Lompat ke isi

Hotel Borobudur Jakarta

Koordinat: 6°10′20″S 106°50′07″E / 6.17224°S 106.83534°E / -6.17224; 106.83534
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 Oktober 2024 06.03 oleh Karza04 (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Hotel Borobudur Jakarta
Tampak gedung utama hotel
Peta
Informasi umum
LokasiIndonesia Jakarta, Indonesia
AlamatJl. Lapangan Banteng Selatan No.1, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat
Koordinat6°10′20″S 106°50′07″E / 6.17224°S 106.83534°E / -6.17224; 106.83534
Pembukaan23 Maret 1974; 50 tahun lalu (1974-03-23)
PemilikPT Jakarta International Hotels & Development Tbk
ManajemenDiscovery Hotels & Resorts
Data teknis
Jumlah lantai17 (gedung utama)
6 (Garden Wing)
Desain dan konstruksi
ArsitekDamery, Vetter et Weil
Coyne et Bellier (struktur)
Jasa Ferrie Partners (Garden Wing)
Wiratman (Garden Wing, struktur)
PengembangAdhi Karya
Cicofrance
Decorient (Garden Wing)
Informasi lain
Jumlah kamar695
Jumlah rumah makan8
Situs web
www.hotelborobudur.com/id/5-star-hotels-indonesia/

Hotel Borobudur Jakarta adalah hotel berbintang 5 yang terletak di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Berada di sebelah selatan Lapangan Banteng, hotel ini didirikan pada tahun 1974, menjadikannya sebagai salah satu hotel berbintang 5 tertua di Jakarta.[1] Hotel ini memerlukan waktu 12 tahun sebelum akhirnya terealisasi, dan melibatkan sejumlah perusahaan baik domestik maupun internasional dalam pembangunan. Selain hotel, kawasan Hotel Borobudur Jakarta juga menaungi apartemen servis untuk wisatawan jangka panjang. Hotel ini dimiliki oleh PT Jakarta International Hotels & Development Tbk, salah satu anak usaha dari Artha Graha Network, dan dikelola oleh Discovery Hotels & Resorts (PT Dharma Harapan Raya), cabang Artha Graha yang bergerak di bidang pengelolaan hotel.[2][3]

Wacana pembangunan hotel di kawasan Lapangan Banteng pertama kali digagaskan pada tahun 1962. Ketika Jakarta sedang disibukkan dengan Pesta Olahraga Asia 1962, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan swasta untuk membentuk PT Hotel Banteng, dengan target pendirian hotel berbintang 5. Hotel tersebut direncanakan akan berlantai 15 dan memiliki jumlah kamar sebanyak 220, sesuai dengan hasil rancangan karya Friedrich Silaban. Lahan hotel menempati bekas perumahan perwira TNI-AD yang mempunyai sejarah sebagai markas militer sejak zaman Hindia Belanda. Pada tanggal 20 Mei 1963, Gubernur Jakarta Soemarno Sosroatmodjo menghadiri acara peresmian proyek Hotel Banteng yang ditaksir akan memakan biaya sekurang-kurangnya Rp2 miliar. Dua tahun kemudian, Kompas memberitakan bahwa PT Hotel Banteng akan mengembangkan kawasan terpadu bernama Bung Karno Centre sebagai perluasan hotel.[4]

Proyek Hotel Banteng berakhir mandek akibat dari hiperinflasi Indonesia 1963-1965, diikuti dengan Gerakan 30 September yang berujung pada kejatuhan Presiden Soekarno, salah satu pendukung utama pembangunan hotel. Per bulan Juni 1966, dikabarkan bahwa konstruksi hotel baru mencapai lantai 5. Gedung hotel dibiarkan terbengkalai hingga tahun 1969, ketika Cicofrance, kontraktor asal Prancis, memenangkan tender untuk kerja sama modal dengan PT Djakarta International Hotel. Presiden Soeharto menghadiri acara pembangunan kembali hotel pada tanggal 29 Januari 1970. Pada tanggal 6 Maret 1973, Menteri Perhubungan Frans Seda mengumumkan bahwa PT Djakarta International Hotel telah menekan kontrak kerja sama pengelolaan dengan Inter-Continental Hotels yang baru saja mengakhiri kontrak mereka dengan Hotel Indonesia. Konstruksi hotel dikebut dalam rangka menyambut konferensi Pacific Area Travel Association (PATA) 1974. Hotel Borobudur Inter-Continental menerima tamu pertama pada tanggal 23 Maret 1974, hanya seminggu sebelum pembukaan PATA 1974 yang digelar di hotel. 600 dari 866 kamar siap menerima tamu-tamu acara tersebut, sementara sisanya dibuka secara bertahap selama setahun berikutnya.[4]

Pada tahun 1979, PT Djakarta International Hotel melakukan kajian pembangunan perluasan hotel yang ditargetkan untuk wisatawan jangka panjang. Sebelumnya, gedung utama hotel sudah menetapkan 40 kamar bergaya apartemen di lantai 4 dan 5, namun tingginya permintaan akomodasi tersebut meyakinkan pemilik untuk mengembangkan sayap gedung khusus apartemen servis. Sayap yang dijuluki Garden Wing itu mulai dibangun pada tahun 1983 dan selesai tiga tahun kemudian, dan meningkatkan jumlah kamar hotel dari yang sebelumnya 866 menjadi 1.006. Berbarengan dengan pendirian Garden Wing, gedung utama juga mengalami renovasi. Pada tahun 1980-an, sempat dikabarkan bahwa pihak pemilik hendak mengembangkan superblok bernama Borobudur Plaza yang mencakup perkantoran dan pusat niaga, namun rencana tersebut tidak terwujudkan.[4]

Pada tahun 1995, Hotel Borobudur Inter-Continental mengalami renovasi besar-besaran untuk menyegarkan keseluruhan eksterior dan interior hotel. Renovasi tersebut selesai 2 tahun kemudian dan diresmikan oleh Soeharto pada tanggal 11 November 1997. Pada tanggal 1 Januari 1999, hotel melepaskan diri dari Bass plc, pemilik Inter-Continental saat itu, dan berdiri sendiri dengan nama Hotel Borobudur Jakarta. Beberapa bulan kemudian, Artha Graha Network milik Tomy Winata membeli saham mayoritas PT Jakarta International Hotels & Development Tbk, penerus PT Djakarta International Hotel, sehingga hotel beralih dari semula milik negara menjadi swasta. Hotel dikelola oleh PT Dharma Harapan Raya yang mengoperasikan sejumlah hotel di Indonesia dengan merek Discovery.[5][6][7]

Arsitektur

[sunting | sunting sumber]

Gedung utama Hotel Borobudur Jakarta dirancang oleh Damery, Vetter et Weil, sementara strukturnya digarap oleh Coyne et Bellier, keduanya merupakan biro arsitek asal Prancis. Menurut majalah Progress yang mewartakan pembukaan hotel pada tahun 1974, bangunan bergaya Internasional tersebut memiliki arsitektur mirip dengan lamin, rumah adat Dayak dari Kalimantan Timur. Sementara itu, Garden Wing yang terdiri atas 3 gedung berlantai 6 terinspirasi oleh arsitektur tradisional khas Indonesia. Letaknya dimiringkan agar menghadap ke kolam renang. Perancang Garden Wing, Jasa Ferry Partners, membangun koridor yang menghubungkannya dengan gedung utama, untuk mengurangi kontras arsitektur kedua belah kompleks hotel. Sesuai dengan namanya, hotel ini mengusung tema Candi Borobudur; elemen artistik interior, ornamen taman, dan ukiran di lantai kolam renang semuanya bertema candi tersebut.[4]

Fasilitas

[sunting | sunting sumber]

Hotel Borobudur Jakarta memiliki jumlah kamar sebanyak 695. Hotel memiliki 10 tipe kamar utama, ditambah dengan 3 tipe khusus apartemen servis. Akomodasi terendah hotel adalah Superior Room, diikuti dengan Premier Deluxe Room, Executive Room, Club Deluxe Room, Junior Suite, Club Suite, Executive Suite, Deluxe Suite, Borobudur Suite, dan Presidential Suite. Apartemen servis di Garden Wing terdiri atas 3 tipe, yakni satu, dua, atau tiga kamar tidur. Hotel juga menyediakan sarana 8 rumah makan dan bar (Bogor Cafe, Borobudur Gourmet, Churchill Wine & Cigar Bar, El Padrino Steakhouse by Andrea Peresthu, Miyama Japanese Restaurant, Pendopo Lounge & Terrace, Singosari Garden & Poolside Restaurant, Teratai Chinese Restaurant), kolam renang, spa, pusat kebugaran, dan ruang rapat.[8][9]

  1. ^ "7 Hotel Legendaris di Jakarta, Ada yang Berusia 147 Tahun dan Hampir Semuanya Masih Bintang 5, Lho!". Rukita. 26 Desember 2019. Diakses tanggal 23 September 2024. 
  2. ^ "Mengenal Tomy Winata, Pemilik Kawasan Elit SCBD di Jakarta". Kumparan. 21 Februari 2021. Diakses tanggal 23 September 2024. 
  3. ^ Edhie Rianto (14 Maret 2011). "Serba 37 Pada Ulang Tahun ke-37 Hotel Borobudur Jakarta". Travel Text. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-05. Diakses tanggal 2015-05-04. 
  4. ^ a b c d "Hotel Borobudur Jakarta". Setiap Gedung Punya Cerita. 5 Mei 2020. Diakses tanggal 23 September 2024. 
  5. ^ "PUBLIC EXPOSE PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT TBK" (PDF). PT Bursa Efek Indonesia. 7 Oktober 2020. Diakses tanggal 23 September 2024. 
  6. ^ "Sosok Tomy Winata Dedengkot 9 Naga Indonesia, Ternyata Pemilik SCBD dan Artha Graha Grup". Bangka Pos. 7 September 2023. Diakses tanggal 23 September 2024. 
  7. ^ "Profil Perusahaan". Jakarta International Hotels & Development. Diakses tanggal 23 September 2024. 
  8. ^ "Review Hotel Borobudur Jakarta". Grandy Sofia. 16 April 2023. Diakses tanggal 23 September 2024. 
  9. ^ "Hotel Borobudur Jakarta: Harga, Tipe Kamar dan Fasilitas Untuk Liburan Anda". Jakarta Traveller. Diakses tanggal 23 September 2024. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]