Lompat ke isi

Leontius

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 8 Desember 2024 08.41 oleh TheKrakenz (bicara | kontrib) (Mengubah Artikel Lama ke Baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Leontius
Λεόντιος
Solidus emas dengan Leontios, menunjukkan simbol kekuasaan: mahkota, globus cruciger, dan akakia. Pada sisi belakangnya, salib ampuh di atas tiga undakan.
Kaisar Kekaisaran Bizantium
Berkuasa695–698
PendahuluYustinianus II
PenerusTiberius III
Kelahiran660
Isauria
Kematian15 Februari 706
Konstantinopel
DinastiDinasti Heraklius

Leontius (bahasa Yunani: Λεόντιος, meninggal tahun 705) adalah seorang Kaisar Bizantium yang memerintah dari tahun 695 hingga 698. Sebagai seorang jenderal yang cakap dan berpengalaman, Leontius naik ke tampuk kekuasaan setelah menggulingkan Kaisar Yustinianus II. Meskipun pemerintahannya singkat, masa kepemimpinannya diwarnai dengan berbagai tantangan, termasuk ancaman eksternal dari Kekhalifahan Umayyah dan pemberontakan internal yang akhirnya menyebabkan kejatuhannya.

Latar Belakang

[sunting | sunting sumber]

Leontius lahir di Isauria, wilayah yang saat itu terkenal sebagai daerah pegunungan di Asia Kecil (sekarang bagian dari Turki). Sebagai putra seorang petani atau bangsawan kecil, Leontius awalnya bergabung dengan militer Bizantium, di mana ia memperoleh reputasi sebagai jenderal yang berbakat. Namanya mulai dikenal pada masa pemerintahan Kaisar Konstantinus IV (berkuasa 668–685) dan Kaisar Yustinianus II (berkuasa 685–695).

Leontius juga dikenal memiliki pendidikan yang baik untuk seorang prajurit dan memiliki pengalaman diplomasi serta strategi militer yang cukup matang. Kemampuan ini membuatnya diangkat sebagai strategos (gubernur militer) dari Thema Anatolikon, salah satu provinsi militer utama Kekaisaran Bizantium.

Masa Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Kudeta Terhadap Yustinianus II

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 695, Leontius memimpin kudeta terhadap Kaisar Yustinianus II. Kudeta ini didukung oleh faksi-faksi yang tidak puas dengan pemerintahan Yustinianus, termasuk kalangan militer dan aristokrasi Konstantinopel. Setelah berhasil menggulingkan Yustinianus II, Leontius memerintahkan agar sang kaisar yang digulingkan diasingkan ke Chersonesos di Krimea.

Reformasi Internal

[sunting | sunting sumber]

Sebagai kaisar, Leontius mencoba memperkuat kekaisaran yang menghadapi tekanan besar dari Kekhalifahan Umayyah. Ia memfokuskan pemerintahannya pada stabilisasi ekonomi dan militer. Namun, banyak kebijakan ekonominya yang dianggap terlalu berat oleh rakyat dan elit istana. Reformasi pajak dan pengelolaan thema yang diperkenalkan olehnya juga menimbulkan ketidakpuasan di kalangan bangsawan lokal.

Kekalahan di Afrika Utara

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 697, Leontius memimpin ekspedisi militer untuk mempertahankan Kartago, yang menjadi target utama invasi Kekhalifahan Umayyah. Namun, pasukan Bizantium mengalami kekalahan besar dalam pertempuran tersebut, sehingga Kartago jatuh ke tangan pasukan Muslim. Kekalahan ini melemahkan otoritas Leontius di mata rakyat dan militer.

Kudeta dan Kejatuhan

[sunting | sunting sumber]

Kekalahan di Kartago memicu pemberontakan di Konstantinopel. Pada tahun 698, seorang jenderal bernama Apsimarus memimpin pemberontakan melawan Leontius. Apsimarus mengambil alih kekuasaan dan mengganti namanya menjadi Tiberius III. Leontius ditangkap, diturunkan dari takhta, dan diasingkan ke sebuah biara.

Setelah hidup dalam pengasingan selama beberapa tahun, Leontius menghadapi nasib tragis pada tahun 705. Yustinianus II, yang berhasil merebut kembali takhta dengan bantuan tentara Bulgar, memerintahkan eksekusi Leontius bersama dengan Tiberius III. Keduanya dihukum mati dengan cara dipenggal di Hippodrome Konstantinopel.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. Treadgold, Warren. A History of the Byzantine State and Society. Stanford University Press, 1997.
  2. Ostrogorsky, George. History of the Byzantine State. Rutgers University Press, 1969.
  3. Kaegi, Walter E. Byzantium and the Early Islamic Conquests. Cambridge University Press, 1995.