Lompat ke isi

Hyangto eumsik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 Juni 2024 09.47 oleh Putri Naomi (bicara | kontrib) (Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Masakan daerah Korea
Naengmyeon, salah satu masakan daerah khas kota Pyeongyang.
Nama Korea
Hangul
향토음식
Hanja
鄕土飮食
Alih Aksarahyangto eumsik
McCune–Reischauerhyangt'o ǔmsik

Hyangto eumsik (masakan daerah) adalah jenis masakan khas yang berasal dari provinsi-provinsi di Semenanjung Korea.[1]

Sampai akhir abad ke-19, jaringan transportasi masih belum berkembang baik dan setiap daerah menjaga karakteristik rasa masakan dan cara memasak masing-masing. Selain itu kuliner daerah juga dipengaruhi oleh keadaan geografi, iklim, metode bertani, dan ketersediaan bahan pangan dari alam.

Dengan berkembangnya transportasi modern dan pengenalan masakan asing, masakan daerah cenderung berintegrasi. Namun begitu, tradisi kuliner daerah masih tetap dipertahankan sampai sekarang.

Provinsi Hwanghae dikenal sebagai lumbung padi dan biji-bijian di Semenanjung Korea.[2] Daging hewan ternak seperti babi dan ayam yang diproduksi di daerah ini memiliki rasa yang unik karena diternakkan di daerah dengan pakan yang bagus. Sejak masa lalu rakyat Hwanghae dikenal peramah dan makmur karena berlimpahnya hasil pertanian mereka. Masakan yang mereka sajikan biasanya dalam porsi besar, sederhana dan tanpa dekorasi. Mereka menyukai rasa masakan yang agak tawar tetapi gurih.[2]

Masakan khas: Kimchi bap, haengjeok, dwaejijok-jorim, ojaengi-tteok, yeonan-sikhae

Walaupun provinsi Pyongan mempunyai musim dingin yang keras dan gunungnya tinggi-tinggi, tetapi juga memiliki lahan pertanian yang luas.[2] Pangan yang dihasilkan adalah produk ladang, sayur-sayuran alami dan hasil laut. Masyarakat Pyongan lebih banyak memproduksi juwawut daripada jelai karena tanah mereka lebih mendukung lahan pertanian yang kering. Pada masa lalu, warga Pyongan telah menjalin hubungan perdagangan dengan orang Cina sehingga mereka dikenal berjiwa wirausaha dan independen. Mereka menyajikan makanan dalam porsi besar dan banyak dan menikmati masakan yang tidak terlalu pedas, tidak terlalu asin.[2]

Masakan khas: Eobok-jaengban, nokdu-jjim, noti.

Hamgyong adalah provinsi paling utara dan paling panjang musim dinginnya di Semenanjung Korea.[2] Warga daerah ini lebih banyak mengusahakan pertanian lahan kering dibanding sawah padi.[2] Sama seperti daerah lainnya di utara, warga Hamgyong menyajikan masakan dalam porsi, ukuran yang besar dan banyak, sederhana dengan rasa yang tidak pedas.[2]

Masakan khas: Dak-bibimbap, bugeo-jeon, gajami-sikhae, kongnamul-kimchi, kongtteok.

Provinsi Gyeonggi memiliki hidangan masakan yang mewah dan disajikan secara khusus agar terlihat cantik.[3] Hal itu dikarenakan daerah ini sejak lama merupakan tempat tinggal keluarga kerajaan dan bangsawan, sehingga tata cara kuliner istana ikut mempengaruhi jenis dan cara penyajian masakannya. Contoh masakan khas Gyeonggi adalah galbi, daging panggang yang berasal dari kota Suwon.

Gangwon merupakan daerah bergunung-gunung dan berbatasan dengan Laut Timur. Keadaan alam ini ikut mempengaruhi masakan Gangwon. Kuliner Gangwon menggunakan kentang, gandum buckwheat, jagung serta makanan laut segar. Contoh masakan terkenal dari Gangwon adalah Chodang Dubu atau Tahu dari Chodang yang diproses menggunakan air laut.

Chungcheong

[sunting | sunting sumber]

Masakan dari provinsi Chungcheong memiliki tampilan yang sederhana. Warga di daerah ini menggunakan paling sedikit bumbu dibanding warga di daerah lain di Korea. Daerah bagian utara Chungcheong yang sebagian besar terletak di wilayah pegunungan, kaya akan hasil ginseng, bawang putih dan jujube. Bagian selatan yang berbatasan dengan perairan laut, menggunakan bahan makanan laut segar untuk masakannya. Hasil laut yang terkenal adalah kepiting biru dan udang.

Contoh masakan khas Chungcheong adalah Cheonan sundae, sosis darah dari Cheonan, makanan baru yang ada pada masa Perang Korea (1950-1953), saat pabrik ham Amerika didirikan di kota tersebut.

Provinsi Jeolla merupakan daerah penghasil bahan pangan yang paling beragam di Korea dikarenakan tanahnya yang subur. Hasil laut dan pertanian yang melimpah menyebabkan masakan dari daerah ini sangat bervariasi. Contoh masakan yang terkenal dari Jeolla adalah bibimbap, nasi campur khas kota Jeonju.

Gyeongsang

[sunting | sunting sumber]

Masakan provinsi Gyeongsang di bagian tenggara Korea dipengaruhi oleh hasil pertanian dan tangkapan laut yang melimpah. Ciri khas masakan daerah ini adalah sebagian besar memiliki rasa yang lebih asin dan pedas dibandingkan masakan dari daerah lain. Masakan yang terkenal dari Gyeongsang adalah kepiting salju dari Yeongdeok yang berukuran besar.

Rakyat pulau Jeju banyak bekerja sebagai nelayan, sehingga masakan pulau ini sebagian besar dihasilkan dari tangkapan laut yang segar. Jenis masakan Jeju yang populer di seluruh Korea adalah obunjagi ttukbaegi, masakan sup obunjagi, sejenis abalon. Jeju merupakan penghasil obunjagi terbesar di Korea.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ The Growing Appeal of Korean Cuisine Diarsipkan 2010-09-27 di Wayback Machine.,english.visitkorea.or.kr. Diakses pada 5 Mei 2011
  2. ^ a b c d e f g Yoon, sook-ja (2007). The Beauty of Korean food:With 100 best-loved recipes. Seoul: Hollym. ISBN 978-1-56591-253-3. 
  3. ^ (Inggris) Seo Dong-cheol (2010). "A cornucopia of taste in local specialities". KOREA: 12–13. ISSN: 2005-2162. Diakses tanggal 25 April 2020.