya dari tahun 13.000 SM, melalui peradaban-peradaban awal seperti budaya Nok yang dimulai sekitar tahun 1500 SM. Banyak peradaban kuno Afrika menetap di wilayah yang kini dikenal sebagai Nigeria, seperti Kerajaan Nri, Kekaisaran Benin, dan Kekaisaran Oyo. Islam mencapai Nigeria melalui Kekaisaran Bornu pada sekitar tahun 1068 M dan Kerajaan Hausa selama abad ke-11, sementara Kekristenan datang ke Nigeria pada abad ke-15 melalui biarawan-biarawan Augustinian dan Kapusin dari Portugal ke Kerajaan Warri. Kekaisaran Songhai juga menduduki sebagian wilayah tersebut.

Mulai dari abad ke-15, pedagang budak Eropa tiba di wilayah ini untuk membeli budak Afrika yang dijadikan bagian dari perdagangan budak Atlantik, yang dimulai di wilayah Nigeria modern. Pelabuhan pertama yang digunakan oleh pedagang budak Eropa di Nigeria adalah Badagry, sebuah pelabuhan pesisir. Pedagang lokal menyediakan mereka dengan budak, meningkatkan konflik di antara kelompok etnis di wilayah tersebut dan mengganggu pola perdagangan yang lebih tua melalui rute Trans-Sahara.

Lagos diduduki oleh pasukan Inggris pada tahun 1851 dan secara resmi diannex oleh Britania pada tahun 1865. Nigeria menjadi protektorat Inggris pada tahun 1901. Periode pemerintahan Britania berlangsung hingga tahun 1960 ketika gerakan kemerdekaan menyebabkan negara ini memperoleh kemerdekaan. Nigeria pertama kali menjadi republik pada tahun 1963, tetapi tunduk pada pemerintahan militer setelah kudeta berdarah pada tahun 1966. Gerakan separatis kemudian membentuk Republik Biafra pada tahun 1967, memicu Perang Saudara Nigeria selama tiga tahun. Nigeria kembali menjadi republik setelah konstitusi baru ditulis pada tahun 1979. Namun, republik tersebut berumur pendek, karena militer merebut kekuasaan lagi pada tahun 1983 dan memerintah selama sepuluh tahun. Republik baru direncanakan akan dibentuk pada tahun 1993 tetapi digagalkan oleh Jenderal Sani Abacha. Abacha meninggal pada tahun 1998 dan republik keempat kemudian dibentuk pada tahun berikutnya, 1999, mengakhiri tiga dekade pemerintahan militer yang berselang-seling.