Lompat ke isi

Zaid bin Ali

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Zaid bin Ali (w. 740) (Bahasa Arab: زيد بن علي بن الحسين) adalah putra dari Imam Syi'ah ke-4, Ali Zainal Abidin, dan cucu dari Husain bin Ali.

al-Imam as-Sayyid Abul Husain
Zaid bin Ali
al-Syahid
Nama asalزيد
LahirZaid
75 H/694 M atau 78 H/697 M[1] atau 80 H/699 H[2]
Madinah
MeninggalAntara tahun 120 H/738 atau 121 H/739 atau 122 H/740
Al Karak, Balad asy-Syam
Sebab meninggalTerbunuh
KebangsaanArab
Warga negaraUmayyah
PendidikanAban bin Utsman (W.105 H/723)
Abdullah bin Abi Rafi'
'Urwah bin Zubair
Wasil bin Atha'
Dikenal atasUlama
Imam
Ahlul Bait
Saudara Muhammad bin Ali
Suami/istriUmmul Husain
AnakMuhammad
Isa
Husain
Yahya[3]
Orang tuaAli bin Husain as-Sajad (ayah)
KerabatSaudara dari:
  1. Muhammad al-Baqir,
  2. Abdullah al-Bahir[4]
  3. al-Hasan
  4. al-Husain al-Akbar[4]
  5. Al-Husain al-Asghar[4]
  6. Abdurrahman
  7. Sulaiman
  8. Muhammad al-Asghar atau Qaim[4]
  9. Umar al-Asyraf[4]
  10. Ali


Sepupu kedua dari:

  1. Muhammad bin Hasan al-Mutsanna (Leluhur: Imam Abul Hasan Asy-Syadzili
  2. Abdullah al-Mahdi al-Kamil bin Hasan al-Mutsanna (Leluhur: Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Idrisiyyah, Bani Qatadah, Dinasti Hasyimi Yordania, Dinasti Alawi dan Sa'adi Maroko, Dinasti Al Mutawakkil Yaman, Ukhaidir di Najd

Zaid memimpin pemberontakan melawan Bani Umayyah pada pertengahan abad ke-8[5] (yakni pada tahun 120 H / 738 M) menambah kekerasan yang selalu terjadi antara Bani Umayyah dan Bani Hasyim. Zaid meninggal pada pertempuran tahun 740, dan dimakamkan di al-Karak, Yordania. Namun ada juga yang berpendapat beliau di makamkan di Khurasan.[6] Dalam beberapa sumber ia didukung oleh salah satu Imam Madzhab pertama yakni, Imam Abu Hanifah.[7] Lebih jauh Imam Abu Hanifah pula memberikan fatwa terkait mendukung mengikuti keimaman Zaid bin Ali.[5][8]

Setelah meninggalnya, sebagian pihak merasa bahwa ia merupakan pengganti yang berhak atas keimaman dari ayahnya, ketimbang saudaranya, Muhammad al-Baqir. Mereka yang percaya akan keimamannya kemudian mendirikan sekte tersendiri dari Syi'ah yaitu Zaidiyah.

Keturunan

[sunting | sunting sumber]
  1. Muhammad
  2. 'Isa
    1. Husain Ghadarah
    2. Ahmad
      1. Muhammad
      2. 'Ali
    3. Zaid
    4. Muhammad
  3. Husain
  4. Yahya

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ I'tiqad Ibnu 'Asakir
  2. ^ Rabbani Ghulpaigani, Ali, Firaq wa Mazahib Islami, hlm.99
  3. ^ "Mengenal Zaid bin Ali, pendiri Mazhab Zaidiyyah". Beritagar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-30. 
  4. ^ a b c d e Keturunan Ali Zainal Abidin. Naqobatul Asyraf
  5. ^ a b "Imam Abu Hanifah (5): Pemberontakkan Zaid bin Ali – Gana Islamika" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-15. 
  6. ^ "Genealogy Descendants Report". freepages.rootsweb.com. Diakses tanggal 2021-01-15. 
  7. ^ al-Isfahani, Abul Faraj. Maqatil al-Thalibiyyin. hlm. 141. 
  8. ^ Najeebabadi, Akbar Shah. The History Of Islam; Volume Two. Riyadh: Darussalam. hlm. 229–230.