Lompat ke isi

Yokozuna

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 Agustus 2006 14.45 oleh Midori (bicara | kontrib)
Yokozuna Asashoryu (tengah) melakukan upacara memasuki dohyō diapit pengawal tachimochi yang membawa pedang besar (kiri) dan pengawal tsuyuharai yang bertugas membuka jalan (kanan)

Yokozuna (横綱) adalah gelar yang diberikan kepada pegulat sumo profesional (rikishi) yang telah mencapai peringkat teratas dalam olahraga sumo. Istilah Yokozuna berasal dari tambang (tsuna) berukuran lebar (yoko) yang dililitkan di pinggang pegulat bergelar Yokozuna. Tambang yang dililitkan di pinggang Yokozuna menyerupai tambang shimenawa yang dipasang pada torii dan berbagai tempat atau benda yang dianggap suci menurut kepercayaan Shinto. Berat tambang yang dililitkan di pinggang Yokuzuna bisa mencapai 20 kilogram yang dikenakan sewaktu mengikuti upacara memasuki ring (dohyōiri) tapi dilepas sewaktu bertanding.

Sejarah

Sejarah peringkat yokozuna tidak begitu jelas, walaupun dua cerita yang menjelaskan asal-usul peringkat yokozuna. Menurut cerita pertama, di abad ke-9 pegulat bernama Hajikami mengikatkan shimenawa di pinggangnya dan menantang pegulat-pegulat lain untuk bisa menyentuhnya. Menurut cerita kedua, pegulat Akashi Shiganosuke mengikat shimenawa di pinggang sebagai tanda penghormatan terhadap kaisar ketika mengunjungi istana di tahun 1630. Setelah wafat, Akashi Shiganosuka menjadi pegulat pertama yang mendapat gelar Yokozuna. Kedua cerita tentang asal-usul peringkat Yokozuna dianggap tidak mempunyai bukti sejarah yang kuat. Pegulat bernama Akashi Shiganosuke juga diragukan pernah ada. Menurut catatan sejarah, yokozuna seperti Tanikaze Kajinosuke sudah digambarkan mengenakan shimenawa dalam lukisan ukiyoe tahun 1789.

Sebelum era Meiji, gelar Yokozuna diberikan kepada pegulat berperingkat Ozeki (sekarang peringkat nomor dua dari atas) yang melakukan pertandingan sumo di depan Shogun. Pemberian gelar Yokozuna dulunya lebih disebabkan pengaruh yang dimiliki pejabat yang menjadi sponsor dan bukan karena kemampuan atau kehebatan pegulat. Pada masa itu, banyak pegulat bergelar Yokozuna yang menurut standar sumo zaman sekarang cuma menyandang gelar yang sekadar nama saja. Di zaman dulu, pemberian gelar Yokozuna merupakan hak turun temurun yang dimiliki keluarga yang menjadi sponsor pegulat. Yokozuna juga bukan merupakan peringkat tersendiri, melainkan hanya sebutan untuk pegulat berperingkat Ozeki yang diberi keistimewaan untuk melakukan upacara memasuki ring secara terpisah.

Kriteria menjadi Yokozuna

Di zaman sekarang, seorang pegulat berperingkat Ozeki harus benar-benar kuat, memiliki teknik tinggi, berkepribadian, dan berwibawa tinggi (memenuhi syarat yang disebut hinkaku) agar bisa dinaikkan peringkatnya menjadi Yokozuna. Tidak ada ketentuan khusus mengenai kriteria menjadi Yokozuna dan jumlah pegulat yang dapat menjadi Yokozuna secara bersamaan. Peringkat Yokozuna ada kalanya mengalami kekosongan dan gelar Yokozuna juga pernah disandang oleh 4 orang pegulat secara bersamaan.

Kekuatan dan keterampilan seorang pegulat biasanya dipertimbangkan berdasarkan turnamen terakhir yang diikuti. Pegulat berperingkat Ozeki harus menjuarai 2 kali turnamen atau memiliki "prestasi yang setara" untuk memenuhi syarat menjadi Yokozuna. Dalam 3 turnamen, Ozeki harus menempati urutan kedua (runner up) sebanyak 2 kali dengan 1 kali menjadi juara, yang masing-masing harus diraih dengan minimum 12 kali menang sebelum memenuhi syarat "prestasi yang setara" untuk diangkat menjadi Yokozuna. Dalam kata lain, pegulat harus memiliki prestasi yang mapan sebelum bisa diangkat menjadi Yokozuna. Ozeki yang sudah 2 kali menjadi juara dalam turnamen tetap dianggap tidak memenuhi syarat sebagai Yokozuna kalau sering kalah dalam 4 turnamen lain. Peraturan pengangkatan Yokozuna sebetulnya bersifat luwes, sehingga dewan pengangkatan Yokozuna dan asosiasi sumo bisa menggunakan kriteria yang lebih lunak atau lebih ketat dalam mengambil keputusan. Jumlah kemenangan dalam turnamen, teknik yang dipakai sewaktu menang dan kualitasnya, serta sebab kekalahan dijadikan faktor-faktor yang menentukan pengangkatan Ozeki menjadi Yokozuna.

Kepribadian dan wibawa tinggi yang dijadikan syarat (hinkaku) agar bisa menjadi Yokozuna lebih merupakan syarat bersifat subjektif. Pegulat berperingkat Ozeki yang bernama Konishiki konon tidak pernah diangkat menjadi Yokozuna karena berasal dari Hawaii. Beberapa anggota asosiasi sumo bahkan menyatakan di depan publik bahwa pegulat sumo asal luar negeri tidak akan pernah bisa memenuhi hinkaku sebagai yokozuna. Dalam perkara Konishiki, asosiasi sering menyebut banyak masalah lain seperti berat badan. Beberapa Ozeki lain juga pernah tidak diangkat-angkat menjadi Yokozuna karena alasan tertentu. Di tahun 1950-an, Chinoyama harus menunggu sebelum diangkat menjadi Yokozuna karena masih terlalu muda walaupun sudah memenangkan 2 kali turnamen.

Kontroversi berkepanjangan soal orang asing tidak pernah menjadi Yokozuna berakhir dengan pengangkatan Akebono menjadi Yokozuna. Pada tanggal 27 Januari 1993, Akebono yang baru menyandang gelar Ozeki selama 8 bulan secara resmi diangkat menjadi Yokozuna. Setelah Akebono, Musashimaru dan Asashoryu merupakan 2 orang asing yang berhasil diangkat Yokozuna.

Pranala luar