Wasil bin Atha'
Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 699 Madinah |
Kematian | 748 (Kalender Masehi Gregorius) (47/48 tahun) Basra |
Data pribadi | |
Agama | Islam dan Mu'taziliyah |
Kegiatan | |
Spesialisasi | Mazhab-Mazhab Teologi Islam |
Pekerjaan | teolog |
Bekerja di | Basra |
Murid dari | Ja'far ash-Shadiq dan Hasan al-Bashri |
Murid | Zaid bin Ali |
Wasil bin Atha' (699-748) adalah teolog dan filsuf muslim terkemuka pada zaman dinasti Bani Umayyah. Pada mulanya ia belajar pada Abu Hasyim ‘Abdullah bin Muhammad al-Hanafiyah. Selanjutnya, ia banyak menimba ilmu pengetahuan di Mekkah dan mengenal ajaran Syi’ah di Madinah. Ia kemudian melanjutkan perjalanan ke Bashrah dan berguru pada Hasan al-Bashri. Dialah pendiri madzhab Mu'tazilah. Dia menikah dengan saudara perempuan Amr bin Ubaid.[1][2]
Mu'tazilah yang dikonseptualkan oleh Wasil bin Atha' kemudian memiliki keyakinan bahwa sumber pengetahuan yang paling utama adalah akal. Sedangkan wahyu berfungsi untuk mendukung kebenaran akal. Menurut mereka apabila terjadi pertentangan antara ketetapan akal dan ketentuan wahyu maka yang diutamakan adalah “ketetapan akal”. Adapaun ketentuan wahyu kemudian dita'wilkan sedemikian rupa supaya sesuai dengan ketetapan akal, atas dasar inilah orang berpendapat bahwa timbulnya aliran Mu'tazilah menjadikannya aliran teologi yang mengadopsi rasionalisme di dalam Islam.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Al-Melal wan-Nahal (الملل والنحل) - Ja'far as-Sabhani (Arabic) Diarsipkan September 10, 2007, di Wayback Machine.
- ^ Zabidi, Ahmad (2020). "METODE, CORAK DAN PENDEKATAN MUKTAZILAH DALAM PENAFSIRAN AL-QUR'AN". Jurnal Ilmiah Falsafah. 6 (1): 18.
- ^ "Wāṣil ibn ʿAṭāʾ | Arabic Scholar, Islamic Scholar, Philosopher | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-26.