Lompat ke isi

Orang Banyumasan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Wilayah Banyumasan
Wilayah Banyumasan
Luas wilayah 1.015.000 Ha
Penduduk 10 - 12 juta jiwa
 - Kepadatan 1.003/km²
Kabupaten 8
Bahasa Bahasa Banyumasan

Situs web resmi: [1]

Banyumasan atau mBanyumasan adalah : Kesatuan budaya, bahasa dan karakter yang hidup dan berkembang di masyarakat wilayah Banyumasan.

Wilayah Banyumasan adalah sebuah wilayah yang terletak di bagian barat propinsi Jawa Tengah, Indonesia atau wilayah yang mengitari Gunung Slamet dan Kali Serayu.

Banyumasan sebagai kesatuan budaya adalah : akal budi, pikiran serta hasil kreativitas masyarakat Banyumasan yang tumbuh sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas yang memiliki karakter dan pola-pola tertentu.

Banyumasan sebagai kesatuan bahasa adalah : tuturan/ucapan dengan sistematika tertentu yang digunakan masyarakat Banyumasan untuk mewakili wujud suatu benda, tindakan, gagasan serta keadaan. Secara umum ini sebut sebagai bahasa Banyumasan

Wilayah Banyumasan secara geografis terdiri dari 2 bagian yaitu : Wilayah utara yang terdiri dari :Brebes, Tegal dan Pemalang, serta wilayah selatan yang mencakup Cilacap, Kebumen, Banjarnegara, Purbalingga dan Banyumas. Perbedaan ini merupakan implikasi dari regionalisasi yang dilakukan pada jaman dahulu, seperti pembentukan karesidenan-karesidenan. Walaupun terdapat sedikit perbedaan (nuansa) adat istiadat dan logat bahasa tetapi secara umum dapat dikatakan satu warna.

Berkas:WIlayah Banyumasan.JPG

Pemerintahan

Wilayah Banyumasan merupakan sebuah wilayah yang meliputi 8 Kabupaten.

  1. Kebumen
  2. Cilacap
  3. Brebes
  4. Tegal
  5. Pemalang
  6. Banjarnegara
  7. Purbalingga
  8. Banyumas

Kultur Umum

Budaya Banyumasan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan wilayah lain di Jawa Tengah, walaupun akarnya masih merupakan budaya Jawa. Hal ini sangat terkait dengan karakter masyarakatnya yang sangat egaliter tanpa mengenal istilah ningrat atau priyayi. Hal ini juga tercermin dari bahasanya yaitu bahasa Banyumasan yang pada dasarnya tidak mengenal tingkatan status sosial. Penggunaan bahasa halus (kromo) merupakan serapan akibat interaksi intensif dengan masyarakat Jawa lainnya lainnya (wetanan) dan ini merupakan kemampuan masyarakat Banyumasan dalam mengapresiasi budaya luar. Penghormatan kepada orang yang lebih tua umumnya ditampilkan dalam bentuk sopan santun dalam bertingkah laku. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh feodalisme memang terasa tetapi itu bukan merupakan karakter asli masyarakat Banyumasan.

Kesenian

Kesenian khas Banyumasan tersebar di hampir seluruh pelosok daerah. Kesenian itu sendiri umumnya terdiri atas seni pertunjukan rakyat yang memiliki fungsi-fungsi tertentu yang berkaitang dengan kehidupan masyarakat pemilik-nya. Adapun bentuk-bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang antara lain:
Wayang Kulit Gagrag Banyumasan, yaitu jenis seni pertunjukan wayang kulit yang bernafaskan Banyumasan. Di daerah ini dikenal ada dua gragak atau gaya, yaitu Gragak Kidul Gunung dan Gragak Lor Gunung. Spesifikasi dari wayang kulit gragak Banyumasan adalah nafas kerakyatannya yang begitu kental dalam pertunjukannya.
BÉGALAN, adalah seni tutur tradisional yang digunakan sebagai yang digunakan sebagai sarana upacara pernikahan, propertinya berupa alat-alat dapur yang masing-masing memiliki makna-makna simbolis yang berisi falsafah jawa & berguna bagi kedua mempelai dalam mengarungi hidup berumah tangga.

Musik

Musik-musik tradisional Banyumasan memiliki perbedaan yang cukup jelas dengan musik Jawa lainnya.

  • Calung
Alat musik ini terbuat dari potongan bambu yang diletakkan melintang dan dimainkan dengan cara dipukul. Perangkat musik khas Banyumasan yang terbuat dari bambu wulung mirip dengan gamelan jawa, terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong & kendang. Selain itu ada juga Gong Sebul dinamakan demikian karena bunyi yang dikeluarkan mirip gong tetapi dimainkan dengan cara ditiup (sebul), alat ini juga terbuat dari bambu dengan ukuran yang besar. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis yang lazim disebut sinden. Aransemen musikal yang disajikan berupa gending-gending Banyumasan, gending gaya Banyumasan, Surakarta-Yogyakarta dan sering pula disajikan lagu-lagu pop yang diaransir ulang
  • Kenthongan - sebagian menyebut Tek - Tek.
Kentongan juga terbuat dari bambu. Kenthong adalah alat utamanya, berupa potongan bambu yang diberi lubang memanjang disisinya dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu pendek. Kenthongan dimainkan dalam kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang dan dilengkapi dengan Beduk, seruling, kecrek dan dipimpin oleh mayoret. Dalam satu grup kenthongan, Kenthong yang dipakai ada beberapa macam sehingga menghasilkan bunyi yang selaras. Lagu-lagu yang dibawakan kebanyakan lagu Jawa dan Dangdut.
  • Salawatan Jawa
yaitu salah satu seni musik bernafaskan Islam dengan perangkat musik berupa terbang Jawa. Dalam pertunjukan kesenian ini menyajikan lagu-lagu yang diambil dari kitab Barzanji.

Tarian

  1. Lengger,yaitu jenis tarian tradisional yang tumbuh subur diwilayah sebaran budaya Banyumasan. Kesenian ini umunya disajikan oleh dua orang wanita atau lebih. Pada pertengahan pertunjukkan hadir seorang penari pria yang lazim disebut badhud(badut/bodor), Lengger disajikan diatas panggung pada malam hari atau siang hari , dan diiringi oleh perangkat musik calung.
  2. SINTRÉN, adalah seni traditional yang dimainkan oleh seorang pria yang mengenakan busana wanita. Biasanya kesenian ini melekat pada kesenian ébég. Ditengah pertunjukkan ebeg para pemain melakukan trance/mendem, kemudian salah seorang pemain mendem badan, kemudian ditindih dengan lesung.Dan dimasukan ke dalam kurungan. Di dalam kurungan itu ia berdandan secara wanita dan menari bersama - sama dengan pemain yang lain. Pada beberapa kasus, pemain itu melakukan thole-thole, yaitu penari membawa tampah dan berkeliling arena untuk meminta sumbangan penonton.
  3. AKSIMUDA, adalah kesenian bernafas Islam yang tersaji dalam bentuk atraksi Pencak Silat yang digabung dengan tari-tarian.
  4. ANGGUK, yaitu kesenian bernafaskan Islam yang tersaji dalam bentuk tari-tarian. Dilakukan oleh delapan orang pemain, & pada bagian akhir pertunjukkan para pemain Trance (tidak sadar)
  5. APLANG atau DAENG, Kesenian yang serupa dengan Angguk, pemainnya terdiri atas remaja Putri.
  6. BONGKÉL, Musik Traditional yang mirip dengan Angklung, hanya terdiri atas satu buah Instrument dengan empat bilah berlaras slendro, dengan nada 2, 3, 5, 6. Dalam pertunjukkannya Bongkel disajikan gendhing - gendhing khusus bongkel.
  7. BUNCIS, yaitu perpaduan antara seni musik & seni tari yang disajikan oleh delapan orang pemain. Dalam pertunjukkannya diiringi dengan perangkat musik Angklung. Para pemain buncis selain menjadi penari juga menjadi pemusik & vokalis. Pada bagian akhir sajian para pemain Buncis Intrance atau mendem.
  8. ÉBÉG, adalah bentuk tari tradisional khas Banyumasan dengan Properti utama berupa ebeg atau kuda kepang. Kesenian ini menggambarkan kegagahan prajurit berkuda dengan segala atraksinya. Biasanya dalam pertunjukkan ebeg dilengkapi dengan atraksi barongan, penthul & cépét. Dalam pertunjukkannya ebeg diiringi oleh gamelan yang lazim disebut bendhe. Kesenian ini mirip dengan jathilan, kuda kepang dan kuda lumping di daerah lain.

Makanan

Wilayah Banyumasan mempunyai makanan khas yaitu Mendoan Tempe. Tempe sudah terkenal sampai keseluruh daerah di nusantara bahkan sampai ke dunia internasional. Beberapa makanan khas Banyumasan lainnya adalah keripik tempe, mendoan tempe, soto Sokaraja dan getuk goreng Sokaraja.

Wisata

Wilayah Banyumasan memiliki beberapa tempat wisata andalan, kebanyakan berupa keindahan alam seperti gua, air terjun dan wana wisata. Brebes : Waduk Malahayu dan Penjalin, pantai Randusanga, pemandian air panas Cipanas Bantarkawung dan Wanatirta, Kedungoleng, cagar alam Telaga Renjeng. Tegal : Guci Indah, pantai Purwahamba, waduk Cacaban, pemandian Kalibakung, goa Lawet, wisata sejarah Makam Amangkurat I dan wisata industri LIK Takaru. Pemalang : Pantai Widuri/Cilincing, pemandian Moga. Banjarnegara : Hutan wisata Wanayasa, taman satwa Selomanik atau menyaksikan fenomena hujan salju (mbun upas) saat puncak musim kemarau (Juli – Agustus), Kebumen : Benteng Van der Wijck, gua Jatijajar dan gua Petruk pantai Logending Ayah, Karangbolong, Petanahan, Mirit, Ambal, Buluspesantren dan Puring, waduk Sempor, waduk Wadaslintang dan pemandian air panas Krakal. Purbalingga : Gua Lawa, Monumen Jend. Soedirman, Purbasari Pancuran Mas. Cilacap : Segara Anakan, hutan wisata Srandil, benteng Pendem serta Pulau Nusakambangan. Banyumas : Baturaden, Curug Cipendok, Masjid saka tunggal, pancuran pitu, mata air panas Kalibacin.

Lain-Lain

Cablaka / Blakasuta

Penginyongan

Telur Asin Brebes

Teh of Tegal

Bawang Merah Brebes

Industri Besi Tegal

Bawor & Kudhi sebagai maskot Banyumasan

Mendoan & Kripik

Warung Tegal

Serulingmas

KKB

==Tokoh Terkenal== Sudirman, Gatot Subroto, Surono, R.A. Wiriaatmaja, Susilo Sudarman, Suparjo Rustam, Yoga Soegama, R. Suprapto, Margono Sukarjo, K.H. Muslich, K.H. Ahmad Thohari, Kurnia Effendi, M. Koderi, Entang Wiharso, Slamet Gundono, Ki Sugino Siswocarito, Ki Enthus Susmono, Ki Sugito Purbotjarito, Timbul Suhadi, Eko Budiharjo, Otto Soemarwoto, Imam Budidarmawan Prasodjo, Purwoto Suhadi Gandasubtara, Kuntoro Mangkusubroto, Sanyoto Sastrowardoyo, Fuad Bawazier, Subiakto Tjakrawerdaya, Hartono Mardjono, Rustriningsih, Mauro Purnomo Rahardjo, Yani Saptohudoyo, Mayangsari, Ebiet G. Ade, Christian Hadinata, Muhammad Sarengat, Richard Sam Bera, Purnomo, Meitri Widya Pangestika, Felix & Albert Sutanto, Titiek Sandhora - Muchsin Alatas, Bagyo, Darto Helm, Indro Warkop, Toro Margen, Soemarno Wiryo Di Harjo atau Pak Singa, Tuti Wasiat, Koes Hendratmo dll.