Lompat ke isi

Syekh Jumadil Qubro

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 4 April 2024 01.48 oleh Avamauza (bicara | kontrib) (Menghapus konten yang tidak bersumber Pengembalian vandalisme atau suntingan uji coba)

Syekh Jumadil Kubro berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah.. Beliau dipercaya keturunan ke 10 dari al-Husain, cucu Nabi Muhammad. Syekh Jumadil Kubro yaitu orangtua dari Maulana Malik Ibrahim Asmorokondi (Sunan Gresik) dan Maulana Isha yang tergabung dalam dewan Walisanga. Syekh Jumadil Kubro wafat pada tahun 1376 M, 15 Muharram 797 H dan dimakamkan di Trowulan, Mojokerto.

Petilasan

Menurut cerita, petilasan makamnya ada di beberapa tempat. Yaitu di Semarang, Trowulan, dan kacamatan Turi, Yogyakarta. Namun kesemuanya tidak ada yang tahu dimana makam sebenarnya Syekh Jumadil Kubro dimakamké.

Syiar Islam

Syekh Jumadil Kubro dan anaknya Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq datang ke pulau Jawa. Kemudian mereka berpisah, Syekh Jumadil Kubro di Jawa, Maulana Malik Ibrahim di Champa kemudian mengislamkan raja Kerajaan Champa, dan adiknya Maulana Ishaq di Acèh mengislamkan Kasultanan Samodra Pasai.

Jumadil Kubro merupakan kunci dari penyebaran Islam di Jawa yang sebelumnya masyarakat Jawa banyak yang menganut Agama Buda dan Hindhu. Dakwah Syekh Jumadil Kubro pada masa awal di tanah Jawa yaitu di Majapahit. Waktu itu para warga dan nayaka praja (pegawai kerajaan) Majapahit masih menganut Agama Hindhu,selain itu masyarakat pada masa tersebut juga masih banyak yang menganut Animisme dan Dinamisme. Karena keuletan dan sikapnya yang baik, maka Syekh Jumadil Kubro banyak mendapat simpati dari para pegawai kerajaan di Majapahit. Cara dakwahnya yang lembut, sabar namun serius, menjadikan sosoknya disukai banyak orang. Tidak heran, jika makam Syekh Jumadil Kubro di Mojokerto ada diantara para punggawa praja Majapahit seperti Tumenggung Satim Singgo Moyo, Kenconowungu, Anjasmoro, Sunan Ngudung (ayahSunan Kudus), dan diantara makam Patih dan Senopati yang ada di komplek pemakaman Trowulan.

Referensi

http://www.jelajahbudaya.com/kabar-budaya/kilas-sejarah-syeikh-jumadil-kubro.html https://web.archive.org/web/20111114142918/http://www.seasite.niu.edu/indonesian/islam/walisongo.htm