Lompat ke isi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 4 Juni 2005 16.00 oleh Indoboy (bicara | kontrib) (baru dirapiin setengahnya.....)

Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI) adalah sebuah Daerah Tingkat I dan merupakan provinsi Indonesia. Karena Jakarta merupakan sebuah kota yang amat besar dan sekaligus Ibukota Indonesia, maka kota ini mempunyai status yang sama dengan sebuah provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut pulau Jawa.

Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Berkas:Lambang DKI.gif
Lambang DKI
Motto: "Jaya Raya"
(Bahasa Indonesia): "Jaya dan Besar (Agung)"
Hari jadi: 22 Juni 1527
Ibukota:Jakarta
Gubernur:Sutiyoso
Wilayah
 - Total:

661,52 km²
Daerah Tingkat II
 - Jumlah:

5 Kotamadya dan 1 Kabupaten
Penduduk
 - Total (2004):
 - Kepadatan:

8.792.000
16.667/km²
Suku bangsa:Orang Betawi (+/-10%), Orang Jawa, Orang Sunda, Tionghoa (10%), dll.
Agama:Islam, Kristen, Buddha, dll.
Bahasa:Bahasa Indonesia, Bahasa Betawi, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, dll.
Zona waktu:(WIB)
Maskot:Elang Bondol
Lagu Kedaerahan:Tidak Ada

Sejarah

Jakarta pertama kali dikenal sebagai pelabuhan di muara Sungai Ciliwung. Asal-usulnya bisa ditelusuri dari zaman Hindu pada abad ke-5. Orang Eropa pertama yang datang ke Jakarta adalah orang Portugis. Pada abad ke-16, para pendatang Portugis diberi izin mendirikan benteng di Sunda Kelapa.

Asal-usul hari jadi Jakarta tanggal 22 Juni adalah penaklukan Sunda Kelapa oleh Fatahillah pada tahun 1527 dan mengganti nama kota tersebut menjadi Jayakarta yang berarti kemenangan.

Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16 dan pada 1619, VOC dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menaklukan Jayakarta dan kemudian merubah namanya menjadi Batavia. Dalam masa Belanda, Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan penting.

Penjajahan oleh Jepang dimulai pada 1942 dan mengganti nama Batavia menjadi Jakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II. Kota ini juga merupakan tempat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan diduduki Belanda sampai pengakuan kedaulatan pada 1949

Pemerintahan

DKI Jakarta memiliki status khusus sebagai Daerah Khusus Ibukota.

Daftar Gubernur

No. Periode Nama Gubernur Keterangan
1 1945 - 1951 Suwiryo
2 1951 - 1953 Syamsurizal
3 1953 - 1960 Sudiro
4 1960 - 1964 Dr. Soemarno
5 1964 - 1965 Henk Ngantung
6 1965 - 1966 Dr. Soemarno
7 1966 - 1977 Ali Sadikin
8 1977 - 1982 H. Tjokropranolo
9 1982 - 1987 Soeprapto
10 1987 - 1992 Wiyogo Atmodarminto
11 1992 - 1997 Soerjadi Soedirdja
12 1998 - 2003 Sutiyoso
13 2003 - 2008 Sutiyoso

Budaya

Sebagai ibukota Indonesia, Jakarta menarik pendatang dari seluruh Indonesia, apalagi melihat kurang meratanya pertumbuhan di pusat dan daerah menyebabkan arus urbanisasi yang besar. Urbanisasi inilah yang membawa berbagai budaya masuk ke Jakarta. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain Suku Betawi, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Tionghoa.

Budaya lain yang juga khas di Jakarta adalah bahasa gaul yang dipakai oleh penduduk yang biasanya berusia remaja. Beberapa contoh penggunaan bahasa ini adalah

  • Please donk ah!
  • So what gitu loh!

Budaya Betawi sebagai penduduk asli agak tersingkirkan oleh budaya lain baik dari Indonesia maupun budaya Barat. Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar budaya di Situ Babakan.

Demografi

Jumlah penduduk di Jakarta berjumlah sekitar 8.792.000 (2004) namun pada siang hari, jumlah tersebut akan bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi dan Depok.

Bahasa yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia. Bahasa daerah juga digunakan oleh orang-orang yang satu suku dan karena di Jakarta terdapat berbagai suku, bahasa Indonesia-lah yang paling sering dipakai. Selain itu, muncul juga bahasa gaul yang tumbuh di kalangan anak muda dengan kata-kata yang terkadang diambil dari bahasa lain.

Agama yang dianut di DKI Jakarta sangat beragam termasuk kelima agama yang diakui pemerintah Indonesia (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha) tempat peribadatan agama tersebut juga tersedia di Jakarta contohnya

Pendidikan

DKI Jakarta, saat ini dapat dikatakan sebagai barometer pendidikan di Indonesia. Pendidikan dari tingkat dasar hingga tingkat yang paling tinggi dapat di jangkau oleh penduduk yang tinggal di provinsi ini. Beberapa Universitas terkemuka berada di provinsi ini seperti Universitas Indonesia (Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi), Universitas Negeri Jakarta (dahulu IKIP Jakarta), Universitas Trisakti, Universitas Atma Jaya, dan lain-lain.

Seiring dengan meningkatnya tingkat perekonomian sebagian warganya, maka saat ini banyak bermunculan sekolah-sekolah swasta unggulan yang memiliki fasilitas dan kurikulum yang relatif lebih baik dibanding sekolah-sekolah negeri lainnya.

Transportasi

Dalam Kota

Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet adalah arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang. Kawasan yang memiliki lebih dari empat titik simpang rawan macet adalah:

Aktivitas lalu lintas tersibuk di Jakarta terkonsentrasi pada wilayah dengan aktivitas ekonomi tinggi; terutama di sepanjang ruas lingkar dalam, koridor utama utara-selatan dan barat-timur. Di koridor utara-selatan, kepadatan lalu lintas tinggi terjadi di Jalan (Jl) Raya Pasar Minggu, Jl Fatmawati, Ciledug Raya, Mampang Prapatan, dan Jl Jenderal Sudirman. Sedangkan di koridor barat-timur terjadi di Jl Bekasi Raya dan Jl Daan Mogot.

Kemacetan yang cukup kronis itu disebabkan antara lain oleh ketidakseimbangan pertumbuhan jalan (4-5% per tahun) dengan pertumbuhan kendaraan bermotor (5-10%).

Kondisi dan Sumber Daya Alam

Pada tahun 2004, untuk kesekian kalinya, Kota Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan meraih penghargaan Bangun Praja kategori "Kota Terbersih dan Terindah di Indonesia" (dulu disebut "Adipura"). Salah satu faktor penentu keberhasilan kedua kota tersebut adalah keberadaan kawasan Menteng (Jakpus) dan Kebayoran Baru (Jaksel).

Kawasan di DKI Jakarta yang identik dengan pepohonan adalah Kosambi (Schleichera oleosa) di Jakarta Barat, Menteng (Baccauera dulciss Muell), Cempaka Putih (Michelia alba) dan Karet (Ficus elastica) di Jakarta Pusat; Kemang (Mangifera caecea) dan Kebayoran/Kebayuran (bayur=Pterospermum javanicum) di Jakarta Selatan; Kelapa Gading (Cocos capitata), Sunda Kelapa (Cocos nucifera) dan Kapuk (Ceiba petandra) di Jakarta Utara; dan Kayu Putih (Eucalyptus alba) dan Kebon Pala (Myristica fragrans) di Jakarta Timur.

Hingga kini eksistensi pohon telah menjadi identik dengan nama kawasan-kawasan itu. Namun, penebangan pohon kota memusnahkan pohon sebagai identitas karakter lanskap kawasan yang memakai nama-nama pohon tersebut.

Keanekaragaman Hayati

Sumber Daya Alam

Potensi Daerah

Perekonomian

Tenaga Kerja

Pertanian & Perkebunan

Perikanan

Industri

Jasa

Energi

Pertambangan

Transportasi

Komunikasi

Ekspor & Impor

Keuangan & Perbankan

Permasalahan sosial

Posisi DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian telah mendorong orang-orang diluar Jakarta dan luar pulau Jawa untuk berbondong-bondong mencari rezeki di Ibu Kota Indonesia ini. Banyak dari orang-orang yang datang ke Jakarta tidak dibekali dengan keahlian atau keterampilan khusus, sehingga beberapa dampak sosial yang sering muncul adalah masalah pengangguran yang berkaitan erat dengan masalah kemiskinan dan kriminalitas.

Lihat pula

Pranala luar