Lompat ke isi

Dhamma TV

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 19 Agustus 2024 01.51 oleh Astrinko (bicara | kontrib) (Hapus frekuensi satelit Dhamma TV, sebab tidak lagi aktif bersiaran lewat satelit.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Dhamma TV
PT Dhamma Joti
Malang, Jawa Timur
Indonesia
SaluranDigital: 31 UHF
SloganMedia Informasi Kedamaian dan Cinta Kasih Universal (2006-2013)
Selalu Damai di Hati (2013-sekarang)
Pemrograman
BahasaBahasa Indonesia
AfiliasiIndependen
Kepemilikan
PemilikPT Dhamma Joti
Riwayat
Siaran perdana
27 Januari 2006
Bekas tanda panggil
Gema Nurani TV
Bekas nomor kanal
26 UHF
Dharma
Informasi teknis
Otoritas perizinan
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
Pranala
Situs webdhammaweb.tv
Dhamma TV
Wilayah siaranMalang Raya
Kantor pusatJl. Ciliwung 57E, Kota Malang, Jawa Timur

Dhamma TV adalah salah satu stasiun televisi lokal yang beralamat di Kota Malang, Jawa Timur. Dhamma TV berdiri pada tanggal 14 Januari 2006 sebagai pengganti Gema Nurani TV yang dipimpin oleh bhiksu Dhammavijayo.[butuh rujukan] Stasiun televisi ini memfokuskan acaranya pada program-program bagi pemeluk agama Buddha ditambah beberapa program lainnya, dan bersiaran dari jam 05:00-24:00 WIB.[1][2]

Sejarah

Logo pertama Dhamma TV (27 Januari 2006-Oktober 2013)

Sebelum menjadi Dhamma TV, stasiun televisi ini bernama Gema Nurani TV, atau disingkat GNTV. GNTV dan Batu TV merupakan dua stasiun televisi lokal pertama di Malang Raya, sejak 2002. Kantor pusatnya berada di Jalan Junrejo 124, Kota Batu.[3]

GNTV bermula dari sebuah kanal dalam televisi berlangganan Indovision (sekarang MNC Vision) bernama WGN-TV (World Good News Television/Wahana Gema Nurani Televisi), yang memulai operasionalnya pada pertengahan tahun 2000. WGN-TV awalnya berminat untuk menjadi stasiun televisi lokal di Jakarta, tetapi tidak sukses, walaupun sempat berubah nama lagi menjadi WGNG-TV (Wahana Gema Nurani Gaharu Televisi) dan telah melakukan perubahan organisasi. Sempat hampir memberhentikan seluruh karyawannya, WGNG-TV kemudian berhasil mendapat kanal siaran di Malang Raya pada kanal 26 UHF. Sejak saat itu, namanya berubah menjadi GNTV. GNTV mulanya memakai pemancar dengan kekuatan sekitar 150 W, peralatan seadanya, dan konstruksi pemancar yang masih menumpang di kantor Batu TV, yang kemudian ditingkatkan menjadi 1000 W.

Hingga 2004, GNTV tidak memiliki acara pasti dan hanya bersiaran berupa kata-kata bijak dengan musik. Kemudian, perlahan-lahan perubahan mulai terjadi, dimana tahun tersebut GNTV mulai mengudara dari 10:00-20:00 WIB, dengan acaranya merelai salah satu saluran Indovision; dan kemudian, QTV dan Swara Channel.[4]

Walaupun demikian, pemilik GNTV, Rudy Lumenta kemudian memutuskan untuk menjual GNTV ke pihak lain atau berupaya menjalin kerjasama, setelah kondisi keuangan perusahaan makin memburuk. Sempat berusaha dijual ke perusahaan penyedia perangkat siar GNTV bernama Falcom dan perusahaan lain, akhirnya Gema Nurani TV berhasil dijual ke sebuah organisasi persekutuan umat Buddha. Sejak April 2005, alokasi arus frekuensi dan fasilitas siarnya dipakai oleh Dhamma TV, yang mulai bersiaran resmi sejak 2006.[5]

Stasiun televisi ini awalnya hanya menyiarkan acara bernuansa agama Buddha saja, namun sejak 2010 perlahan-lahan acara lainnya seperti hiburan juga mulai ditayangkan. Dhamma TV awalnya juga pernah memperluas siarnya dengan membangun jaringan di Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Kediri, Blitar, Jombang, Nganjuk dan Tulungagung,[6] di bawah dua perusahaan (PT Sinar Dhamma Bahagia dan PT Dhamma Nur Alami)[7] meskipun tidak bertahan lama karena ditertibkan pemerintah akibat perizinannya ditolak.[8] Operasionalnya berada di Malang dan Kota Batu, masing-masing untuk kantor pusat serta pemancar dan tempat produksi acaranya (di sebuah vihara).[9]

Acara TV

  • Dhamma Wacana
  • Setitik Pencerahan
  • Meditasi
  • Kiprah Djati
  • Sineas Dhamma
  • Manage Your Mind
  • Catatan Harian Dari Desa
  • Sang Pekerja Keras
  • Seni dan Tradisi
  • Hidup Sehat
  • Etalase
  • Suara Anak

Rujukan

Pranala luar