Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI) adalah sebuah Daerah Tingkat I dan merupakan provinsi Indonesia. Karena Jakarta merupakan sebuah kota yang amat besar dan sekaligus Ibukota Indonesia, maka kota ini mempunyai status yang sama dengan sebuah provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut pulau Jawa.
| |||
Motto: "Jaya Raya" (Bahasa Indonesia): "Jaya dan Besar (Agung)" | |||
Hari jadi: | 22 Juni 1527 | ||
Ibukota: | Jakarta | ||
Gubernur: | Sutiyoso | ||
Wilayah - Total: | 661,52 km² | ||
Daerah Tingkat II - Jumlah: | 5 Kotamadya dan 1 Kabupaten | ||
Penduduk - Total (2004): - Kepadatan: | 8.792.000 16.667/km² | ||
Suku bangsa: | Orang Betawi (+/-10%), Orang Jawa, Orang Sunda, Tionghoa (10%), dll. | ||
Agama: | Islam, Kristen, Buddha, dll. | ||
Bahasa: | Bahasa Indonesia, Bahasa Betawi, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, dll. | ||
Zona waktu: | (WIB) | ||
Maskot: | Elang Bondol | ||
Lagu Kedaerahan: | Tidak Ada |
Sejarah
Jakarta pertama kali dikenal sebagai pelabuhan di muara Sungai Ciliwung. Asal-usulnya bisa ditelusuri dari zaman Hindu pada abad ke-5. Orang Eropa pertama yang datang ke Jakarta adalah orang Portugis. Pada abad ke-16, para pendatang Portugis diberi izin mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
Asal-usul hari jadi Jakarta tanggal 22 Juni adalah penaklukan Sunda Kelapa oleh Fatahillah pada tahun 1527 dan mengganti nama kota tersebut menjadi Jayakarta yang berarti kemenangan.
Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16 dan pada 1619, VOC dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menaklukan Jayakarta dan kemudian merubah namanya menjadi Batavia. Dalam masa Belanda, Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan penting.
Penjajahan oleh Jepang dimulai pada 1942 dan mengganti nama Batavia menjadi Jakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II. Kota ini juga merupakan tempat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan diduduki Belanda sampai pengakuan kedaulatan pada 1949.
Pada Mei 1998, terjadi kerusuhan di Jakarta yang sasarannya kebanyakan adalah orang Tionghoa. Gedung MPR/DPR diduduki oleh para mahasiswa yang menginginkan reformasi. Buntut kerusuhan ini adalah turunnya Presiden Soeharto dari kursi kepresidenan. Lihat Kerusuhan Mei 1998
Budaya
Sebagai ibukota Indonesia, Jakarta menarik pendatang dari seluruh Indonesia, apalagi melihat kurang meratanya pertumbuhan di pusat dan daerah menyebabkan arus urbanisasi yang besar. Urbanisasi inilah yang membawa berbagai budaya masuk ke Jakarta. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain Suku Betawi, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Tionghoa.
Budaya lain yang juga khas di Jakarta adalah bahasa gaul yang dipakai oleh penduduk yang biasanya berusia remaja. Beberapa contoh penggunaan bahasa ini adalah
- Please donk ah!
- So what gitu loh!
Budaya Betawi sebagai penduduk asli agak tersingkirkan oleh budaya lain baik dari Indonesia maupun budaya Barat. Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar budaya di Situ Babakan.
Demografi
Jumlah penduduk di Jakarta berjumlah sekitar 8.792.000 (2004) namun pada siang hari, jumlah tersebut akan bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi dan Depok.
Bahasa yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia. Bahasa daerah juga digunakan oleh orang-orang yang satu suku dan karena di Jakarta terdapat berbagai suku, bahasa Indonesia-lah yang paling sering dipakai. Selain itu, muncul juga bahasa gaul yang tumbuh di kalangan anak muda dengan kata-kata yang terkadang diambil dari bahasa lain.
Agama yang dianut di DKI Jakarta sangat beragam termasuk kelima agama yang diakui pemerintah Indonesia (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha) tempat peribadatan agama tersebut juga tersedia di Jakarta contohnya
Pemerintahan
DKI Jakarta memiliki status khusus sebagai Daerah Khusus Ibukota. Kota ini dibagi kepada lima kotamadya dan satu kabupaten. Mereka adalah:
- Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu
- Jakarta Utara
- Jakarta Pusat
- Jakarta Barat
- Jakarta Timur
- Jakarta Selatan
Daftar Gubernur Jakarta
No. | Periode | Nama Gubernur | Keterangan |
1 | 1945 - 1951 | Suwiryo | |
2 | 1951 - 1953 | Syamsurizal | |
3 | 1953 - 1960 | Sudiro | |
4 | 1960 - 1964 | Dr. Soemarno | |
5 | 1964 - 1965 | Henk Ngantung | |
6 | 1965 - 1966 | Dr. Soemarno | |
7 | 1966 - 1977 | Ali Sadikin | |
8 | 1977 - 1982 | H. Tjokropranolo | |
9 | 1982 - 1987 | Soeprapto | |
10 | 1987 - 1992 | Wiyogo Atmodarminto | |
11 | 1992 - 1997 | Soerjadi Soedirdja | |
12 | 1998 - 2003 | Sutiyoso | |
13 | 2003 - 2008 | Sutiyoso |
Pendidikan
Pendidikan di DKI Jakarta tersedia dari playgroup sampai perguruan tinggi. Kualitas dari pendidikan pun juga sangat bervariasi dari gedung mewah ber-AC sampai yang bahkan gedungnya sudah akan rubuh khususnya di tingkat SD dan SMP.
Belakangan ini mulai muncul berbagai sekolah dengan kurikulum yang diserap dari negara lain seperti Singapura dan Australia. Sekolah lain dengan kurikulum Indonesia pun juga muncul yang memiliki pengajaran berbeda.
DKI Jakarta juga menjadi lokasi berbagai universitas yang terkemuka seperti
- Universitas Indonesia
- Universitas Negeri Jakarta (dahulu IKIP Jakarta)
- Universitas Trisakti
- Universitas Atma Jaya
Transportasi
Dalam kota
Di DKI Jakarta, tersedia jaringan jalan raya dan jalan tol yang melayani seluruh kota namun perkembangan jumlah mobil dengan jumlah jalan sangat timpang (5-10% dengan 4-5%).
Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet adalah arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang. Kawasan yang memiliki lebih dari empat titik simpang rawan macet adalah:
- Kawasan Ancol/Gunung Sahari
- Kawasan Jatibaru/Tanah Abang
- Kawasan Kalimalang
- Kawasan Mampang/Buncit
- Kawasan Pasar Minggu
- Kawasan Pondok Indah
- Kawasan Pulo Gadung
- Kawasan Tambora.
Jakarta sebagai pusat ekonomi juga turut memperparah kemacetan di Jakarta karena selain dilalui penduduk DKI, jalan di Jakarta juga melayani para pelaju dari kota di sekitar Jakarta seperti Depok, Bekasi, Tangerang, dan Bogor. Untuk di dalam kota, kemacetan dapat dilihat di Sudirman apalagi di jam-jam pulang kantor.
Pemda DKI telah menghadirkan layanan transportasi umum yang dikenal sebagai TransJakarta menggunakan bus dan halte yang berada di jalur khusus. Koridor Busway yang ada di Jakarta adalah
- Koridor I Blok M- Stasiun Kota
- Koridor II Pulogadung - Harmoni (belum selesai)
- Koridor III Kalideres - Harmoni (belum selesai)
Selain itu, Pemda juga sedang membangun dua jalur monorel yairu Green Line dan Blue Line'.
Dari dan ke
Untuk ke kota-kota di Pulau Jawa, bisa dicapai dari Jakarta dengan jaringan jalan dan beberapa ruas jalan tol. Jalan tol yang paling baru adalah Jalan Tol Cipularang yang mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi sekitar 1,5 jam. Untuk ke Sumatera, tersedia layanan penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni.
Bandara yang terdapat di Jakarta adalah
- Bandara Internasional Soekarno Hatta yang berfungsi sebagai pintu masuk internasional utama.
- Bandara Halim Perdanakusuma
Kondisi dan sumber daya alam
Pada tahun 2004, untuk kesekian kalinya, Kota Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan meraih penghargaan Bangun Praja kategori "Kota Terbersih dan Terindah di Indonesia" (dulu disebut "Adipura"). Salah satu faktor penentu keberhasilan kedua kota tersebut adalah keberadaan kawasan Menteng (Jakpus) dan Kebayoran Baru (Jaksel).
Kawasan di DKI Jakarta yang identik dengan pepohonan adalah
- Kosambi (Schleichera oleosa), Jakarta Barat
- Menteng (Baccauera dulciss Muell), Jakarta Pusat
- Cempaka Putih (Michelia alba) Jakarta Pusat
- Karet (Ficus elastica), Jakarta Pusat
- Kemang (Mangifera caecea) Jakarta Selatan
- Kebayoran/Kebayuran (bayur=Pterospermum javanicum), Jakarta Selatan
- Kelapa Gading (Cocos capitata), Jakarta Utara
- Sunda Kelapa (Cocos nucifera), Jakarta Utara
- Kapuk (Ceiba petandra), Jakarta Utara
- Kayu Putih (Eucalyptus alba), Jakarta Timur
- Kebon Pala (Myristica fragrans), Jakarta Timur
Hingga kini eksistensi pohon telah menjadi identik dengan nama kawasan-kawasan itu. Namun, penebangan pohon kota memusnahkan pohon sebagai identitas karakter lanskap kawasan yang memakai nama-nama pohon tersebut.
Turisme
DKI Jakarta juga memiliki berbagai tujuan pariwisata seperti
Pusat perbelanjaan
Pada program Enjoy Jakarta, Pemda menonjolkan pariwisata di pusat-pusat perbelanjaan yang terdapat di Jakarta. Beberapa tahun terakhir ini memang terjadi tren pembangunan pusat perbelanjaan dari yang mewah sampai pusat grosir. Di pusat perbelanjaan tersebut juga muncul berbagai waralaba yang mulai merebak seperti Starbucks.
Permasalahan Sosial
Posisi DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian telah mendorong orang-orang diluar Jakarta dan luar pulau Jawa untuk berbondong-bondong mencari rezeki di Ibu Kota Indonesia ini. Banyak dari orang-orang yang datang ke Jakarta tidak dibekali dengan keahlian atau keterampilan khusus, sehingga beberapa dampak sosial yang sering muncul adalah masalah pengangguran yang berkaitan erat dengan masalah kemiskinan dan kriminalitas.
Lihat pula
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi Pemerintah DKI
- (Inggris) Entri di Wikitravel