Lompat ke isi

Semarang Contemporary Art Gallery

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 22 Desember 2024 10.11 oleh Ariandi Lie (bicara | kontrib) (Membatalkan 3 suntingan oleh Seodandan (bicara) ke revisi terakhir oleh Devi 4340())
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)


Semarang Contemporary Art Gallery adalah galeri seni yang berlokasi di kawasan Kota Lama Semarang. Lebih tepatnya, museum modern ini terletak di Jalan Taman Srigunting Nomor 5-6, Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Lokasi museum ini berjarak sekitar 3,8 kilometer dari Kawasan Simpang Lima Semarang.

Museum ini didirikan pada tahun 2001 yang menampilkan berbagai karya seniman kontemporer Asia di Indonesia. Ada berbagai pameran karya seni rupa dari seniman lokal maupun mancanegara yang ditampilkan di galeri seni ini.

Semarang Contemporary Art Gallery didirikan pada tahun 2001.[1] Pendiri dan pemilik Semarang Contemporary Art Gallery bernama bernama Chris Dharmawan. Ia adalah seorang kolektor dan filantropi di bidang seni kontemporer.[2] Pendirian Semarang Contemporary Art Gallery sebagai tempat menyimpan dan memamerkan karya seni kontemporer dari seniman asal Kota Semarang.[3]

Pada tahun 2007, Chris Dharmawan melakukan konservasi pada gedung Semarang Contemporary Art Gallery.[4] Setelah melakukan konservasi gedung, museum tersebut diresmikan sebagai Galeri Semarang pada tahun 2008. Hingga saat ini, Semarang Contemporary Art Gallery masih terus beroperasi dengan menyajikan berbagai pameran karya seni rupa untuk mengembangkan pariwisata lokal.

Sebelum resmi didirikan sebagai Galeri Seni di Kota Semarang, bangunan ini sangat lekat dengan sejarahnya. Pada tahun 1882, gedung tersebut merupakan tempat tinggal Pastur L Prinsen dan juga termasuk tempat ibadah umat Katolik. Hingga akhirnya bangunan tersebut diruntuhkan dan dibangun kembali pada tahun 1918.

Gedung ini memiliki konsep gaya Spanish Colonial dimana terdapat taman yang digunakan untuk berparade oleh para serdadu Belanda dahulu. Kemudian pada tahun 1937, gedung ini ditempati oleh Oei Tiong Ham Concern, seorang pemilik perusahaan asuransi pertama di Indonesia yakni De Indische Lloyd.

Seiring berjalannya waktu, dalam perjalanannya gedung ini diambil oleh pengusaha pribumi terkemuka, disewakan sebagai gudang, dealer motor, dan kantor Perusahaan Besar Farmasi Tempo. Hingga pada tahun 1998 gedung ini terakhir kali digunakan sebagai pabrik sirup Fresh.

Kemudian pemilik Semarang Contemporary Art Gallery melakukan konservasi pada gedung ini dan meresmikannya sebagai Galeri Semarang pada tahun 2008.[5] Hingga saat ini, bangunan museum tersebut masih lekat dengan unsur sejarah. Sebab, lokasi gedung ini juga dikelilingi dengan bangunan peninggalan kolonial seperti Gereja Blenduk dan taman Srigunting.

Aktivitas

[sunting | sunting sumber]

Aktivitas yang diselenggarakan di museum ini sangat beragam, salah satunya adalah memamerkan karya-karya seni rupa kontemporer. Galeri seni ini secara rutin mengadakan agenda pameran seni yang berbeda setidaknya 2 bulan sekali. Adapun karya yang dipamerkan mulai dari karya 2 dimensi, 3 dimensi, dan lain-lain.

Aktivitas yang diselenggarakan di museum seni ini tidak lain untuk memperkenalkan seni kepada masyarakat dari berbagai latar belakang. Setiap masyarakat mulai dari anak muda dan orang dewasa bisa datang berkunjung ke tempat ini untuk mengabadikan momen dan menyaksikan setiap karya seni yang ditampilkan di museum.

Hingga saat ini, Semarang Contemporary Art Gallery terus menampilkan karya terutama dari seniman lokal. Tidak sedikit para pula seniman mancanegara turut berkontribusi dalam memamerkan karya seninya di Galeri Semarang.[6]

Karya seni

[sunting | sunting sumber]

Museum seni ini menyuguhkan berbagai koleksi karya dari para seniman di seluruh Indonesia. Museum ini juga sering menyelenggarakan pameran seperti lukisan, sketsa, arsip, rekaman pertunjukan hingga instalasi.[7] Beberapa pameran seni yang telah dilakukan di museum ini diantaranya adalah:

  • KUNE KUNE
  • Private Purview
  • (F): Space, Time, Movement
  • FORMLESS: on Human Artifice and Natural Order
  • Your Silence Will Not Protect You
  • Renaissance of China (?)
  • Sensing Sensation

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Riyanhadi, M., dkk. Journey to Wander (PDF). Wonderful Indonesia. hlm. 10. 
  2. ^ Feming, Tom (25 April 2021). Cultural City Profile, East Asia: Semarang - Indonesia (PDF). British Council. hlm. 20. 
  3. ^ "Chris Dharmawan: Antara Arsitektur dan Seni Rupa" (PDF). Padma News (edisi ke-30): 4. September 2019. 
  4. ^ Prafiadi, D., dkk. (Februari 2022). Mandaka, Mutiawati, ed. Kearifan Lokal Arsitektur Nusantara (PDF). Purbalingga: Eureka Media Aksar. hlm. 104. ISBN 978-623-5251-53-0. 
  5. ^ "Semarang Contemporary Art Gallery, Spot Wisata di Kota Lama Cocok untuk Penikmat Seni". iNews.ID. 2023-02-02. Diakses tanggal 2023-02-02. 
  6. ^ Media, Kompas Cyber (2022-03-04). "Semarang Contemporary Art Gallery, Museum Modern di Kota Lama Semarang yang Tak Boleh Dilewatkan Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-02-01. 
  7. ^ "Daftar 7 Tempat Wisata di Semarang yang Hits dan Instagramable, Nomor 5 Penuh dengan Karya Seni". iNews.ID. 2022-05-13. Diakses tanggal 2023-02-02.