Lompat ke isi

Imaduddin Usman Al-Bantani

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 9 Desember 2024 15.13 oleh Daeng Hanif (bicara | kontrib) (Membuat Artikel tentang Kyai Imaduddin Usman Al-Bantani)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kiai Imaduddin Utsman al-Bantani, lahir di Kresek, Tangerang, Ahad, 15 Agustus 1976 (19 Sya’ban 1396 Hijriah). Beliau adalah pengasuh dan pendiri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang berlokasi di Kampung Cempaka Desa Kresek Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Beliau menuliskan namanya dalam karya-karya beliau yang berbahasa Arab dengan nama “Imaduddin al-Bantani”, sementara dalam karya yang berbahasa Indonesia dengan nama “Imaduddin Utsman” atau “Imaduddin Utsman al-Bantani”. Utsman sendiri adalah nama kakek dari ibu beliau yang hidup ditengah-tengah keluarga Bani Utsman di Kresek, Tangerang. Sementara “al-Bantani” adalah menunjukan asal daerahnya..

Kyai Imaduddin Ustman al-Bantani yang juga merupakan keturunan dari Aria Wangsakara ini dijuluki sebagai Mujaddid pada abad ini. Mujaddid ( مجدد ) dalam etimologi Islam, berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah orang yang membawa pembaruan atau seorang pembaru. Dalam budaya muslim, Mujaddid adalah orang yang memperbaiki kerusakan yang ada pada urusan atau praktik agama Islam yang dilakukan oleh umat muslim. Begitu pula Kyai Imaduddin yang telah menjadi pionir dengan mengkritisi dan membongkar secara kajian pustaka soal kesimpangsiuaran nasab Ba'alwi yang mengaku sebagai dzuriyyah nabi Muhammad Saw di Indonesia.[1]

Hj. Su'arah, binti

Hj. Aminah, binti

Hj. Armunah, binti

Ki Usman, bin

Ki Bendo, bin

Ki Alim, bin

Ki Abdullah, bin

Ki Ibrahim, bin

Syaikh Hasan Basri, bin

Raden ayu Fatimah, binti

Raden Wiranegara (Syaikh Ciliwulung), bin

Raden Aria Wangsakara, bin

Pangeran Wiraraja, bin

Prabu Geusan Ulun, bin

Pangeran Soleh, bin

Pangeran Muhammad Pamelakaran, bin

Pangeran Abdurahman Panjunan, bin

Syaikh Dzatuk Kahfi, bin

Syaikh Dzatuk Ahmad, bin

Syaikh Dzatuk Isa bin

Syaikh Sayyid Abdul Qodir Kailani, bin

Sayyid Junaid bin

Sayyid Abdul Qodir, bin

Sayyid Syu'aib, bin

Sayyid Abdul Jabbar, bin

Sayyid Abdul Rozaq, bin

Sayyid Abdul Aziz bin

Sayyid Ahmad bin

Sayyid Sholih, bin

Syaikh Sayyid Abdul Qodir Jillani, bin

Sayyid Janki Dausat, bin

Sayyid Abdulloh bin

Sayyid Yahya Azzahid, bin

Sayyid Muhammad bin

Sayyid Daud bin

Sayyid Musa al-Tsani, bin

Sayyid Abdullah al-Tsani, bin

Sayyid Musa al-Jun, bin

Sayyid Abdullah al-Kamil, bin

Sayyid Hasan al-Mutsanna, bin

Sayyid Hasan al-Mujtaba, bin

Sayyidah Fatimah Az-Zahra, binti

Sayidina Muhammad Rosulillah Saw

Silsilah di atas jalur dari ibunya yakni Ibu Hj. Syu'arah, sementara dari jalur ayahnya tersambung ke Pangeran Jayakarta Wijayakrama, penguasa Jakarta dulu di abad 17 masehi.

Kiai Imaduddin Usman tercatat sebagai siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kresek III, dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Kresek, kemudian belajar di Madrasah Aliyah (MA) Ashhabul Maimanah di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang.

Ia lalu melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten di Serang (sekarang UIN Banten, Sarjana Agama) serta Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ), Jakarta dan memperoleh gelar Magister Agama.

Sanad Keilmuan[4]

[sunting | sunting sumber]
  • KH. Syanwani  bin Abdul Aziz
  • KH. Sanja bin Kasmin
  • KH. Mufti Asnawi
  • KH. TB. Hasuri bin Tohir
  • KH. Muhammad Dimyathi bin Amin
  • KH. Bustomi bin Jasuta
  • KH. Rafiudin
  • KH. Hasan Basri Karawang Jawa Barat
  • KH. Solahudin Kaliwungu
  • Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdul Ba’its al-Kattani al-Iskandari Mesir
  • Ketua Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) Kresek periode 2006-2011
  • Komisi Fatwa MUI Provinsi Banten periode tahun 2022-2penasihat Gerakan Muda Nahdlatul Ulama (GMNU)
  • Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) Provinsi Banten Masa Khidmat 2018-2023.
  • Laskar Sabilillah Indonesia 2023-sekarang
  • Kitab Menakar kesahihan Nasab Habib Di Indonesia
  • Terputusnya Nasab Habib Kepada Nabi Muhammad Saw
  • Membongkar Skandal Ilmiyah sejarah dan Genealogi Ba'alwi
  • Metode Menetapkan Nasab Menurut Kitab Rasa'il
  • Literatur Kitab-Kitab Nasab Abad Ke-3-13 Hijriyah Bukti Terputusnya Nasab Ba'alwi
  • Manuskrip-Manuskrip Palsu Ba'alwi Versi Rumail Abbas

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Argus, Array (24 Oktober 2024). "Profil KH Imaduddin Utsman al-Bantani yang Berani Menolak Keras Nasab Ba'alwi". medan.tribunnews.com. Diakses tanggal 12 Desember 2024.
  2. ^ Hidayat, Taufik (27 April 2024). "Riwayat Nasab KH Imaduddin Utsman al-Bantani, Ternyata Tembus ke Baginda Rasulullah Saw, Cek Disini". Distriknews.id. Diakses tanggal 12 Desember 2024.
  3. ^ Pribadi, Sahlan (30 Oktober 2023). "Sosok KH Imaduddin Utsman Al Bantani, Ulama Penulis Buku Sejarah Habib yang Ceramahnya Digeruduk Massa, Pernah Mondok di Kampung Sawah Karawang". Kbonline.id. Diakses tanggal 12 Desember 2024.
  4. ^ Ridwan (17 Mei 2023). "Nasab dan Sanad Ilmu KH Imaduddin Usman". Ibadah.co.id. Diakses tanggal 12 Desember 2024.
  5. ^ Baihaqi, Amir (6 Agustus 2024). "Profil KH Imaduddin, Ulama yang Ditolak Ceramah di Menganti Gresik". Detik.com. Diakses tanggal 12 Desember 2024.
  6. ^ Suhaemi, Hamdan (7 September 2024). "Pendidikan, Sanad Ilmu, dan Karya KH. Imaduddin Utsman Al Bantani". Liputan9.id. Diakses tanggal 12 Desember 2024.