Lompat ke isi

Ketilang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 Oktober 2024 13.27 oleh Mitgatvm Bot (bicara | kontrib) (top: clean-up)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Ketilang
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Infraordo: Passerides
Famili: Pycnonotidae
Genus: Pycnonotus
Spesies:
P. aurigaster
Nama binomial
Pycnonotus aurigaster
(Vieillot, 1818)
Cucak Kutilang sedang membersihkan bulu-bulunya

Ketilang, Kutilang, burung nilam, atau cucak kutilang adalah sejenis burung pengicau dari suku Pycnonotidae. Dalam bahasa Inggris burung ini disebut Sooty-headed Bulbul, sementara nama ilmiahnya adalah Pycnonotus aurigaster; mengacu pada bulu-bulu di sekitar pantatnya yang berwarna jingga (Gr.: aurum emas, gaster perut).

Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 30 cm.

Sisi atas tubuh (punggung, ekor) berwarna cokelat kelabu, sisi bawah (tenggorokan, leher, dada dan perut) putih keabu-abuan. Bagian atas kepala, mulai dari dahi, topi, dan jambul berwarna hitam. Tungging (di muka ekor) tampak jelas berwarna putih serta penutup pantat berwarna jingga. Iris mata burung ketilang berwarna merah, sedangkan paruh dan kakinya berwarna hitam.

Kebiasaan dan Penyebaran

[sunting | sunting sumber]

Cucak kutilang kerap mengunjungi tempat-tempat terbuka seperti tepi jalan, kebun, pekarangan, semak belukar dan hutan sekunder, sampai dengan ketinggian sekitar 1.600 m dpl. Sering pula ditemukan hidup meliar di taman dan halaman-halaman rumah di perkotaan. Burung ketilang acapkali berkelompok, baik ketika mencari makanan maupun bertengger, dengan jenisnya sendiri maupun dengan jenis merbah yang lain, atau bahkan dengan jenis burung yang lain.

Seperti umumnya merbah, makanan burung ini terutama adalah buah-buahan yang lunak. Cucak kutilang sering menjengkelkan petani karena kerap melubangi buah pepaya dan pisang yang telah masak di kebun. Namun, di balik itu burung ini juga menguntungkan para petani karena memangsa berbagai jenis serangga, ulat, dan aneka hewan kecil lainnya yang menjadi hama tanaman.

Burung ketilang memiliki kebiasaan untuk berjemur dan mandi embun setiap pagi. Hal ini berguna untuk menjaga bulunya yang terus diminyaki. Minyak ini berasal dari bagian belakang dekat ujung ekornya yang berhubungan dengan badan. Burung ketilang juga memiliki kebiasaan menaikkan jambulnya bila senang maupun ingin buang air besar. Burung ketilang pun memiliki masa "mabung" yaitu saat di mana bulu yang lama rontok dan berganti bulu yang baru. Di saat mabung burung ketilang akan cenderung lebih diam baik secara suara maupun gerakan.

Sarang cucak kutilang berbentuk cawan dari anyaman daun rumput, tangkai daun atau ranting yang halus. Telur dua atau tiga butir, berwarna kemerah-jambuan berbintik ungu dan abu-abu. Tercatat bersarang sepanjang tahun kecuali November, dengan puncaknya April sampai September.

Burung ketilang menyebar luas di Tiongkok selatan dan Asia Tenggara (kecuali Malaysia), Jawa serta Bali. Diintroduksi ke Sumatra dan Sulawesi, beberapa tahun silam burung ini juga mulai didapati di Kalimantan.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ IUCN Detail 22712699

Bahan Bacaan

[sunting | sunting sumber]
  • Coates, B.J. and K.D. Bishop. 2000. Panduan lapangan Burung-burung di Kawasan Wallacea. BirdLife IP & Dove Publication. Bogor. ISBN 979-95794-2-2
  • King, B., M. Woodcock, and E.C. Dickinson. 1975. A Field Guide to The Birds of South-East Asia. Collins. London. ISBN 0-00-219206-3
  • MacKinnon, J. 1993. Panduan lapangan pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta. ISBN 979-420-150-2
  • MacKinnon, J., K. Phillipps, and B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. LIPI dan BirdLife IP. Bogor. ISBN 979-579-013-7

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]