Lompat ke isi

Taman Korea

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sebuah taman di Jeju
Sebuah taman di Jeju

Taman Korea adalah arsitektur taman khas Korea yang merefleksikan gaya dan pemikiran orang Korea dan telah berkembang sejak zaman kuno.[1][2]

Sejarah

Catatan mengenai Tiga Kerajaan, Samguk Yusa menuliskan bahwa pada tahun ke-6 masa berkuasanya Raja Dongmyeong (32 SM) di kerajaan Goguryeo disebutkan bahwa sebuah taman istana menarik perhatian merak dari langit.[1] Pada zaman Baekje, sebuah taman bunga teratai digali di sebelah selatan istana dan air dialirkan dari 4 km jauhnya untuk mengisi kolam tersebut.[1] Pada zaman Silla disebutkan seekor naga terbang di kolam timur istana di ibukota Seorabeol.[1]Taman peninggalan zaman Silla Bersatu yang direkonstruksi kembali adalah Anapji (Kolam Angsa Liar) yang aslinya dibangun tahun 674.[1] Taman ini dilengkapi paviliun bernama poseokjeong dan dilengkapi batu-batuan dan aliran sungai.[1]

Konsep

Taman Korea berbeda dengan taman Cina dan Jepang walaupun sama-sama menerapkan konsep Taoisme.[1] Taman Cina membentuk mikrokosmos.[1] Sementara taman Jepang merupakan bentuk alam yang dibuat manusia.[1] Taman Korea menolak konsep tiruan dan membiarkan alam sebagaimana adanya.[1]

Taman Korea berbeda dengan taman Jepang karena perbedaan lingkungan hidup dan cara berpikir mengenai kebudayaan.[2] Orang Jepang dalam membuat taman sangat menyukai elemen bebatuan dan menghormatinya karena percaya mereka menghubungkan dunia dewa dan manusia.[2] Selain itu, taman Jepang dibatasi dengan tembok dan elemennya merupakan pemandangan buatan, seperti gunung, lautan dan hutan.[2] Sementara itu, orang Korea memiliki pandangan bahwa taman mereka harus berinteraksi dengan alam.[2] Karena negeri Korea penuh dengan bukit, bebatuan dan sumber air maka elemen dasar untuk menciptakan taman telah terbentuk sehingga cenderung mempertahankan alam dalam bentuk yang paling asli.[2] Fondasi pembuatan dengan cara ini telah dipraktikkan di tradisi kuno yang menghormati alam.[2] Bahkan tujuan membuat taman Korea adalah menjadikannya lebih alami daripada alam itu sendiri.[2]

Taman Korea yang sederhana dan tak dipaksakan, ditanami pohon berdaun lebar dengan sedikit tanaman hijau tahunan di sana-sini.[2] Taman Jepang dipenuhi tanaman selalu hijau dan tidak berubah menurut musim.[2] Taman Korea mencerminkan perubahan alam dan harmoni di dalamnya.[2]

Elemen air

Orang Korea menggunakan elemen air secara bijak dalam kehidupan mereka.[3] Kaum terpelajar pada zaman kuno mencari kedamaian jiwa pada air yang tenang di suatu kolam kecil dan menikmati tanaman di taman.[3] Mereka senang mendengar suara air dan menyepi dengan mengunjungi taman untuk menjauhi kehidupan duniawi.[3] Obesesi mereka dengan air sangat besar dan menggunakannya sebagai sebagai pembersih jiwa dan pikiran, sehingga di Korea kata seshim ("membersihkan pikiran") sangat sering dijadikan nama kolam dan paviliun.[3] Air di taman Korea mengisi bentuk kolam dan biasanya di tengahnya ditanami pohon atau chungdo (pulau di tengah kolam) yang dipercaya dihuni mahkluk gaib.[3] Ini merupakan ideologi Taoisme, shinson.[3]

Taman-taman dan villa terkenal

Jenis taman Korea bisa dibedakan menjadi tiga jenis, yakni rumah, istana dan kuil.[1] Ketiganya berbeda namun secara prinsip memiliki kesamaan.[1] Taman Korea umumnya dilengkapi kolam bunga teratai yang dianggap bagian penting.[1] Paviliun dibangun untuk memandang air mengalir.[1]

Huwon

Huwon adalah taman yang terletak di bagian belakang Istana Changdeok dan merupakan taman utama Dinasti Joseon.[4] Taman ini dipenuhi hutan lebat dan aliran mata air.[4] Terdapat beberapa kolam dan paviliun di taman ini yang mencerimnkan arsitektur khas Dinasti Joseon yang meminimalkan konsep tiruan dan memaksimalkan faktor alam.[4] Walau tampak tenang, taman ini berada tak jauh dari pusat kota Seoul.[4]

Bangunan utama antara lain Villa Yeonghwadang (Villa Pantulan Bunga), Paviliun Juhamnu (Paviliun Surga), dan Villa Yeongyeongdang yang melengkapi kolam bunga teratai yang berbentuk persegi.[4] Pada zaman Joseon, orang-orang yang berhasil lulus ujian sipil kenegaraan (gwageo) diundang ke taman ini untuk menerima ucapan selamat dari raja.[4]

Juhamnu adalah paviliun yang berfungsi sebagai perpustakaan keluraga kerajaan.[4] Paviliun ini dibangun oleh Raja Jeongjo (1752–1800) yang sangat suka membaca buku dan menuntut ilmu pengetahuan.[4] Di samping paviliun terdapat Seohyanggak (Paviliun Kitab-kitab Harum) yang didesain dengan ventilasi khusus dan pengaturan cahaya agar buku-buku yang disimpan tidak lapuk.[4] Villa Yeongyeongdang adalah komplek bangunan kediaman yang tampak seperti rumah pribadi.[4] Aliran mata air yang mengalir melalui bebatuan di taman ini dinamakan Ongyucheon.[4]

Taman Korea di Indonesia

Direncanakan pada tahun 2010, di Jalan Soetomo, Surabaya, Jawa Timur akan dibangun sebuah taman publik bergaya Korea dengan dana bantuan dari pihak komunitas Korea.[5] Taman ini akan diberi nama Taman Persahabatan Indonesia-Korea Selatan dan merepresentasikan hubungan antar kedua bangsa.[5]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u Korean Cultural Insights. Junggu, Seoul: Korea Tourism Organization. 2009. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k Choi, Jung-hwa (2007). This is all you everwanted to know about Korea. Seoul: NewRUN. hlm. 162–163. ISBN 89-01-06259-3. 
  3. ^ a b c d e f Korean Cultural Heritage, Traditional Lifestyles. Moonhwa Printing. Co, Seoul. 1997. ISBN 89-86090-139. 
  4. ^ a b c d e f g h i j k Kim, Dong-uk (2006). Palaces of Korea. Seoul: Hollym Corp. hlm. 102–105. ISBN 1-56591-224-1. 
  5. ^ a b "Bangun Taman Korea-Indonesia". Jawa Pos. Diakses tanggal 2010-3-17. 

Pranala luar