Ya (aksara Bali)
Ya | |
Aksara Jawa | Aksara Bali |
---|---|
Huruf Latin | Ya |
Fonem | [ja] |
Warga aksara | talawya |
Pasangan (nglegena) | {{{Catatan_pasangan}}} |
Gantungan | (disebut pula Nania) |
Ya adalah salah satu aksara ardha swara (huruf semivokal) dalam sistem penulisan aksara Bali yang melambangkan bunyi /j/. Jika Ya dari aksara Bali disalin dengan huruf Latin, maka akan ditulis "ya". Menurut dasar ucapannya, Ya termasuk warga aksara Talawya (konsonan palatal). Menurut aturan sistem penulisan aksara Bali (demikian pula Dewanagari), Ya bukan huruf konsonan, tetapi semivokal (bahasa Sanskerta: antaḥstha). Tidak ada aksara Ya mahaprana, yaitu aksara yang melambangkan bunyi /j/ yang disusul oleh bunyi /ɦ/.
Fonem
Ya diucapkan seperti huruf "y" pada kata: "bayar" (bahasa Indonesia), yāga (bahasa Sanskerta), yeh (bahasa Bali), yes (bahasa Inggris). Bunyi /j/ tersebut dihasilkan dengan cara mendekatkan lidah pada palatum atau anak tekak. Maka dari itu, Ya termasuk warga aksara Talawya (konsonan palatal).
Penggunaan
Penggunaan aksara Ya sama dengan penggunaan Ya (Dewanagari: य) dalam abjad bahasa Sanskerta. Dalam sistem penulisan dengan aksara Bali, Ya digunakan pada kata-kata yang mengandung bunyi /j/, baik dari bahasa Bali, maupun bahasa non-Bali. Selama Ya tidak dibubuhi oleh pangangge suara, maka Ya dibaca "ya" (lafal: /jə/ atau /ja/, tergantung kata).
Menurut kepercayaan umat Hindu di Bali, Ya merupakan salah satu dari Dasa aksara, atau Sepuluh Aksara Suci. Ya yang ditulis dengan dibubuhi ulu candra merupakan aksara suci bagi Dewa Siwa.
Lihat pula
Referensi
- Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
- Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.