Bolivia
República de Bolivia | |
---|---|
Ibu kota | Sucre |
Kota terbesar | Santa Cruz |
Bahasa resmi | Spanyol, Quechua, Aymara |
Pemerintahan | Republik |
• Presiden | Evo Morales |
Álvaro García Linera | |
Kemerdekaan | |
1,29% | |
Populasi | |
- Perkiraan 2006 | 9.427.219 (86) |
- Sensus Penduduk 2001 | 8.274.325 |
PDB (KKB) | 2005 |
- Total | US$24,14 miliar (101) |
US$2.710 (128) | |
Mata uang | Boliviano ( BOB ) |
Zona waktu | (UTC-4) |
- Musim panas (DST) | UTC-4 |
Kode telepon | 591 |
Kode ISO 3166 | BO |
Ranah Internet | .bo |
1. Kursi pemerintahan terletak di Lapaz. Sucre adalah ibu kota resmi. | |
Republik Bolivia adalah sebuah negara di Amerika Selatan yang berbatasan dengan Brasil di sebelah utara dan timur, Paraguay dan Argentina di selatan, serta Chili dan Peru di barat.
Di antara negara-negara di Amerika Selatan, wilayah Bolivia merupakan yang tertinggi dan terpencil. Negara ini adalah salah satu penghasil koka dan timah terbesar di dunia.
Asal nama
Negara Bolivia didirikan dengan nama "República Bolívar" untuk menghormati pendirinya Simón Bolívar. Analogi yang digunakan dalam pemberian nama itu adalah: "Romulus menurunkan nama Roma, sedangkan Christopher Columbus menurunkan Kolombia, dan Bolívar menurunkan Bolivia. Bagian nama yang dipentingkan untuk diabadikan nampaknya adalah nama marga.
Sejarah
Bolivia adalah koloni Spanyol dahulunya. Pertambangan perak di Bolivia memberi berkah pada keuangan Spanyol, dan Spain mempekerjakan orang Bolivia sebagai budak untuk bekerja di pertambangan. Setelah banyak perang, Simon Bolivar membantu Bolivia menjadi negara merdeka.
Kenegaraan
Konstitusi 1967, diamandemen pada 1994, mempersiapkan kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang seimbang. Namun, eksekutif yang secara tradisional kuat cenderung membelakangi kongres, yang umumnya perannya terbatas pada debat dan persetujuan pembuataan UU yang digagas oleh eksekutif. Peradilan, terdiri atas Mahkamah Agung serta pengadilan rendah dan departemen, telah lama terbobol korupsi dan ketakefisienan. Melalui revisi konstitusi 1994, dan hukum setelahnya, pemerintah telah menggagas reformasi jarak jauh dalam sistem dan proses peradilan.
Kesembilan departemen di Bolivia menerima otonomi lebih besar di bawah Hukum Desentralisasi Administrasi 1995. Lebih lanjut otonomi departemen ini bertambah dengan pemilihan gubernur departemen (prefectos) pertama yang populer pada 18 Desember 2005, setelah protes panjang oleh pemimpin departemen pro-otonomi Santa Cruz. Kota-kota di Bolivia diperintah oleh walikota dan dewan yang dipilih secara langsung. Pemilu kotamadya diadakan pada 5 Desember 2004, dengan dewan yang dipilih untuk masa 5 tahun. Hukum Keikutsertaan Rakyat April 1994, yang menyalurkan porsi signifikan penerimaan nasional untuk kotamadya untuk penggunaan bebas, telah memungkinkan komunitas yang dulunya diremehkan membuat perkembangan mencolok dalam fasilitas dan layanannya.
Presiden dipilih untuk masa jabatan 5 tahun oleh suara rakyat. Presiden terpilih Gonzalo Sánchez de Lozada mundur pada Oktober 2003, dan digantikan WaPres Carlos Mesa. Mesa akhirnya digantikan oleh ketua MA Eduardo Rodríguez pada Juni 2005. 6 bulan kemudian, pada 18 Desember 2005, pemimpin sosialis pribumi, Evo Morales, terpilih sebagai presiden.
- Cabang legislatif
- Congreso Nacional (Kongres Nasional) memiliki 2 kamar. Cámara de Diputados (Kamar Deputi) memiliki 130 anggota yang dipilih untuk masa jabatan 5 tahun, 70 orang dari distrik anggota tunggal (circunscripciones) dan 60 oleh perwakilan proporsional. Cámara de Senadores (Kamar Senator) memiliki 27 anggota (3 anggota per departemen), dipilih untuk masa jabatan 5 tahun.
Menurut Guinness World Records, jumlah kudeta di Bolivia yang sebanyak 192 adalah yang terbanyak dibanding negeri lain.
Politik
Komunitas Andes
Bolivia adalah salah satu anggota Komunitas Negara Andes (Comunidad Andina de Naciones), bersama dengan negara lainnya seperti Kolombia, Ekuador, Peru, dan Venezuela (dalam proses keluar). Pada 1996, ditandatanganilah Pacto Andino o Grupo Andino. Komunitas Negara Andes adalah organisasi regional yang bergerak di bidang ekonomi dan politik yang dibentuk pada 26 Mei 1969. Markasnya ada di Lima, Perú.
Pembagian administratif
Bolivia terbagi atas sembilan daerah yang dikenal sebagai departamentos.
Perbatasan darat
Perbatasan | |||
Negara | km darat | km air | Total |
---|---|---|---|
Argentina | 471 | 302 | 773 |
Brasil | 2.673 | 750 | 3.423 |
Chile | 830 | 20 | 850 |
Paraguay | 741 | - | 741 |
Perú | 677 | 370 | 1.047 |
5.392 | |||
1.442 | |||
Total Perbatasan | 6.834 |
Bolivia berbatasan di utara dan timur dengan Brasil. Di timur dan tenggara dengan Paraguay, dan di selatan dengan Argentina, selatan dan barat dengan Chile, di barat dengan Peru. Jumlah total perbatasan adalah 6.834 kilometer.
Geografi fisik
Luas Bolivia sekitar 424.135 mi² (1.098.580 km²[1]). Ini berarti Bolivia adalah negara terbesar ke-28 (setelah Ethiopia). Ukurannya sama seperti Mauritania.
Bolivia adalah negara pedalaman, yang berarti etiap perbatasan Bolivia adalah perbatasan dengan negara lain, sehingga tak memiliki laut. Dulu memiliki pesisir di Samudra Pasifik, namun hilang pada 1979 akibat Perang Pasifik. Bagian barat Bolivia ada di jajaran pegunungan Andes. Pegunungan tertinggi di Bolivia disebut Nevado Del Sajama dan di situlah kota Oruro. Meski bagian negeri amat tinggi dengan adanya pegunungan, ada pula bagian Bolivia yang amat datar, dan bagian negeri yang hampir mendekati permukaan laut. Ada pula sedikit bagian Bolivia yang ditutupi oleh hutan hujan Amazon, dan danau besar yang merupakan danau tertinggi di dunia, yang disebut Danau Titicaca.
Kota-kota utama adalah La Paz, Santa Cruz de la Sierra dan Cochabamba.
Ekonomi
Bolivia tetap menjadi negara termiskin di Amerika Selatan setelah Guyana. Ini telah dikaitkan dengan tingginya korupsi dan peran imperialisme kekuatan asing di negeri itu sejak koloniasasi. Negeri ini kaya akan sumber daya alam, dan dijuluki "keledai yang duduk di atas tambang emas" karena hal itu. Lepas dari pertambangannya yang terkenal, yang diketemukan oleh bangsa Inka dan kemudian dieksploitasi oleh bangsa Spanyol, Bolivia memiliki ladang gas alam terbesar ke-2 di Amerika Selatan setelah Venezuela. Lebih lanjut, El Mutún di departemen Santa Cruz mewakili 70% besi dan magnesium dunia.
PDB Bolivia pada 2002 berjumlah 7,9 milyar dolar AS. Perkembangan ekonomi sekitar 2,5% setahun dan inflasi diperkirakan antara 3% dan 4% pada 2002 (di bawah 1% pada 2001).
Keadaan ekonomi terkini Bolivia yang tak bergairah bisa dihubungkan pada beberapa faktor dari 2 dasawarsa terakhir. Ledakan utama pada ekonomi Bolivia tiba dengan kejatuhan dramatis dalam harga perak selama awal 1980-an yang berdampak pada sumber pemasukan utama Bolivia dan satu dari industri pertambangan utamanya. Ledakan ekonomi ke-2 berasal dari akhir Perang Dingin di akhir 1980-an dan awal 1990-an karena bantuan ekonomi ditarik oleh negara-negara barat yang sebelumnya telah mencoba menjaga rezim pasar bebas melalui bantuan keuangan. Ledakan ekonomi ke-3 datang dari penghapusan panen koka di sana yang didukung AS yang digunakan 80% untuk produksi kokain dunia pada puncaknya. Bersama dengan pengurangan penanaman koka datanglah kehilangan besar dalam ekonomi Bolivia, khususnya kelas petani.
Sejak 1985, Pemerintah Bolivia telah mewujudkan program jangka panjang atas stabilisasi makroekonomi dan reformasi struktural yang ditujukan memelihara kestabilan harga, menciptakan keadaan perkembangan terus menerus, dan mengurangi kelangkaan. Perbaikan layanan bea cukai di tahun-tahun terkini telah meningkatkan keterbukaan di wilayah ini. Perubahan struktural terpenting dalam ekonomi Bolivia telah melibatkan kapitalisasi sejumlah perusahaan sektor publik. (kapitalisasi dalam konteks Bolivia adalah bentuk swastanisasi di mana investor mendapat saham 50% dan kendali manajemen perusahaan umum dengan menyetujui berincvestasi langsung ke perusahaan selama beberapa tahun daripada membayar tunai ke pemerintah).
Reformasi legislatif paralel telah mengunci kebijakan pasar bebas, khususnya adalah sektor hidrokarbon dan telekomunikasi, yang telah mendorong investasi swasta. Investor asing disampaikan laporan nasional, dan kepemilikan perusahaan asing menikmati tiadanya pembatasan di Bolivia. Saat program kapitalisasi berhasil dalam mendorong investasi asing langsung besar-besaran di Bolivia ($1,7 milyar dalam saham selama 1996-2002), arus investasi tersebut telah surut di tahun-tahun terkini karena investor menyelesaikan kewajiban kontrak kapitalisasinya.
Pada 1996, 3 unit perusahaan minyak negara Bolivia yang terlibat dalam eksplorasi, produksi, dan transportasi hidrokarbon dikapitalisasikan, memfasilitasi pembangunan jalur pipa ke Brazil. Pemerintah memiliki persetujuan penjualan jangka panjang ke Brazil selewat 2019. Jalur pipa Brazil membawa sekitar 12 juta meter kubik (424 juta kaki kubik) per hari pada 2002. Bolivia memiliki cadangan gas alam terbesar ke-2 di Amerika Selatan, serta pemakaian dan ekspor domestiknya sekarang ke Brazil terhitung hanya sebagian kecil dari produksi potensialnya. Pemerintah berharap memegang referendum yang bersifat mengikat pada 2004 pada rencana mengekspor gas alam. Penentangan luas mengekspor gas melalui Chile menimbulkan protes yang menyebabkan Presiden Sánchez de Lozada mengundurkan diri pada Oktober 2003.
Pada April 2000, Bechtel menandatangani kontrak dengan Hugo Banzer, bekas presiden Bolivia, untuk memprivatisasi pasokan air di kota terbesar ke-3 Bolivia, Cochabamba. Secara resmi kontrak itu dianugerahkan ke cabang Bechtel bernama Aguas del Tunari, yang secara spesifik telah dibentuk untuk tujuan itu. Segera setelahnya, perusahaan itu melipattigakan tingkat air di kota itu, aksi yang menyebabkan protes dan pembunuhan di antara yang tak bisa menghasilkan air bersih lebih banyak. Keadaan perang dikumandangkan, dan polisi Bolivia membunuh setidanya 6 orang dan melukai lebih dari 170 pemrotes. Di tengah jatuhnya ekonomi nasional Bolivia dan berkembangnya huru-hara nasional atas keadaan ekonomi, pemerintah Bolivia dipaksa menarik kontrak air. Pada 2001, Bechtel mengarsipkan gugatan pemerintah Bolivia sebanyak $25 juta karena kehilangan pendapatan. Pertarungan hukum yang berlanjut telah menarik perhatian dari kelompok antiglobalisasi dan antikapitalis .
Ekspor Bolivia berjumlah $1,3 milyar pada 2002, dari $652 milyar pada 1991. Impor berjumlah $1,7 milyar pada 2002. Tarif Bolivia secara seragam rendah (10%), dengan peralatan modal yang hanya 5%. Defisit perdagangan Bolivia berjumlah $460 milyar pada 2002.
Perdagangan Bolivia dengan negara tetangganya sedang berkembang, khususnya karena beberapa persetujuan perdagangan preferensial regional maka telah dirundingkan. Bolivia adalah anggota Masyarakat Andes dan menikmati perdagangan bebas nominal dengan negara anggota lainnya (Peru, Ekuador, Kolombia, dan Venezuela.) Bolivia mulai mewujudkan persetujuan persatuan dengan Mercosur (Pasar Umum Kerucut Selatan) pada Maret 1997. Persetujuan itu menyediakan pembentukan bertahap dari daerah perdagangan bebas yang setidaknya meliputi 80% perdagangan antarpihak lebih dari masa 10 tahun, meski krisis ekonomi di kawasan itu telah menggelincirkan proses integrasi. UU Preferensi Perdagangan dan Penegakan Obat Andes AS (ATPDEA) mengizinkan sejumlah produk Bolivia memasuki Amerika Serikat bebas bea atas dasar unilateral, termasuk produk alpaca dan llama serta, subyek kuota, tekstil katun.
AS tetap menjadi mitra dagang terbesar Bolivia. Pada 2002, AS mengekspor $283 juta barang dagang ke Bolivia dan mengimpor $162 juta. Ekspor utama Bolivia ke AS adalah timah, emas, perhiasan, dan kayu. Impor utanya dari AS adalah komputer, kendaraan, gandum, dan mesin. Perjanjian Investasi Bilateral antara AS dan Bolivia berlaku pada 2001.
Pertanian terhitung sekitar 15% dari PDB Bolivia. Jumlah tanah yang diolah oleh teknik pertanian modern sedang bertambah cepat di daerah Santa Cruz, di mana cuaca mengizinkan 2 hasil setahun. Kedelai adalah hasil panen utama, dijual ke pasar Komunitas Andes. Ekstraksi mineral dan hidrokarbon terhitung sekitar 10% PDB dan manufaktur kurang dari 17%.
Pemerintah Bolivia tetap banyak bergantung pada bantuan asing untuk proyek pengembangan keuangan. Di akhir 2002, pemerintah berhutang $4,5 milyar ke kreditur asingnya, dengan $1,6 milyar dari jumlah ini pada pemerintah dan sebagian besar keseimbangan utang ke bank pembangunan multilateral. Sebagian besar pembayaran ke pemerintah lain telah dijadwal ulang pada beberapa kesempatan sejak 1987 melalui mekanisme Paris Club. Kreditur luar telah berharap melakukan hal itu karena Pemerintah Bolivia telah mencapai sasaran moneter dan fiskal yang diatur oleh program IMF sejak 1987, meski krisis ekonomi di tahun-tahun terkini telah membuat barang-barang Bolivia dijual dengan harga rendah. Persetujuan penjadwalan ulang yang diberikan oleh Paris Club telah memungkinkan negara-negara kreditor individual menerapkan syarat yang amat lunak untuk hutang yang dijadwalkan ulang. Sebagai akibatnya, beberapa negara telah mengampuni jumlah debet bilateral substansial Bolivia. Pemerintah AS mencapai persetujuan di pertemuan Paris Club pada Desember 1995 yang dikurangi oleh stok hutang 67% yang ada. Pemerintah Bolivia membayar hutangnya ke bank pembangunan multilateral tepat waktu. Bolivia ialah ahli waris Negara Miskin yang Banyak Berhutang (HIPC) dan program pertolongan utang yang dipertinggi, yang dengan perjanjian itu membatasi akses Bolivia ke pendapatan lunak. Bolivia adalah salah sat dari 3 negara di Belahan Barat yang terpilih memenuhi syarat untuk Laporan Tantangan Milenium dan ikut serta sebagai pengamat dalam perundingan FTA.
Pada 2004 pemerintah memberi kepentingan besar bagi pengembangan fasilitas pelabihan di Puerto Busch, sungai Paraguay. Lebih ke utara di Puerto Suarez and Puerto Aguirre, yang dihubungkan ke sungai Paraguay lewat terusan tamengo, yang mengalir melalui Brazil, kapal pengangkut ukuran sedang melintas. Dari 2004 sekitar separuh ekspor Bolivia melewati sungai Paraguay. Saat Puerto Busch berakhir, kapal pelintas samudra yang lebih besar akan bisa masuk dok di Bolivia. Secara besar-besaran ini akan meningkatkan tingkat kompetisi Bolivia, yang akan mengurangi keperluan pelabihan asing, seperti yang di Peru dan Chile, yang menambahkan harga ekspor dan impor. Tembakau diproduksi oleh petani Bolivia – pada 1992, lebih dari 1 milyar ton – namun lebih banyak yang diimpor untuk memuaskan permintaan dalam negeri.
Demografi
Sebaran etnis di Bolivia diperkirakan 30% Amerindian penutur Quechua dan 25% Amerindian penutur Aymara. Jumlah terbanyak dari sekitar 3 lusin penduduk asli adalah orang Quechua (2,5 juta), Aymara (2 juta), kemudian Chiquitano (180.000), dan Guaraní (125.000). 30% sisanya adalah Mestizo (campuran Eropa dan Amerindian), dan sekitar 15% diklasifikasikan sebagai kulit putih.
Penduduk kulit putih terbesar adalah criollo, yang pada gilirannya terdiri atas keluarga keturunan Spanyol yang hampir tak tercampur, diturunkan dari kolonis Spanyol awal, yang telah membentuk sebagian besar aristokrasi sejak kemerdekaan. Kelompok kecil lain dalam populasi itu adalah orang Jerman yang mendirikan maskapai penerbangan nasional Lloyd Aereo Boliviano, begitupun orang Italia, Amerika, Basque, Kroasia, Rusia, Polandia, dan minoritas lain, banyak dari anggota keluarganya diturunkan dari keluarga yang telah tinggal di Bolivia selama beberapa generasi.
Juga yang patut dicatat adalah masyarakat Afro-Bolivia yang berjumlah lebih dari 0,5% penduduk, diturunkan dari budak Afrika yang diangkut ke Brazil untuk bekerja dan kemudian pindah ke arah selatan (Bolivia). Mereka sebagian besar terkonsentrasi di kawasan Yungas (provinsi Nor Yungas dan Sud Yungas) di departemen of La Paz, sekitar 3 jam dari kota La Paz. Ada juga orang Jepang yang sebagian besar terkonsentrasi di Santa Cruz de la Sierra, dan orang Timur Tengah yang makmur hidupnya dari perdagangan.
Bolivia adalah salah satu negara yang kurang berkembang di Amerika Selatan. Hampir dua pertiga penduduknya, sebagian besar petani subsisten, hidup dalam kemiskinan. Kepadatan penduduk berkisar dari kurang dari 1 jiwa/km persegi di dataran tenggara hingga sekitar 10 jiwa/km persegi (25 per mi2) di tengah dataran tinggi. Sejak 2006, penduduknya bertambah sekitar 1,45% per tahun.[1]
La Paz adalah ibukota tertinggi di dunia pada 3.600 m (11.800 kaki.) di atas permukaan laut. Kota yang berdekatan adalah El Alto, pada 4.200 m (13.800 kaki) dpl, merupakan salah satu yang paling cepat berkembang di Belahan Barat. Santa Cruz, pusat perdagangan dan industri di dataran rendah bagian timur, juga sedang mengalami pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi.[1]
Mayoritas orang Bolivia adalah Katolik Roma (agama resmi), meski denominasi Protestan sedang berkembang cepat.[1] Islam yang dipraktekkan oleh keturunan TimTeng hampir tiada. Ada pula komunitas Yahudi kecil yang hampir semuanya berasal dari Ashkenazi. Lebih dari 1% orang Bolivia mempraktekkan Kepercayaan Bahá'í (membuat Bolivia salah satu tempat dengan persentase Bahá'í terbesar di dunia). Ada pula koloni orang Mennonit di departemen Santa Cruz .[2] Banyak masyarakat asli menjalin simbol pra-Columbus dan Kristen dalam ibadah mereka. Sekitar 80% penduduknya bercakap bahasa Spanyol sebagai bahasa ibu mereka, meski bahasa Aymara dan Quechua juga umum. Sekitar 90% anak-anak masuk SD namun sering hanya setahun atau kurang. Tingkat melek huruf rendah di banyak daerah pinggiran kota, namun menurut CIA tingkat melek huruf 87% yang lebih besar daripada tingkat melek huruf di Brazil atau negeri-negeri TimTeng lain. Perkembangan budaya dari Bolivia masa kini terbagi atas 3 periode berbeda: pra-Columbus, kolonial, dan republik. Reruntuhan arkeologi, ornamen emas dan perak, monumen batu, keramik, dan tenunan tetap dari beberapa budaya pra-Columbus yang penting. Reruntuhan utama termasuk Tiwanaku, Samaipata, Incallajta, dan Iskanawaya. Negeri ini penuh dengan tempat lain yang sulit dijangkau dan jarang dieksplorasi.[1]
Bangsa Spanyol membawa kebudayaan seni agamanya sendiri yang di tangan pembangun dan pekerja tangan penduduk asli dan brought mestizo, berkembang menjadi gaya arsitektur, lukisan, dan pahatan yang kaya dan istimewa yang dikenal sebagai "Mestizo Baroque". Masa kolonial tak hanya memproduksi lukisan Pérez de Holguín, Flores, Bitti, dll namun juga karya pemahat batu, pemahat kayu, perajin emas, dan prajin perak terlatih namun tak dikenal. Sebuah badan musik barok keagamaan asli dari masa kolonial ditemukan di tahun-tahun terkini dan telah dipertunjukkan di kancah internasional dan mendapat pengakuan sejak 1994.[1]
Seniman tinggi Bolivia abad ke-20 termasuk Guzmán de Rojas, Arturo Borda, María Luisa Pacheco, dan Marina Núñez del Prado.
Bolivia kaya akan cerita rakyat. Musik rakyat setempatnya amat bervariasi. "Tarian setan" di karnaval tahunan Oruro adalah salah satu peristiwa rakyat besar di Amerika Selatan, dan yang kurang dikenal karnaval di Tarabuco.[1]
Budaya
Budaya Bolivia memiliki banyak pengaruh Inca, Aymara dan pengaruh setempat lain dalam keagamaan, musik, dan pakaian. Ada festival besar di Oruro, yang disebut "El carnaval de Oruro". Orang Bolivia suka main sepak bola, yang sering dimainkan di jalanan. Kebun binatang juga populer, namun tak punya banyak uang.
Olahraga
- Sepak bola adalah olahraga terkenal di Bolivia. Pertama kali dipertunjukkan pada 1886 di Oruro, oleh Klub Oruro Royal, tim sepak bola tertua di Bolivia. Klub-klub sepak bola di Bolivia adalah Club San José dan Oruro Royal di Oruro; Club Bolívar dan The Strongest di La Paz; Wilstermann dan Aurora di Cochabamba, Blooming dan Oriente Petrolero di Santa Cruz.
Catatan dan rujukan
- Jennifer Hattam, Who Owns Water?, Sierra, Sept 2001, j.86, tbt.5, h.16.
- PBS Frontline/World, Leasing the Rain (video, Juni 2002).
- ^ a b c d e f "Background Note: Bolivia". United States Department of State. Diakses tanggal 17 October 2006.
- ^ Sally Bowen (Jan 1999). "Brazil Wants What Bolivia Has". Latin Trade. Diakses tanggal 17 Oktober 2006.
Lihat pula
Pranala luar
- (Spanyol) Portal resmi
- (Inggris) Bolivia Web