Sejarah Amerika
Sejarah Amerika adalah sejarah kolektif Amerika Utara, Amerika Tengah, Karibia dan Amerika Selatan. Sejarah Amerika dimulai dengan migrasi penduduk dari Asia selama Zaman Es. Kelompok tersebut terisolasi dari "Dunia Lama" hingga datangnya bangsa Eropa pada abad ke-10 dan ke-15.
Nenek moyang penduduk asli Amerika pemburu dan pengumpul makanan yang bermigrasi ke Amerika Utara. Teori yang paling populer menyatakan bahwa migran datang ke Amerika melalui Jembatan Darat Bering, Beringia, kini Selat Bering.
Peradaban yang dianggap maju di Amerika adalah: Cahokia, Zapotek, Toltek, Olmek, Maya, Aztek, Purepecha, Chimor, dan Inka.
Peradaban awal
Sejumlah kebudayaan yang berkembang di wilayah Pegunungan Andes yang terbentang dari Kolombia selatan hingga Argentina dan Chile utara, serta wilayah gurun di Peru dan Chile utara. Para arkeolog meyakini bahwa peradaban Andes pertama kali berkembang di wilayah pesisir Samudra Pasifik. Peradaban Norte Chico di Peru merupakan peradaban Andes tertua dan berasal dari sekitar tahun 3200 SM. Peradaban Norte Chico adalah peradaban Pra-Colombus yang terdiri dari 30 pusat populasi utama di wilayah yang kini merupakan region Norte Chico di pantai utara-tengah Peru.
Setelah kemunduran peradaban Norte Chico, banyak peradaban kompleks dan pemerintahan terpusat berkembang di Belahan Barat: Chavin, Nazca, Moche, Huari, Quitus, Cañaris, Chimu, Pachacamac, Tiahuanaco, Aymara dan Inka di Andes; Muiska, Tairona, Miskito, Huetar , dan Talamanca di Kawasan Tengah; Taínos di Karibia; dan Olmek, Maya, Tolteck, Mixtek, Zapotek, Aztek, Purepecha dan Nicoya di Mesoamerika.
Peradaban Olmek merupakan peradaban Mesoamerika pertama, yang dimulai sekitar tahun 1600–1400 SM dan berakhir sekitar tahun 400 SM. Mesoamerika dianggap sebagai salah satu dari enam situs di seluruh dunia tempat peradaban berkembang secara mandiri dan lokal. Peradaban ini dianggap sebagai budaya induk dari peradaban Mesoamerika. Kalender Mesoamerika, sistem angka, tulisan, dan sebagian besar jajaran dewa Mesoamerika tampaknya dimulai dengan Olmek.
Pra kolonisasi
Sekitar abad pertengahan, telah berdiri kerajaan ataupun kesatuan politik di beberapa wilayah Amerika. Di Amerika Tengah beberapa negara kota suku aztek telah berkembang, terdapat Kekaisaran Toltek yang menguasai Mesoamerika, lalu pada puncak kejayaannya mendirikan Kekaisaran Aztek.
Kekaisaran Aztek adalah aliansi yang dibentuk oleh Itzcoatl dari Tenochtitlan, Nezahualcoyōtl dari Texcoco, dan Totoquihuatzin I Tlacopan tahun 1428. Pada puncaknya, Aliansi ini menguasai hampir seluruh Meksiko Tengah kecuali wilayah kecil di sebelah tenggara Tenochtitlan: Tlaxcala. Tlaxcala bersekutu dengan Herman Cortés melakukan Pengepungan Tenochtitlan tahun 1521 dalam upaya Penaklukan Kekaisaran Aztek oleh Spanyol untuk menghancurkan Kekaisaran aliansi ini.[1]
Sementara suku Maya belum pernah disatukan, saling bersaing memperebutkan kekuasan sesama suku Maya.
Di Amerika Selatan, orang Inka bergerak menaklukan bangsa Andes lainnya dan mendirikan Kekaisaran Inka. Kekaisaran meluaskan wilayah utara dengan menaklukan Wanka, Nazca, Kerajaan Chimor tahun 1470. Kemudian perluasan ke wilayah selatan dengan menaklukan Chiribaya, Kerajaan Aymara dan sisa-sisa Kerajaan Qulla dan Lupaqa setelah dirinya diangkat sebagai Kaisar Inka. Ia juga memimpin ekspedisi ke Samudera Pasifik sekitar tahun 1480, menjelajahi Kepulauan Galápagos dan Pulau Paskah. Inka disebut sebagai peradaban "pra-Columbus yang berpengaruh di wilayah Amerika Selatan bahkan memiliki pengaruh hingga pesisir timur samudra pasifik.
Orang Muiska di Guatemala sekarang, telah mendirikan konfederasi Muiska yang mungkin bersinggungan dengan suku Inka.
Kolonisasi Eropa
Setelah pelayaran Christopher Columbus pada tahun 1492, ekspedisi kolonial Spanyol dan kemudian Portugis, Inggris, Prancis, dan Belanda tiba di Dunia Baru. Penaklukan dan penjarahan yang menyebabkan transformasi lanskap budaya dan fisik di Amerika. Spanyol menjajah sebagian besar Amerika dari Florida, Amerika Serikat Barat Daya saat ini, dan Karibia hingga ujung selatan Amerika Selatan. Portugal mendirikan koloni yang sebagian besar merupakan Brasil saat ini, sementara Inggris mendirikan koloni di pantai Timur Amerika Serikat, serta pantai Pasifik Utara dan di sebagian besar Kanada. Prancis mendirikan Prancis Baru di Quebec dan bagian lain Kanada Timur dan mengklaim wilayah di tempat yang sekarang menjadi Amerika Serikat bagian tengah. Belanda mendirikan di Belanda Baru (pusat administratif New Amsterdam – sekarang New York), beberapa pulau Karibia, dan bagian Amerika Selatan Bagian Utara.
Kolonisasi Eropa di Amerika menyebabkan munculnya budaya, peradaban, dan akhirnya negara baru, yang merupakan hasil dari perpaduan tradisi, masyarakat, dan lembaga penduduk asli Amerika, Eropa, dan Afrika. Transformasi budaya Amerika melalui kolonisasi terlihat jelas dalam arsitektur, agama, gastronomi, seni, dan khususnya bahasa, yang paling luas adalah bahasa Spanyol (376 juta penutur), bahasa Inggris (348 juta), dan bahasa Portugis (201 juta).
Periode kolonial berlangsung sekitar tiga abad, dari awal abad ke-16 hingga awal abad ke-19, Amerika Serikat memperoleh kemerdekaan dari Inggris Raya jauh lebih awal, pada tahun 1776. Pada awal abad ke-19, jajahan Spanyol di Amerika mulai melancarkan gerakan kemerdekaan, hingga akhirnya Spanyol kehilangan seluruh koloninya di daratan Amerika tahun 1825. Di koloni Portugis Dom Pedro I (juga Pedro IV dari Portugal), putra raja Portugis Dom João VI, memproklamasikan kemerdekaan negara itu pada tahun 1822 dan menjadi Kaisar pertama Brasil.
Amerika modern
Amerika Utara
Kanada yang masih koloni Britania Raya hingga akhir Perang Dunia I, hingga Deklarasi Balfour 1926, Konferensi Imperium 1930 dan peresmian Undang-Undang Westminster pada tahun 1931 mengakui bahwa Kanada merupakan negara seperti halnya Britania Raya. Patriasi Konstitusi pada tahun 1982 menandai dependensi hukum kepada parlemen Britania Raya. Kanada saat ini terdiri dari sepuluh provinsi dan tiga wilayah dan merupakan negara demokrasi parlementer dan monarki konstitusional.
Amerika Serikat yang awalnya terdiri dari 13 koloni meluaskan wilayahnya ke arah Barat, membeli Lousiana dari Prancis, aneksasi Texas yang sebelumnya wilayah Meksiko menyebabkan Perang Meksiko–Amerika Serikat. Amerika Serikat melakukan campur tangan atas isu politik luar negeri di Koloni Spanyol yang berujung Perang Spanyol–Amerika Serikat dan memulai kolonisasi Kuba dan Filipina. Pada akhir abad ke-19 terjadi peningkatan besar-besaran dalam hal kekayaan dan kemakmuran Amerika Serikat yang menjadikannya sebagai kekuatan besar. Menjelang akhir Perang Dunia I, Amerika Serikat terjun dalam kancah peperangan, yang memberikan kemenangan bagi sekutu namun berdampak Depresi Besar 1930 di seluruh dunia.
Amerika Serikat kembali terseret dalam Perang Dunia II yang berakhir dengan munculnya dua Adikuasa baru yaitu Amerika Serikat dan Uni Sovietmemulai era Perang Dingin dan perlombaan Antariksa. Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara Adikuasa di abad 21 hingga Tiongkok mulai muncul sebagai pesaing potensial.
Referensi
- Kane, Katie Nits Make Lice: Drogheda, Sand Creek, and the Poetics of Colonial Extermination Cultural Critique, No. 42 (Spring, 1999), pp. 81–103 doi:10.2307/1354592
- Churchill, Ward A Little Matter of Genocide 1997 City Lights Books ISBN 0-87286-323-9
- ^ Smith, Michael Ernest, 1953- (2003). The Aztecs (edisi ke-2nd ed). Malden, MA: Blackwell Pub. ISBN 0-631-23015-7. OCLC 48579073.