Lompat ke isi

Pangeran Djaija Samitra

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pangeran Jaya Sumitra / Pangeran Djaija Semitra / Pangeran Djaja Samitra / Pangeran Djaya Simitra
(sejak 1845) Raja Kusan 4 dan Raja Pulau Laut 1 (1850-1861)[1][2]
Prasarana pengapalan batubara di Pulau Laut pada masa Hindia Belanda
Kematian1861
Desa Sigam,Pulau Laut Sigam,Kotabaru Sigam, Jalan Barangas, km 3,5, Pulau Laut Utara.
Pemakaman
Desa Sigam,Pulau Laut Sigam,Kotabaru Sigam, Jalan Barangas, km 3,5, Pulau Laut Utara.
WangsaDinasti Pulau Laut
AyahPangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad bin Pangeran Mangku bin Pangeran Kasuma Nagara bin Pangeran Dipati (Pangeran Dipati Desa Bumi) bin Seri Sultan Amarullah Bagus Kasuma/Tahlilullah/Tahirullah/Tahlil-Lillah Tahlilullah
IbuNyai Dimalu / Nyai Abuk [3][4] [5][6][7] [8][9][10][11] [12][13][14] [15]
Pasangan
1. ♀ Nyai Ambak binti Kiai Adipati Singasari (adik Njahi Ratoe Koemala Sarie Kamala Sari)
AnakPangeran Kasoema Giri (Goesti Abdoellah) anak :

1, Pangeran Muhammad Abi bin Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra (kepala distrik Martapura)


2. ♂ Pangeran Muhammad Basoe bin Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra berputra ♂ Goesti Abdoellah berputra ♂ Goesti Moehammad


3. ♀ Ratu Intan binti Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra + ♂ Pangeran Ali berputra Pangeran Mohammad Noor


4. ♀ Ratu Mulia/Moelik binti Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra + Pangeran Udan berputra Pangeran Muhammad' berputra ♂ patih Gusti Ahmad M + ♀ Putri Hj. Zubaedah binti Pangeran Arga Kasuma binti ♂ Pangeran Arga Kasuma[16]
AgamaIslam Sunni

Pangeran Jaya Sumitra atau Pangeran Djaija Semitra[17] atau Pangeran Djaja Samitra[18] atau Pangeran Djaya Simitra[19] adalah sekretaris pribadi Sultan Adam, Raja Banjar. Sebagai Staff Sultan Adam, Pangeran Djaija (Djaja) Samitra memperoleh hasil pungutan tanah apanage sebagai penghasilannya. Dalam tahun 1860, Pangeran Djaija (Djaja) Samitra (Sumitra) berusia 45 tahun dan kerabatnya yang juga menjadi staff Sultan Adam yaitu Pangeran Aminullah berusia 30 tahun.[17][19]

Pangeran Kasoema Giri (Goesti Abdoellah) anak : 1, Pangeran Muhammad Abi bin Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra (kepala distrik Martapura)


2. ♂ Pangeran Muhammad Basoe bin Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra berputra ♂ Goesti Abdoellah berputra ♂ Goesti Moehammad


3. ♀ Ratu Intan binti Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra + ♂ Pangeran Ali berputra Pangeran Mohammad Noor


4. ♀ Ratu Mulia/Moelik binti Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra + Pangeran Udan berputra Pangeran Muhammad' berputra ♂ patih Gusti Ahmad M + ♀ Putri Hj. Zubaedah binti Pangeran Arga Kasuma binti ♂ Pangeran Arga Kasuma[20]

pada tahun 1845, Jaya Sumitra menjadi Raja Kusan lV.Pangeran kemudian mengambil keputusan untuk memindahkan pusat kekuasaannya ke Pulau Laut. Tepatnya di Salino, yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Pulau Laut Tengah.Meski begitu, sambungnya lagi, wilayah kekuasaannya masih membawahi wilayah Kusan dan Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu.setahun lebih memimpin kerajaan Pulau Laut, Jaya Sumitra kemudian diminta langsung oleh pamannya Sultan Adam untuk menjadi penasihat Kesultanan Banjar.Menerima titah langsung dari Sultan Adam, Jaya Sumitra akhirnya mengiyakan dan membantu pemerintahan di lingkup Kesultanan Banjar."Lalu kala itu, kepemimpinan Raja Pulau Laut II digantikan oleh sang adik Jaya Sumitra, yakni Abdul Kadir.Selanjutnya setelah dirasa cukup mengabdikan diri menjadi penasihat raja, pada tahun 1861, Jaya Sumitra kemudian kembali ke Pulau Laut hingga wafat.Menjabat sebagai penasihat, Pangeran Jaya Sumitra tercatat lebih satu tahun, dan pengabdiannya lebih dominan di lingkup Kesultanan Banjar.Menariknya, saat menjadi sosok penasihat raja pun secara otomatis Jaya Sumitra juga menjadi penghubung langsung dengan di kerajaan Pulau Laut."Nah, saat Kerjaan Banjar mengalami gejolak, Kerajaan Pulau Laut lah yang banyak membantu saat itu,"[21] [22][23]

POTRET BANGSAWAN: Arsip dokumentasi terkait Kerajaan Pulau Laut di Kotabaru.
POTRET BANGSAWAN: Arsip dokumentasi terkait Kerajaan Pulau Laut di Kotabaru.
Pangeran Muhammad Abi bin Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra (kepala distrik Martapura)
Pangeran Muhammad Abi bin Pangeran Kasoema Giri bin Pangeran Djaija Samitra (kepala distrik Martapura)
  1. Raja Kusan I: Pangeran Muhammad Aminullah (1734-1759)
  2. Raja Kusan II: Pangeran Amir bin Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah (1786)
  3. Raja Kusan III: Pangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad sebagai raja Bangkalaan, Batulicin, Kusan (1830-1840).[24] Pangeran Aji Musa meninggal pada bulan Januari 1840.[25]
  4. Raja Kusan IV: Pangeran Muhammad Nafis bin Pangeran Haji Musa Raja Bangkalaan(1840-1845), Pangeran Mangkubumi Djamaluddin Djamaloedin, berkedudukan di negeri Kusan sendiri.
  5. Raja Kusan V: Pangeran Djaija Samitra bin Pangeran Haji Musa (sejak 1845), sebagai Pangeran Mangkubumi Pangeran Abdoel Kadir, berkedudukan di negeri Kusan sendiri. Pangeran Djaija Samitra pindah kampung Salino di pulau Laut dan menjadi Raja Pulau Laut I.
  6. Pangeran Abdoel Kadir (Raja Sigam) bin Pangeran Haji Musa, Raja negeri Kusan, Batulicin & Pulau Laut.[26][27] Belakangan negeri Kusan diserahkan kepada Raja Pagatan.
  7. La Paliweng Arung Abdul Rahim, Raja negeri Pagatan dan Kusan
  8. Ratu Arung Daeng Makau atau Ratu Senggeng

Pangeran Djaija (Djaja) Samitra merupakan anak Pangeran Hadji Moesa (bin Pangeran Hadji Moehamad). Pangeran Hadji Moehamad, pemilik tanah apanage Sela-Selilau, Tanah Kusan, dan Kuranji.[18][28]Pangeran Hadji Moesa ini memiliki anak-anak berikut, seperti: Pangeran Djaja Samitra, Mohamad Napis, Pandji dan Ab'doel Kadir dan Goesti Djamal-oedin.[18][28]Pangeran Djaja Samitra, yang ibunya keturunan masyarakat kecil, masih menjadi penulis rahasia Sulthan di Banjarmasin. Pangeran Mohamad Napis pengganti ayahnya sebagai raja Koessan, telah wafat pada tahun 1845 dan kemudian digantikan oleh saudaranya, Abd'oel Kadir. Pangeran Pandji meninggal di Batavia. Goesti Djamal-oedien menjabat mangkubumi negara Koessan saat ini (tahuh 1860).[18]

Silsilah Versi An-Nasabah

1. Sayyid Ahmad Rahmatullah Maula Ampel

2. Raden Ali Zainal Abidin Mekkah

3. Ahmad Sunan Serabut Sunan Demak Pangeran Tengah Giri Kedaton

4. Raden Jaya Menteri Malaka

5. Pangeran Surian Syah

6. Sultan Rahmatullah

7. Sultan Hidayatullah I

8. Sultan Musta'inbillah

9. Sultan Inayatullah

10. Sultan Saidullah

11. Sultan Tahlilullah

12. Pangeran Dipati Desa Bumi

13. Pangeran Kasuma Nagara

14. Pangeran Mangku

15. Pangeran Haji Muhammad Kepala Sela Selilau Kusambi

16. Pangeran Haji Musa Raja Kusan Batulicin Bangkalan Ketiga (Wafat Dalam Tahanan Belanda)

17. Pangeran Djaija Samitra Raja Pulau Laut Kelima

18. Pangeran Kasoema Giri (Goesti Abdoellah)

Penghasilan

Sebagai sekretaris pribadi Sultan Adam, Pangeran Jaya Samitra memperoleh hasil pungutan (tanah apanage) dari Banua Parincahan (nama kampung di Kota Kandangan).[29]

Pemakaman

Makam Pangeran Djaya Sumitra Djaija Samitra
Makam Pangeran Djaya Sumitra Djaija Samitra

Makam Pangeran Djaija Samitra (Pangeran Jaya Sumitra) dan Raja-raja Pulau Laut lainnya terletak di desa Sigam, Jalan Barangas, km 3,5, Pulau Laut Utara.

Pangeran Djaija Samitra (sejak 1845) Raja Kusan 4 dan Raja Pulau Laut 1 (1850-1861) Wafat Tahun 1861[30][31] jalur silsilah Pangeran Djaija Samitra bin Pangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad bin Pangeran Mangku bin Pangeran Kasuma Nagara bin Pangeran Dipati (Pangeran Dipati Desa Bumi) bin Seri Sultan Amarullah Bagus Kasuma/Tahlilullah/Tahirullah/Tahlil-Lillah Tahlilullah. Namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kotabaru (Pulau Laut).[32]

Latar Belakang

Silsilah Pangeran Dipati [Desa Bumi] bin Sultan Tahlil-Lillah versi hikayat Tutur Candi, yang menurunkan raja-raja Pulau Laut.[33][34]

"Maka Sultan Hidayatullah pun matilah, maka ditanam di Kuin dekat dengan kubur Rakhmatillah. Adapun Sultan Musta'inbillah berputra Sultan Indallah, dan Sultan Indallah berputra Sultan Sa'idillah, berputra Sultan Tahlilillah, berputra enam orang, yang tuha Sultan Tamjidillah dan Pangeran Nullah jadi mangkubumi, dan Pangeran Dipati dan Pangeran Mas dan Pangeran Istana Dipati dan Pangeran Wira Kusuma. ".

— Tutur Candi.[33]

♂ Sultan Suriansyah
♂ Sultan Hidayatullah
♂ Sultan Rakhmatillah
♂ Sultan Indallah
♂ Sultan Sa'idillah
♂ ♂ Sultan Tahlillillah
(Panembahan Tengah)
Pangeran Istana DipatiPangeran Mas
(Pangeran Mas Dipati Gending)
Sultan Tamjidillah Pangeran Nullah
(Mangkubumi)
Pangeran Wira KasumaPangeran Dipati
(Pangeran Dipati Desa Bumi)

Pangeran Djaija Samitra merupakan anak Pangeran Hadji Moesa, dan juga sekaligus cucu dari Pangeran Hadji Moehamad alias Hadji Pangeran/Aji Pangeran (bin Pangeran Dipati Desa Boemi ?).

Pangeran Hadji Moehamad juga keturunan Pangeran Dipati Toeha raja Tanah Bumbu ke-1. Sekitar waktu itu datang Pangeran Hadji Mohamad, keturunan Pangeran Dipati Toeha. di Tjengal, tempat Goesti Besar tinggal, dan mengajukan proposal untuk tangan ratu ini, yang, bagaimanapun, menolak tawarannya, tetapi setuju untuk mengasosiasikan putranya, bocah lelaki Adji Djawa, dengan seorang putrinya. Namun, karena Pangeran Mohamad hanya ingin menyelesaikan ini dengan syarat Adji Djawa menetap di Bandjarmasin dan Goesti Besar dengan bijak menolak untuk mengakui hal ini, pernikahan ini tidak terjadi.

Pangeran Hadji Mohamad, melihat rencana pemukiman kembali untuk dirinya sendiri atau keturunannya dari tanah Goesti Besar digagalkan, kembali ke Bandjarmasin, tetapi, sebelum meninggalkan Cengal, melamar ke Goesti Besar, untuk meminjam darinya distrik penambangan intan Sèla, Selillau dan Koesampi, sekarang menjadi milik negara-negara Koesan.

Goesti Besar setuju, dengan syarat, bagaimanapun, bahwa negara-negara itu, pada usia Adji Djawa, akan dikembalikan kepada mereka.

Setelah tanah Goesti Besar mematuhi raja-raja Pasir selama lima belas tahun, Adji Djawa, yang telah mencapai usia laki-laki dewasa, mencoba mendapatkan kembali kepemilikan. Untuk tujuan ini dia, dari waktu ke waktu, dengan dalih berdagang, pindah dari Batu-Liljin, tempat dia menetap setelah meninggalkan Tjengal bersama ibunya.

Dalam perjalanan ini, ia diam-diam menjalin hubungan erat dengan para kepala Tjengal, Menoenggul, dan Sampanahan, dan memperoleh penganut yang memungkinkannya untuk mengamankan tanah yang sebelumnya dimiliki oleh ibunya, dengan bantuan Panggawa Tatieop, kembali. Dia menyerang negara-negara tersebut, dan setelah beberapa hari berjuang keras dan keras kepala, dia mengejar para pemimpin Pasir dan menyatakan dirinya penguasa Tjengal dan Menoenggoel.

Selama masa sebelum masa itu, masa kerusuhan dan kelemahan pemerintah, beberapa kepala atau Pembekel, yang sebelumnya ditunjuk oleh Ratoe Intan, telah menganggap diri mereka "penguasa independen distrik". Yaitu, Goesti Moeso tertentu di Tjantoeng dan Goesti Kamír di Bangkala-an telah mengambil alih sebagai tuan. Yang terakhir, yang memerintah dengan nama Pangeran Moeda, memiliki seorang putri bernama Goesti Kamil, dengan siapa Adji Djawa memasuki pernikahan, karena ia memiliki cara untuk mendapatkan kepemilikan mantan juga dengan cara lain. LansdchapBangkalaan milik ibunya. Dengan cara yang sama ia juga memiliki Tjantoeng, karena ia juga menikahi Goesti Katapi, putri Goesti Moeso.

Sebagian karena perang dan sebagian karena perkawinan, dengan demikian Adji Djawa telah menyatukan negara-negara berikut sebagai: Tjengal, Menoenggoel, Sampanahan, Bangkala-an, Tjantoeng dan Batu-litjin.

Sebagai hadiah atas bantuan yang diberikan kepadanya untuk mendapatkan kembali kerajaannya, Adji Djawa memberi Panggawa Tatieop lanskap Menoenggoel sebagai pangkalan dan kepada pamannya yang masih hidup, Paman Goesti Ali, bersama dengan nama dan gelar Pangeran Mangkoe, tanah Sampanahan di warisan Pangeran Mangkoe ini memiliki ahli waris laki-laki bernama Goesti Hina.

Sementara peristiwa yang dijelaskan di atas terjadi, Pangeran Hadji Mohamad meninggal, di mana putranya, Pangeran Hadji Moesa, datang ke tanah Kusan, untuk mempertahankan hak-hak ayah dan ayah almarhum di sana.

Pangeran Hadji Moesa ini memiliki anak-anak berikut, seperti: Pangeran Djaja Samitra, Pangeran Mohamed Napis, Pangeran Pandji dan Pangeran Abdoel Kadir dan Goesti Djamal-udin.

Dia menyebabkan, melalui intrik yang gigih, banyak kesulitan bagi Adji Djawa, yang, melalui tindakannya, melihat negeri Cantung, yang paling makmur dari Tanah Boemboe, terbaring dalam aseh (1), meskipun dia terpaksa, bahkan bentang Bangkala baginya. -untuk mengembalikan ke negara-negara Koessan dan putranya, Pangeran Mohamad Napis

Buah dari pernikahan Adji Djawa dengan Goesti Kamil adalah Adji Tukul dan Adji Landasan, sedangkan buah pernikahan Adji Djawa dengan Goesti Katapi adalah Adji Mandoera juga disebut Adji Daha. Adji Landasan menikahi putra Pangeran Hadji Moesa, bernama Pangeran Pandji, dan menerima daerah Batu-litjin sebagai apanage, sementara Hadji Moesa, berturut-turut menjadi wali ayahnya Pangeran Hadji Mohamad, untuk distrik Sèla dan Selillau.

Setelah kematian Pangeran Pandji, saudara lelakinya, Pangeran Mohamad Napis, mengambil alih distrik-distrik yang disebutkan di atas, sementara Adji Landasan memasuki pernikahan kedua dengan Daing Magading. Dia meninggal tanpa anak dan setelah suaminya Batu-litjin

Adji Toekoel, putri tertua Adji Djawa dan Goesti Kamil, menikahi Adji Pati, putra Sulthan Soleiman dari Pasir.

Setelah kematian Adji Djawa, Tanah Boemboe dibagi sebagai berikut:

  • Bangkala-an, Tjengal, Menoengoel kepada Adji Tukul
  • Tjantoeng kepada Adji Mandoera,
  • Sampanahan kepada Pangeran Mangkoe (Gusti Ali),
  • Boentar-laut kepada Goesti Dandai.

Saat tahun 1853, Tanah Boemboe dibagi sebagai berikut: Tjengal, Menoenggoel dan Bangkala-an di bawah Pangeran Moeda, putra mendiang Adji Pati dan Adji Toekoel, cucu Adji Djawa;

Sampanahan di bawah Pangeran Mangkoe (Gusti Ali), paman dari ibu Adji Djawa, merupakan saudara dari Goesti Besar, ibu dari Adji Djawa, dan putra Pangeran Praboe, yang, sebagaimana disebutkan di atas, adalah penguasa Sampanahan pada tahun 1780;

Tjantoeng, termasuk Boentar-laut, di bawah Adji Mandoera, putra mendiang Adji Djawa dan Goesti Katapi.[28]

Pememilik [pertama kali] Tanah Bumbu, Pangeran Dipati Toewa (putera mahkota dengan wali Sultan Achmad-ollah/Tantahid-ollah/Raden Alit pemangku raja Banjar), saudara dari Pangeran Dipati Anom (mangkubumi Banjar).[35]

[36][37]
SULTAN BANJAR
♂ Sultan Tahlilu'llah
♂ Pangeran Dipati Desa Boemi
♂ Pangeran Kasuma Nagara
♂ Pangeran Mangku
APANAGE SELA SELILAU (1802)
♂ Pangeran Hadji Moehamad
RAJA BATULICIN-BANGKALAAN (1832)
♂ Pangeran Hadji Moesa = ♀ Nyai Dimalu
RAJA PULAU LAUT1
♂ Pangeran Djaija Samitra = ♀ Nyai Ambak
♂ Pangeran Kasoema Giri
(Goesti Abdoellah)
♂ Goesti M.Basoe
♂ Goesti Abdoellah
♂ Goesti Moehammad

Kekerabatan dengan kerajaan Banjar

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Sita Rara
 
♂ Saudagar Mangkubumi
(Saudagar Jantam)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Aria Malingkun
 
 
 
 
 
 
 
♀ Sira Manguntur
(Déwi Sekar Gading)
 
RAJA NEGARA DIPA
♂ Ampu Jatmaka[38]
Maharaja di Candi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Dayang Diparaja
 
PEMANGKU RAJA NEGARA DIPA
♂ Lambu Mangkurat
(Patih Lamboeng Mangkoerat)
(Ratu Kuripan)[39]
 
♀ Puteri Bayam Beraja[40]
 
♀ Putri Ratna Déwi[41]
 
♂ Ampu Mandastana
Patih Mandastana
Lambu (Lambung) Djaja Wanagiri
 
♂ Raja Majapahit
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Bangbang Patmaraga
 
♂ Bangbang Sukmaraga
 
RAJA NEGARA DIPA
♂ Raden Putra
Raden Suria-Nata
Maharaja Suria-Nata
(Pangeran Suria-Nata)
(Raden Aria Gegombak Janggala Rajasa)
 
 
 
RAJA NEGARA DIPA
♀ Putri Junjung Buih
Ratu Tunjung Buih
(Putri Ratna Janggala Kadiri)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Putri Huripan
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
RAJA NEGARA DIPA
♂ Maharaja Suria-Gangga-Wangsa
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Putri Kalarang
 
 
 
 
♂ Pangeran Suria-Wangsa
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PEMANGKU RAJA NEGARA DIPA
♀ Putri Kalungsu
(Putri Kabu Waringin)
 
 
 
 
 
RAJA NEGARA DIPA
♂ Maharaja Carang Laleyan
(Arya Dewangsa)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
RAJA NEGARA DAHA
Raden Sekar Sungsang
Ki Mas Lelana
Raden Sari Kaburungan
Maharaja Sari Kaburungan
(Pandji Agung Rama Nata)
 
♀ Poetrie Ratna Minasih[42]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Raden Bangawan
 
♀ Nyai.....
 
♀ Nyai.....
 
 
 
 
 
RAJA NEGARA DAHA
♂ Maharaja Sukarama
(Pangeran Sukarama)
 
 
 
 
 
♀ Nyai.......
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Raden Mantri Alu
 
♀ Putri Galuh Baranakan
 
♂ Pangeran Jayadewa
Raden Mambang
 
RAJA NEGARA DAHA
♂ Pangeran Tumenggung
Raden Panjang
 
RAJA NEGARA DAHA
♂ Maharaja Mangkubumi
(Pangeran Mangkubumi)
Raden Paksa
 
ADIPATI BERANGAS
♂ Pangeran Bagalung
Raden Bali
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR I 1500-1546
♂ Sultan Suryanullah
(Sultan Suriansyah)
 
 
 
♀ Ratu Sultan Suriansyah
 
♂ Raden Bagawan
 
♀ Dayang Sari Bulan
(Putri Sari Bulan)
 
♂ Raden Harja
 
♀ Raden Lamarsari
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Prabu Tunggul Ametung[43]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Anom
Pangeran di Hangsana
 
SULTAN BANJAR II
♂ Sultan Rahmatillah
 
♀ Ratu Sultan Rahmatillah
 
♂ Pangeran di Laut
 
♀ Putri.....
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
RAJA DOMPU
 
RAJA SELEPARANG
♂ Demung Mumbul
(Batara Mumbul)
Prabu Turunan
Prabu Purwawisesa
 
♂ Pangeran Kaesari
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Raden Zakaria
 
♂ Pangeran Demang
 
 
 
 
♀ Nyai Ratu.....
binti Tuan Khatib Banun
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR III
♂ Sultan Hidayatullah I[44]
 
 
 
 
 
 
♀ Putri Nur Alam
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN DOMPU II
Sultan Jamaluddin
 
SULTAN DOMPU I
Sultan Syamsuddin
Ma Wa'a Tunggu
 
RAJA SELEPARANG
♂ Prabu Indra Jaya
(Prabu Rangkesari)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Hajang
binti Sultan Hidayatullah I
 
♂ Pangeran Mancanagara
(Raden Gulu 1)
 
♂ Raden Aria Sami
(Raden Warjo)
 
PERMAISURI BANJAR
♂ Ratu Agung
binti Pangeran Demang
 
SULTAN BANJAR IV
♂ Sultan Mustain Billah
Raden Senapati
Pangeran Senapati
(Gusti Kacil)
 
♂ selir orang Jawa
(ibunda Sultan Ri'ayatullah Pangeran Tapasena Raden Halit)
 
 
 
Raden Subamanggala
Pangeran Mangkunagara
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN GOWA
♂ Sultan .....
 
♂ Daeng ....
 
 
 
 
 
SULTAN BIMA
m. 1620-1640
La Ka’i
Sultan Abdul Kahir
Mantau Wata Wadu
 
SULTAN DOMPU III
Sultan Sirajuddin
 
RAJA SELEPARANG
♂ Prabu Panji Anom
(Raden Mas Pakenak)
 
 
 
 
 
"Raja Taliwang"
(♂ Dewa Lengit Ling Kertasari ?)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR V
♂ Sultan Inayatullah
Pangeran Dipati Tuha
 
RAJA KOTAWARINGIN 1
MANGKUBUMI BANJAR
Ratu Bagawan dari Kotawaringin
 
MANGKUBUMI BANJAR
Panembahan di Darat
 
PANGERAN BANJAR
♂ Pangeran Dipati Antasari
 
PUTRI BANJAR
Ratu Hayu
Putri Busu
 
 
 
 
 
 
 
Raden Timbakal
Pangeran Dipati Martasari
 
Si Jawa
 
Putri Sumbawa
 
RAJA SELAPARANG
(m. 1648-1660)
♂ Adipati Topati
Dewa Maja Paruwa[45][46]
 
Putri Bali
 
 
 
RAJA TALLO VIII
I Manginyarrang Daeng Makkio
Karaeng Kanjilo
"Sultan Abdul Jafar Muzaffar"
Tumammalinga ri Timoro
gelar anumerta "Tumenanga ri Tallo"
Raja / Ma'gau Tallo ke-8
 
SULTAN GOWA
♂ Sultan Hasanuddin
 
♀ Ratu ....
 
♀ I Pattimang
Daeng Nissaking
Karaeng Bontoje’ne
(adik ipar Sultan Hasanuddin SULTAN GOWA)
 
SULTAN BIMA
m. 1640-1682
I Ambela
♂ Sultan Abi'l Khair Sirajuddin
Mantau Uma Jati[47]
bin Sultan Abdul Kahir Mantau Wata Wadu
b. 1629, wafat + 23-7-1682
 
SULTAN DOMPU IV
Sultan Ahmad
Manuru Kilo
 
RAJA SELEPARANG
♂ Deneq Mas Pakel
(Dewa Mraja Mas Pekel)[48]
 
♂ Raden Mas Panji Tilar Negara
 
"Putri Taliwang"
(♀ Lala Ayu Kencana Dewi)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR VI
♂ Sultan Saidillah
Pangeran Kasuma Alam
 
♂ Raden Kasuma Taruna
Pangeran Dipati Kasuma Mandura
 
♀ Gusti Hacil
 
Pangeran Singamarta
Raden Sutasoma
 
♂ putri dari Adipati Topati Taliwang
 
♂ Raden Pamekas
Raden Sutarta
 
"Putri Taliwang"
♀ Mas Surabaya
binti Raja Paruwa
 
PANGERAN BANJAR
"Raja Banjar"
Raden Subangsa
Raden Marabut
"Pangeran Taliwang"
 
"Putri Sumbawa"
♀ Mas Panghulu
binti Raja Paruwa
 
RAJA SELEPARANG
(m. 1660-1697)
Raden Munda
 
DATU KAMUTAR
SULTAN SUMBAWA
(m. 1648-1668)
Dewa Mas Pamayan
Pemban Mas Aji Komala
Maas Tjini[48][49][50][51][52]
 
♂ I Nampa Daeng Niak (Nija')
Karaeng Panaikang
(janda Katjili Kalamata)[49][53]
 
♂ Katjili Kalimata
Kaitsjili Kalamatta
(saudara Mandar Syah Sultan Ternate)[49]
 
RAJA TALLO X
♂ I Mappaijo Daeng Mannjauru Sultan Harun Al Rasyid Tumenanga ri Lampana(Taminar Lampana)
(cucu Mantau Uma Jati Sirajudin Sultan Bima)
 
♀ I Pangka Dampu Karaeng Bonto Matte'ne
 
SULTAN BIMA
m. 1682-1687
Mapparabung
Daeng Mattali'
Karaeng Panaragang
♂ Sultan Nuruddin Abu Bakar Ali Syah
Mawa'a Paju[54]
b. 13-12-1651,wafat + 23-7-1687
 
♀ Daeng Mami
Ruma Paduka Dompu
 
SULTAN DOMPU V
♂ Sultan Abdur Rasul I
Manuru Dorongao
 
RAJA SELEPARANG
♂ Dewa Mas Kertajagat
(Raden Dipati Prakosa)
 
 
 
♂ Raden Untalan
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR VII
♂ Sultan Amarullah Bagus Kasuma
(Raden Bagus)
Pangeran Suria Angsa dari Banjar
 
♂ Raden Pajang
Raden Suta Kasuma
 
 
 
Gusti Pandara
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Laya Kesuma
 
 
 
DATU TALIWANG
"Raja Taliwang"
Raden Mataram
Mas Mataram
(yang hilang di Tallo)[55]
 
SULTAN SUMBAWA III (1672/75 – 1702/05)
Raden Bantan
♂ Dewa Mas Bantan
Datu Loka
Dewa Dalam Bawa
Sultan Harunnurrasyid I
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Siti Halimah
Daeng Tomi
Karaeng Tannisanga
 
♂ Rumata Sangaji Bolo
 
SULTAN BIMA
m. 1687-1696
♂ Sultan Jamaluddin 'Inayat Syah
Rumata Mawa'a Romo[56]
b. 1673, wafat + 6-7-1696 di pengasingan Batavia
 
SULTAN DOMPU VI
♂ Sultan Ahmad Syah
Manuru Kambu
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN DOMPU VII
Sultan Usman
Manuru Goa
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN NEGARA
Panembahan Kusuma Dilaga[57]
 
SULTAN (KAYU TANGI) BANJAR VIII
Sultan Tahmidullah 1
Sultan Suria Alam dari Banjar
Panembahan Kuning[58][59]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Laya Kesuma
 
RAJA BONE XX m. 1724-1749
♀ We Bataritoja
Datu Talaga Arung Timurung
Sultanah Zainab Zulkiyahtuddin
 
DATU TALIWANG
SULTAN SUMBAWA IV (1702-17..)
♂ Mas Madina
Sultan Jalaluddin Muhammad Syah I
 
♀ I Rakkia Karaeng Kanjenne Addatuang Sidenreng VI Arung Berru VII (m. 1720 - 1740)
 
DATU JEREWEH
Mas Palembang
♂ Dewa Maja Jereweh
 
♀ Karaeng Bontoje'ne
 
♀ Dewa Isa Karaeng Barong Patola
 
♂ Daeng Mamuntuli Arung Kadjoe bin Arung Teko dari Bone
 
DATU SERAN
PEMANGKU SULTAN SUMBAWA (1723-1725)
♂ Raja Tua Datu Bala Sawo
Dewa Loka Ling Sampar
 
 
♀ Ince' Bagus
 
 
 
SULTAN BIMA
m. 1696-1731
Mapatalli' Syaad Syah
♂ Sultan Hasanuddin Muhammad Ali Syah
Rumata Mantau Bata Baharu (Bou)[60]
b. 7-9-1689, wafat + 23-1-1731
bin Sultan Jamaluddin 'Inayat Syah Rumata Mawa'a Romo
 
 
 
♀ Dewa Iya Datu Balasao
Datu Tengah
(Karaeng Bonto Pa'ja)[61]
 
♂ Datu Budi
 
SULTAN DOMPU X
Sultan Syamsuddin
Manuru Sampela
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
MANGKUBUMI BANJAR
♂ Pangeran Mangku Delaga
(Pangeran Sepuh)
pangerang Souria delaga[62]
 
SULTAN BANJAR IX.a
(m. 1730 - 1734)
Sultan il-Hamidillah
(Koning Dachmet Door)
Sultan Kuning
Pangeran Dipati Sena
 
WALI SULTAN BANJAR


SULTAN BANJAR IX.b
( m. 1734-1759)


Sultan Tamjidillah I
Panembahan Sepuh
Panembahan Kesuma Alam
Pangeran Kesuma Ningrat
 
Pangeran Wira Kasuma 01
 
PANGERAN BANJAR
"Raja Banjar"
♂ Datu Aria
 
DATU TALIWANG
"Raja Taliwang"
♂ Gusti Amin
 
KARAENG BONTOLANGKASA 6
♂ I Mappasempa' Daeng Mamaro Opu Mangnguluang
 
 
 
SULTANAH SUMBAWA VII
Sultanah Siti Aisyah
Datu Bini[63]
 
 
 
 
 
DATU TALIWANG
SULTAN SUMBAWA VI
Sultan Muhammad Kaharuddin I
Datu Susun
 
 
 
 
PERMAISURI BINAMU
♀ Karaeng Baine Binamu We Tenri Ico Dai Karaeng Mangarabombang
Datu Pampang
 
RAJA BINAMU (JENEPONTO) XI m. 1796-1814
♂ I Bebasa Daeng Lalo Karaeng Lompoa Ri Binamu
 
 
 
DATU JEREWEH
♂ Aka-eo-dienie[53]
Sultan Hasanuddin[64]
(keponakan Santombong Datoe Goenoeng, raja Selaparang)
 
♂ Abdullah/Datu Dollah
Yang "Hilang"/Meninggal (Muslimin) Di Selaparang
Rumata Mambora Ipa Bali
 
♀ PADUKA TALLO'
(Mambora di Tallo)
Datu Siti Maryam
 
Manuru Daha
[65]Rumata Mantau Uma Kapenta
(b. 1706, + 17 atau 27 Mei 1748)
SULTAN BIMA VI
m. 1731-1748
Abdul Muslimin Ali Syah
Abdullah Sulaiman Ali Syah
♂ Sultan Alauddin Muhammad Syah Zillullah fi al-'Alam [53][66][67]
 
♂ Datu Seppe
 
 
 
SULTAN DOMPU XI
Sultan Abdur-Rahman
Manuru Kempo
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Mas Aria Sukma/Kusuma
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DATU TALIWANG
♂ Gusti Aceh
 
 
 
 
SULTAN SUMBAWA IX 1762-1765
♂ Gusti Mesir Abdurrahman
(Sultan Abdurrahman)
Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II
Datu Pengantin
Datu Pangeran Taliwang
 
RAJA PERMAISURI SUMBAWA
Siti Khadijah
Datu Bonto Paja
(Karaeng Bonto Masugi)
 
RAJA TALLO
MANGKUBUMI GOWA
♂ I Manyombali Daeng Patompo Karaeng Barang Mamase Raja Tallo Mangkubumi Gowa
 
♂ I Lotting Shalahuddin Daeng Marakka TuMalompoa ri Data
 
♀ Putri.....
 
♂ Dea Adipati Lalu Kaidah Mele Habirah
Lalu Jamelela
Dea Koasa Unter Iwes
 
♀ Lala Saragialu
Daeng Talebang
Karaeng Talebang
 
♂ Pangeran Dipati
(Pangeran Dipati Desa Bumi)
(bin Sultan Tahlil Raja Banjar)
 
DATU SERAN
SULTAN SUMBAWA XIV m. 1777-1791
♂ Sultan Harun Ar Rasyid II
(Hasan Rasyid)
Datu Budi (Badeh)
Lalu Mahmud
 
 
 
PUTRI SERAN
♀ Ran Tambas
Lala Tambas
binti Datu Seran
 
 
 
SULTAN BIMA VIII
m. 1751-1773
Sri Nawa
♂ Sultan Abdul Kadim Muhammad Syah
Rumata Mawa'a Taho[68]
b. 10-6-1735, wafat + 31-8-1773[69]
 
SULTAN SUMBAWA VIII 1761-1752
Sultan Lalu Onye
Datu Ungkap Sermin
Dewa Lengit Ling Dima
 
SULTAN DOMPU XII
Sultan Abdul Wahab
Ma Wa'a Ca'u
 
SULTAN DOMPU XIII
Sultan Abdullah
Ma Wa'a Saninu
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Wiramanggala
 
SULTAN BANJAR X.A.
Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah
Muhammad dari Banjar
 
♀ Ratu Sultan Muhammad
 
SULTAN BANJAR X.B 1761-1801
Sunan Nata Alam
Panembahan Batu
Sultan Tahhmid Illah II
Sunan Sulaiman Saidullah 1
(b. 1727,[70]
 
 
MANGKUBUMI BANJAR
(m.1762-1787)
♂ Pangeran Prabujaya / Pangeran Mangkudilaga
 
♀ Ratoe Laija
(Ratu Laya)[71]
 
SULTAN SUMBAWA X 1765
Dewa Masmawa Sultan Mahmud
(yang besar badannya)
 
RAJA TALLO
MANGKUBUMI GOWA
♂ I Mahmud Daeng Sila Karaeng Beroanging
Raja Tallo Mangkubumi Gowa
 
 
 
 
 
♂ I Tamparang Daeng Taesa Karaengta Cilallang
 
♂ Karaëng Manipi Datu Bonto Mangape
 
♀ Lala Intan Ratu Nong Sasir
 
 
 
♂ Pangeran Kasuma Nagara
 
♀ Ratu Kasuma Nagara
 
SULTANAH SUMBAWA XII m. 1791-1795
♀ Sultanah Shafiyatuddin
Daeng Massiki
 
Raja Paduka Sumbawa
♀ Datu Sagiri
 
SULTAN BIMA IX m. 1773-1817
♂ Sultan Abdul Hamid Muhammad Syah Zillullah fi al-'Alam [72]
Mantau Asi Saninu[73]
(b. 1762, wafat + 14-7-1817)[74]
 
♂ Lalu Abdullah Syahbandar
 
SULTAN DOMPU XVII
Sultan AbdurRasul II
 
SULTAN DOMPU XVI
Sultan Muhammad Tajul Arifin Sirajuddin I
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Datu Kabul
 
WAKIL PUTRA MAHKOTA
(SULTAN BANJAR XI.A.2)
♂ Pangeran Amir
(Sultan Amir)
 
PUTRA MAHKOTA
(SULTAN BANJAR XI.A.1)
Sri Pangeran Abdullah
(Amirul Mukminin Abdullah)
 
♀ Ratu Siti Air Mas
 
ADIPATI BANUA LIMA
Kiai Adipati Singasari
 
 
 
 
 
♀ Lala Siti Fatimah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN SUMBAWA
Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin II
 
♀ Lala Amatolah
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Mangku
 
♀ Ratu Mangku
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Kiai Ngabehi Jaya Negara
(Pambakal Karim)
 
♀ Alooh Oengka
 
♂ Tumenggung Dipa Nata
 
♂ Kiai Temenggung Warga Nata
 
♀ Nyai Ratu Sepuh
Nyai Ratna
Njahi Ratoe Intan Sarie
 
SULTAN BANJAR XI.B.
Sulaiman dari Banjar[75]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
MANGKUBUMI BANJAR
Ratoe Anom Ismail
Ratu Anom Mangkubumi Sukma Dilaga
 
 
 
 
SULTAN SUMBAWA
♂ Dewa Masmawa Sultan Lalu Mesir
 
SULTAN SUMBAWA
♂ Dewa Masmawa Sultan Lalu Muhammad Amaroe'llah
 
 
 
 
 
KEPALA SELA SELILAU-KUSAMBI
♂ Pangeran Haji Muhammad
 
♀ Ratu Haji Muhammad
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Nyai Sutadipa
 
♀ Nyai Rami
 
♂ Pangeran Kasir
 
♀ Nyai Ratu Koemala Sarie
 
SULTAN BANJAR
Sultan Adam
 
MANGKUBUMI BANJAR
Pangeran Mangkoe Boemi Nata
(Pangeran Husin)
 
Nyai Intan
(saudari Kiai Adipatie Danoe Radja)
 
♂ Pangeran Sungging Anum
 
♀ Ratu Sungging Anum
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Perbatasari
 
♀ Ratu Haji Musa
(binti Sultan Sulaiman Raja Banjar)
 
RAJA KUSAN
BATULICIN
BANGKALAAN
♂ Pangeran Haji Musa
(wafat dalam tahanan Belanda)
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Nyai......
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
ADIPATI BANUA LIMA
Kiai Adipatie Danoe Radja
 
Nyai Aminah
 
 
 
Pangeran Djantara Kasoema
 
Ratu Djantara Kasoema
(anak Nyai Peah)
 
 
 
SULTAN MUDA BANJAR
Sulthan Moeda Abdoel Rachman
(Pangeran Ratu)
 
♀ Ratoe Sulthan Abdoel Rachman
(Ratoe Siti) anak Nyai Intan[75]
 
 
 
♂ Pangeran Amir
(anak Nyai sepuh)
 
♂ Pangeran Kasoema Ningrat
(anak Nyai Udningasih)
 
♀ Gusti Abun Sari
 
RAJA KUSAN
BATULICIN
PULAU LAUT
Pangeran Abdoel Kadir
 
KEPALA BATULICIN
♂ Pangeran Pandji
(wafat di Batavia)
 
♀ Adji Landasan
(binti Adji Djawa bin Adji Mandoera)
 
MANGKUBUMI KUSAN
BATULICIN
♂ Gusti Jamaluddin
 
RAJA KUSAN
BATULICIN
♂ Pangeran Muhammad Nafis
(ditahan di Batavia)
 
RAJA PULAU LAUT
♂ Pangeran Djaija Samitra
 
♀ Nyai Ambak
(adik Nyai Ratu Kamala Sari)
 
♀ Ratu Safura
 
♂ Hadjie Achmad Muftie
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR
Pangeran Ratu
Sultan Tamjidillah II al-Watsiq Billah
 
♂ Pangeran Sjerief Oemar
 
♀ Ratoe Sjerief Oemar
 
♀ Goestie Sitie Ayer Maas
binti Pangeran Tahhmid
bin Sultan Sulaiman
 
SULTAN BANJAR
Pangeran Mangkubumi
Sultan Hidayatullah II Halil Illah
(Gusti Andarun)
 
♀ Nyai Rahamah
 
 
♀ Ratoe Djaya Kesoema
(Ratoe Rampit)
 
♂ Pangeran Djaya Kesoema
(Radin Toeyong)
bin Pangeran Amir
bin Pangeran Mangkoe Boemi Nata
 
♂ Goesti Sopie
 
♀ Nyai...
 
RAJA PULAU LAUT
♂ Pangeran Brangta Kasoema
 
 
 
 
 
♀ Putri Hasiah
(binti Pangeran Antasari)
 
Pangeran Wira Kasoema
 
♀ Ratoe Wira Kasoema
 
 
 
♂ Pangeran Kasoema Giri
(Goesti Abdoellah)
 
♂ Gusti Ahmad
 
♂ Gusti Aman
 
♂ Pangeran Abdurrasul
 
♂ Gusti Bagu
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Amin
 
♀ Poetri Boelan
 
 
 
♂ Pangeran Kesoema Indra
bin Pangeran Kassir
bin Sultan Sulaiman
 
♀ Ratoe Kesoema Indra
 
 
♀ Goesti Serief Banoen
 
♂ Pangeran Muhammad
 
 
 
 
♀ Ratoe Saléha
 
♂ Pangeran Mohhamad Ali Bassa
(Goesti Isa)
 
♀ Ratu Besse
(binti Adji Daha/Mandoera)
 
RAJA PULAU LAUT
♂ Pangeran Amir Husin Kasuma
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Ali
 
♀ Ratu Intan
 
♂ Goesti M. Basoe
 
Gusti Mulia
 
Gusti Udan
 
♂ Pangeran Arga Kasuma
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
...
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Mohhamad Hanafia
 
♂ Pangeran Shashra Kesuma
(anak Nyai Noerain)
 
♂ Pangeran Abdullah
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Ratu Halimah
 
 
 
♀ Ratu Tajeng
 
RAJA PULAU LAUT
♂ Pangeran M. Aminullah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Pangeran Mohammad Noor
 
 
 
♂ Goesti Abdoellah
 
 
 
♂ patih Gusti Ahmad M
 
 
 
♀ Putri Hj. Zubaedah binti Pangeran Arga Kasuma
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
....
 
♂ Gusti Dawud
 
♀ R.A. Zakiyah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Amin
 
♀ Putri Jahra Kasoema
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
....
 
♂ Raden Yusuf Dawud
 
♀ Ning Munifah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gusti Rohana
 
Gusti Chaldoen
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
....
 
♂ Ismail Hasyim
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gusti Helyadi
 
 
 


Referensi

  1. ^ LAST RAJA OF PULAU LAUT WAS ALLOWED TO RULE ON UNTIL 1-1-1905.MAYBE LATER AS REGENT? DP TICK SECR. PUSAT DOKUMENTASI KERAJAAN2 DI INDONESIA "PUSAKA" [email protected] FACEBOOK: DONALD TICK
  2. ^ https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/kalimantan-4/pulau-laut-kerajaan/raja-raja-kerajaan-pulau-laut/
  3. ^ (Indonesia)Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. hlm. 157.
  4. ^ Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde, Part 1
  5. ^ Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde, Part 1
  6. ^ (Indonesia)Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. hlm. 157.
  7. ^ Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde, Part 1
  8. ^ Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde, Part 1
  9. ^ (Indonesia)Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. hlm. 157.
  10. ^ (Indonesia)Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. hlm. 157.
  11. ^ Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde, Part 1
  12. ^ Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde, Part 1
  13. ^ (Indonesia)Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. hlm. 157.
  14. ^ Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde, Part 1
  15. ^ Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde, Part 1
  16. ^ https://sr.rodovid.org/wk/%D0%9E%D1%81%D0%BE%D0%B1%D0%B0:76980
  17. ^ a b Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap (dalam bahasa Belanda). 9. Batavia: Lange. hlm. 128. 
  18. ^ a b c d Schwaner, C.A.L.M. (1851). Historische, geografische en statistieke aanteekeningen betreffende Tanah Boemboe: aangetroffen onder de bij het Gouvernement van Nederlandsch-Indië berustende papieren van C.A.L.M. Schwaner (dalam bahasa Belanda). 1. hlm. 40. 
  19. ^ a b Rees, Willem Adriaan (1867). De Bandjermasinsche Krijg van 1859-1863: Nader Toegelicht (dalam bahasa Belanda). Arnhem: D.A. Thieme. 
  20. ^ https://sr.rodovid.org/wk/%D0%9E%D1%81%D0%BE%D0%B1%D0%B0:76980
  21. ^ https://bakabar.com/post/sosok-pangeran-jaya-sumitra-raja-pertama-di-pulau-laut-kotabaru-ll22hc53?source=redirect
  22. ^ https://radarbanjarmasin.jawapos.com/tahulah-pian/1973151059/pangeran-jaya-sumitra-raja-yang-menjadi-penasihat-sultan
  23. ^ Schwaner, "Historische, Geograpische en Statistieke Aanteekeningen Betreffende Tanah Boemboe" (1853)https://bakabar.com/post/pangeran-jaya-sumitra-dan-perjalanannya-memimpin-kerajaan-pulau-laut-ll3i1apk
  24. ^ (Belanda) Willem Adriaan Rees, De bandjermasinsche krijg van 1859-1863, Volume 2, D. A. Thieme, 1865
  25. ^ (Belanda) Philippus Pieter Roorda van Eysinga, Beknopte Maleische spraakkunst en chrestomathie met Italiaansch en Arabisch karakter: benevens een volledig hoog en laag Maleisch en Nederduitsch woordenboek met Italiaansch karakter, Broese & comp., 1839
  26. ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 31. Lands Drukkery. hlm. 134. 
  27. ^ (Belanda) Verhandelingen en berigten betrekkelijk het zeewezen en de zeevaartkunde, Volume 13, 1853
  28. ^ a b c Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1853). Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde (dalam bahasa Belanda). 1. Lange. hlm. 344. 
  29. ^ Kiai Bondan, Amir Hasan (1953). Suluh Sedjarah Kalimantan. Bandjarmasin: Fadjar. 
  30. ^ LAST RAJA OF PULAU LAUT WAS ALLOWED TO RULE ON UNTIL 1-1-1905.MAYBE LATER AS REGENT? DP TICK SECR. PUSAT DOKUMENTASI KERAJAAN2 DI INDONESIA "PUSAKA" [email protected] FACEBOOK: DONALD TICK
  31. ^ https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/kalimantan-4/pulau-laut-kerajaan/raja-raja-kerajaan-pulau-laut/
  32. ^ https://jejakrekam.com/2019/04/03/hormati-raja-i-pulau-laut-rsud-kotabaru-berganti-nama-pangeran-jaya-sumitra/
  33. ^ a b Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. hlm. 156. 
  34. ^ http://bubuhanbanjar-bakisah.blogspot.com/2008/12/makam-raja-raja-banjar-di-martapura.html
  35. ^ Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1857). Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde. 6. Lange. hlm. 245. 
  36. ^ https://www.kompasiana.com/istorya/5a34b7205e13735d2e48ba33/pangeran-kesuma-giri-bangsawan-birokrat-serambi-mekah
  37. ^ https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/kalimantan-4/martapura-banjar/
  38. ^ Dalam naskah hikayat Tutur Candi (Hikajat hal kadjadian negri Bandjermasin) disebut Ampoe Djatmika
  39. ^ Dalam naskah hikayat Tutur Candi, Lambung Mangkurat memiliki adik bungsu perempuan bernama Déwi Kariang Boengsoe
  40. ^ Nama isteri tua Lambung Mangkurat disebutkan dalam naskah hikayat Tutur Candi atau Hikayat Banjar Resensi II yaitu Tuan Puteri Bayam Beraja, anak dari Ratu Gagelang
  41. ^ Nama isteri Ampu Mandastana disebutkan dalam naskah hikayat Tutur Candi atau Hikayat Banjar Resensi II yaitu disebut putri Ratna Déwi, anak dari Ratoe Palembang Sari
  42. ^ Dalam naskah hikayat Tutur Candi disebut Puteri Ratna Minasih (anak dari Patih Lau), melahirkan anak sulung perempuan bernama Puteri Ratna Sari, berikutnya dua anak laki-laki yaitu Raden Menteri dan Raden Santang
  43. ^ https://dokumen.tips/documents/silsilah-raja-selaparangdocx.html
  44. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-11. Diakses tanggal 2020-11-05. 
  45. ^ Hägerdal, Hans (2001). Hindu rulers, Muslim subjects: Lombok and Bali in the seventeenth and eighteenth centuries (dalam bahasa Inggris). Indonesia: White Lotus Press. hlm. 96. ISBN 9747534118.  ISBN 9789747534115
  46. ^ Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde (dalam bahasa Inggris). 154. M. Nijhoff. 1998. hlm. 74. 
  47. ^ "Yang mempunyai rumah jati"
  48. ^ a b Ubb, Ahmad (22 Agu 2013). Senjata Pusaka Bugis. Indonesia: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 192. ISBN 9792277293.  ISBN 9789792277296
  49. ^ a b c Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-Indië (dalam bahasa Belanda). M. Nijhoff. 1880. hlm. 157. 
  50. ^ Utrecht, Ernst (1962). Sedjarah hukum internasional di Bali dan Lombok: pertjobaan sebuah studi hukum internasional regional di Indonesia. Indonesia: Sumur Bandung. hlm. 94. 
  51. ^ Anthropologica (dalam bahasa Belanda). 28. M. Nijhoff. 1880. hlm. 110. 
  52. ^ Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-Indië (dalam bahasa Belanda). 27-28. M. Nijhoff. 1879. hlm. 114. 
  53. ^ a b c Susanto Zuhdi, Triana Wulandari (1 Januari 1997). Tawalinuddin Haris, ed. Kerajaan Tradisional di Indonesia : BIMA. Indonesia: Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 55. 
  54. ^ "Yang membawa payung"
  55. ^ "Mencari Surat-Surat :: Sejarah Nusantara". Arsip Nasional Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-23. Diakses tanggal 2020-07-23. 
  56. ^ "Yang membawa mulut/laras"
  57. ^ Gordon, Bruce R. (2018-01-11). "Southeast Asia: the Islands". CoreComm Internet - Start. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-11. Diakses tanggal 2018-09-16. 
  58. ^ Annabel Teh Gallop (2002). "Malay Seal Inscriptions: A Study in Islamic Epigraphy from Southeast Asia" (dalam bahasa Inggris). 3. University of London: 447. 
  59. ^ Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1864). "Notulen van de Algemeene en Directie-vergaderingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappenn" (dalam bahasa Belanda). 1. Lange & Company: 315. 
  60. ^ Gelar anumerta artinya "Yang mempunyai kubur baru"
  61. ^ Rachmat Salahuddin, Sitti Maryam (1999). Henri Chambert-Loir, ed. Bo' Sangaji Kai: catatan kerajaan Bima. Indonesia: Ecole française d'Extrême-Orient : Yayasan Obor Indonesia, 1999. hlm. 56. ISBN 9794613398.  ISBN 9789794613399
  62. ^ https://sinarbulannews.files.wordpress.com/2011/01/silsilah-sultan-adam.jpg
  63. ^ Mantja, Lalu (1984). Sumbawa pada masa dulu: suatu tinjauan sejarah. Indonesia: Rinta. hlm. 121. 
  64. ^ Islamic Narrative and Authority in Southeast Asia: From the 16th to the 21st Century (dalam bahasa Inggris). Indonesia: Springer. 11 Jun 2007. hlm. 96. ISBN 0230605087.  ISBN 9780230605084
  65. ^ Gelar anumerta artinya "Yang berdiam di Daha", yakni desa di selatan kota Dompu
  66. ^ Chambert-Loir, Henri (Juli 2004). Henri Chambert-Loir, ed. Kerajaan Bima dalam sastra dan sejarah (edisi ke-2). Jl. Palmerah Selatan No. 21, Jakarta 10270, Indonesia: (KPG) Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 121. ISBN 9799100119.  ISBN 978-979-9100-11-5
  67. ^ Aliudin Mahyudin, Siti Nurbaiti (2004). Silsilah dari Bima. Indonesia: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. hlm. 35. 
  68. ^ Gelar anumerta artinya "Yang membawa kebaikan"
  69. ^ M. Hilir Ismail (2004). Peran Kesultanan Bima dalam perjalanan sejarah Nusantara. Indonesia: Lengge bekerjasama dengan Yayasan Adikarya IKAPI dan the Ford Foundation. hlm. 263. ISBN 9793544112.  ISBN 9789793544113
  70. ^ van Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart (dalam bahasa Belanda). 1. D. A. Thieme. hlm. 8. 
  71. ^ "Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde" (dalam bahasa Belanda). 14. Batavia: Lange & Company, Martinus Nijhoff. 1864: 503. 
  72. ^ Raja sebagai "bayangan Tuhan di dunia", ini adalah ide dari Islam yang persianate
  73. ^ Gelar anumerta artinya "Yang mempunyai istana cermin"
  74. ^ Chambert-Loir, Henri (2010). Iman dan Diplomasi. Jl. Palmerah Selatan No. 21, Jakarta 10270, Indonesia: (KPG) Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 1297. ISBN 9799102375.  ISBN 9789799102379
  75. ^ a b Willem Adriaan Rees (1867). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: nader toegelicht (dalam bahasa Belanda). Dutch East Indies: D.A. Thieme. hlm. 22. 

Pranala luar


{{Portal bar|Islam|Indonesia|Sejarah|Biografi}}