Lompat ke isi

Tari

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 Juni 2024 04.46 oleh Nabilah Ramadhani (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Tari Baksa Kembang

Tari adalah gerak tubuh yang ritmis sebagai ungkapan ekspresi jiwa pencipta gerak sehingga menghasilkan unsur keindahan dan makna yang mendalam. Tari menitik beratkan konsep dan koreografi yang bersifat kreatif.[1]

Tari memiliki fungsi sarana dan prasarana dalam upacara keagamaan. Bali merupakan salah satu contoh daerah di Indonesia yang masih konsisten dalam penerapan kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya Bali, tetapi masih banyak daerah yang ada di Indonesia seperti Papua, Sulawesi Selatan dan Kalimantan. Upacara yang menggunakan tarian seperti acara kelahiran, memotong gigi, memotong rambut yang pertama, kedewasaan, perkawinan dan kematian. Tarian keagamaan ini memiliki sifat sakral, suci dan kekuatan magis. Contohnya pada tarian Barong dan tarian Sanghyang dari Bali, Tari Kelahiran dari Papua dan tari untuk mendatangkan hujan dari Nusa Tenggara Timur.

Tari juga berperan sebagai seni pertunjukan atau sering disebut sebagai seni teatris. Menurut Susanne K. Langer yaitu ahli filsafat seni berkebangsaan Amerika Serikat secara filosofis tari sebagai seni tontonan merupakan perwujudan lahir dari proses batin manusia untuk dilihat sendiri dan oleh orang lain.[2]

Periodisasi

[sunting | sunting sumber]
  • Dekade sekitar tahun 20.000 SM hingga 400 M (primitif). Pada zaman masyarakat primitif ada dua zaman yaitu zaman batu dan zaman logam. Pada zaman batu tari–tarian hanya diiringi dengan sorak–sorai serta tepukan tangan. Sedangkan pada zaman logam sudah terdapat peninggalan instrumen musik yang ada sangkut pautnya dengan tari yaitu nekara. Nekara adalah suatu alat semacam tambur besar yang berbentuk seperti dandang terbalik atau ditelungkupkan. Nekara banyak ditemukan di daerah Sumatra, Jawa, Bali, Pulau Sumbawa, Pulau Roti, Pulau Leti, pulau Slear, Kepulauan Kei dan Papua atau kendang yang dibuat dari perunggu.
  • Dekade sekitar tahun 400 M hingga 1945 M (Feodal). Jenis Tari zaman feodal ini ditandai dengan bermunculan para pakar tari yang memberikan macam–macam definisi. Tokoh–tokoh tersebut antara lain Curt Sach, Soedarsono, Corry Hamstrong, La Mery dan lainnya. Pada zaman ini tari memiliki berbagai fungsi antara lain sebagai tari upacara, tari hiburan dan tari pertunjukan.
  • Dekade sekitar tahun 1945 sampai sekarang (Modern). Jenis tari zaman modern ini ditandai dengan munculnya koreografer–koreografer individu yang menciptakan karya–karya baru, lebih sebagai ekspresi diri dari pada ekspresi komunal. Gagasan koreografer individual sebagai sebuah aspek penting dari dampak kebudayaan barat. Tokoh–tokoh tari modern antara lain Isadora Duncan, Martha Graham, Doris Humphrey, Mary Wigman dan lainnya. Tokoh tari modern dari Indonesia salah satunya adalah Sardono W. Kusumo dan ]]Sal Murgiyanto]]. Karya tari yang muncul pada zaman modern ini antara lain Dongeng dari Dirah, Meta Ekologi, Hutan yang Merintih.[3]
  • Gerak, unsur dibagi dua yaitu gerak nyata (representasional) dan gerak maknawi. Gerak nyata merupakan gerak yang menirukan aktivitas sehari-hari. Sedangkan gerak maknawi merupakan gerak yang memiliki makna, dan biasanya gerak dasarnya dari gerak sehari-hari namun diperhalus atau dirombak agar terlihat tidak seperti gerak nyata.
  • Ruang merupakan tempat untuk bergerak. Tempat untuk bergerak yaitu panggung atau pentas tempat untuk menari, baik panggung tertutup maupun panggung terbuka. Namun di dalam tari dikenal pula tempat untuk bergerak yang bersifat imajinatif.
  • Waktu dalam tari adalah waktu yang diperlukan oleh penari dalam melakukan gerak. Waktu dalam tari sangat tergantung dari cepat lambatnya (tempo) penari ketika melakukan gerak, panjang pendeknya ketukan (ritme) dalam melakukan gerak dan lamanya (durasi) penari dalam melakukan gerak.[4]

Penunjang

[sunting | sunting sumber]
  • Tata rias dan kostum juga merupakan unsur pendukung yang penting dalam sebuah pertunjukkan tari. Riasan dan kostum juga akan menjadi identitas karakter yang dibawakan oleh penari. Unsur ini mendukung terciptanya suasana tarian dan menyampaikan karakter serta pesan secara tersirat.
  • Desain lantai merupakan garis-garis di lantai yang dilalui oleh seorang penari atau garis-garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Jenis garis di lantai ada dua macam, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus dapat menghasilkan bentuk V, V terbalik, segitiga, T, T terbalik dan diagonal. Sementara itu, garis lengkung dapat dibuat bentuk lingkaran, lengkung setengah lingkaran, spiral, angka delapan dan lengkung ular.
  • Desain atas adalah desain yang dibuat oleh anggota badan dan berada di atas lantai. Desain ini dilihat dari arah penonton. Desain atas ada bermacam-macam bentuknya. Masing – masing desain menimbulkan kesan sendiri-sendiri bagi penonton yang melihatnya.
  • Desain musik adalah pola ritmis dalam sebuah tari. Pola ritmis dalam tari timbul karena gerakan tari yang sesuai dengan melodi. Gerakan tari yang sesuai dengan harmoni dan gerakan tari yang sesuai dengan frasa musik.
  • Desain dramatis adalah tahapan-tahapan emosional untuk mencapai klimaks dalam sebuah tari. Tahap-tahap emosional ini perlu ada dalam sebuah tari agar tarian itu menjadi menarik dan tarian itu tidak terkesan monoton.
  • Properti ini merupakan alat pendukung seperti selendang, piring, payung dan lilin. Meskipun memang tidak semua tarian menggunakan properti, unsur ini juga perlu diperhatikan untuk mendukung visualisasi tarian.[5]

Jenis dan Bentuk Tari kelompok Nusantara

[sunting | sunting sumber]

Tari berkelompok nusantara adalah jenis tari dari Nusantara yang diperagakan oleh sekelompok penari. Pada dasarnya,istilah tunggal hanya menunjukkan jumlah penari saja. Sementara jenis tarian dapat dimainkan oleh seorang atau lebih penari. Misalnya, Tari Merak bisa menjadi tari tunggal, bisa pula menjadi tari berpasangan atau kelompok. Sifat tari tunggal menuju ke arah psikologis yang akan menjadikan seseorang sebagai subjek atau objek dalam suatu kegiatan. Sifat tari tunggal terdiri atas:

  • Lirik, yaitu tarian yang memusatkan pada subjek atau keadaan diri pribadi, seperti bahagia, haru serta senang.
  • Epik, yaitu sifat tari yang mengarah pada nilai luar diri, seperti kagum atau manja.

Jenis tari Berdasarkan Koreografinya

[sunting | sunting sumber]
  • Tari tunggal (Solo), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek (Jawa Tengah).
  • Tari berpasangan (duet/pas de duex), Tari berpasangan adalah tari yang diperagakan oleh dua orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat).
  • Tari kelompok (Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua orang.
  • Tari kolosal adalah tari yang dilakukan secara massal lebih dari banyak kelompok dan biasanya dilakukan oleh setiap suku bangsa diseluruh daerah Nusantara.

Tari nusantara

[sunting | sunting sumber]
Gandrung Sewu
Kegiatan Dansa

Dansa adalah kegiatan yang membutuhkan pasangan dan pasangan lainnya sebagai penyemarak. Hampir semua jenis dansa punya sejarah sosialnya sendiri-sendiri. Slow waltz mulai dikenal pada pertengahan tahun 1700-an di kalangan bangsawan Eropa. Slow waltz yang romantik merupakan "keturunan" dari Vienese waltz yang bertempo lebih cepat. Tempo 3/4 yang digunakan sebelumnya diperlambat seiring dengan para penulis lagu balada yang bertutur soal kisah cinta. Keanggunan waltz kalau dalam lagu kira-kira seperti Tennesse Waltz yang dilantunkan oleh penyanyi Tom Jones dulu.

Dansa terdiri dari dua dansa yang populer, yakni karakteristik Latin dan karakteristik ballroom standar. Dansa Latin, misalnya cha cha, rumba, samba, jive, dan paso double. Sedangkan yang disebut ballroom standar (standard ballroom) antara lain waltz, romantic, slow foxtrot, quick step vienese waltz, dan tango.

  1. ^ Sutini, Ai (2012). "Pembelajaran Tari bagi Anak Usia Dini". Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 3 (2): 5. doi:10.17509/cd.v3i2.10333. ISSN 2621-8321. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-11. Diakses tanggal 2021-01-30. 
  2. ^ Tari- Tarian Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. 
  3. ^ Anggraini, Dwi; Hasnawati, Hasnawati (2016). "Perkembangan Seni Tari: Pendidikan dan Masyarakat". Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar (dalam bahasa Inggris). 9 (3): 288. doi:10.33369/pgsd.9.3.287-293. ISSN 2599-0691. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-22. Diakses tanggal 2021-01-30. 
  4. ^ Ardyanto, Fakhriyan (2020-08-06). Adelin, Fadila, ed. "Unsur Utama dalam Tari adalah Gerak, Ruang dan Waktu, Harus Diperhatikan". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 2021-01-29. 
  5. ^ Winastya, Khulafa Pinta (21 Januari 2021). Winastya, Khulafa Pinta, ed. "Unsur-Unsur Tari Beserta Penjelasannya". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-04. Diakses tanggal 2021-01-29. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]