Lompat ke isi

Mangkunegara V

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 26 September 2010 15.09 oleh 110.136.161.82 (bicara)

Mangkunegara V adalah penerus dinasti Mangkunegaran yang bertahta relatif singkat (1881-1896).Dari beberapa sumber tulisan Mangkunegara V disebutkan tidak memiliki putra Mahkota padahal beliau memiliki putra dan putri tetapi masih remaja dan belum ada yang diangkat sebagai putra mahkota.

Dari Putra putranya yang potensial menggantikan kedudukannya ada dua yakni KPH.Suryakusuma sebagai putra sulung Mangkunegara V dengan nama kecil BRM samekto ( lahir 9 Oktober 1873 ) dan RMA. Suryasuparta.Kedua putra Mangkunegara V pada fakta sejarah tidak menggantikan ayahnya sebagai Mangkunegara VI karena tahta kemudian jatuh kepada adik Mangkunegara V yaitu RM.Suyitno yang menggantikan kakaknya menjadi Mangkunegara VI.

Pemerintahan Mangkunegara V

Pemerintahan Mangkunegara V tergolong relatif singkat dan beberapa catatan yang dapat ditulis mengenai pemerintahannya adalah sekitar masalah meneruskan usaha bisnis Kerajaan yang telah di rintis oleh ayahanda dan pendahulunya yakni Mangkunegara IV.

Dalam masa pemerintahannya, pabrik gula mengalami defisit anggaran dan keberlansungan industri gula.Mangkunegara V tahun 1885 berusaha mencari pinjaman kepada Belanda melalui Residen Surakarta tetapi ditolak.Penolakan ini didasarkan karena Mangkunegara V tidak memberi kepastian penghentian model pengurusan keuangan yang salah urus.Belanda mengusulkan soal keuangan diserahkan kepada suatu komisi yang diangkat oleh Residen setelah dirundingkan dengan Raja (Mangkunegara V).Dalam komisi ini Belanda juga mengusulkan agar asisten Residen masuk dalam komisi bersama dengan para keturunan Mangkunegara II, III, IV dan V dalam suatu kepanitiaan.

Komisi itu dinamakan Dewan Pengawas yang mengatur urusan keuangan, tanah dan barang barang milik Mangkunegaran.Mangkunegara V menolak adanya komisi tersebut karena pada hakikatnya Belanda mencampuri urusan dan mengawasi Mangkunegaran dalam urusan keuangan.Mangkunegara V didukung oleh Patihnya Raden Tumenggung Jaya Sarosa yang sudah menjabat patih sejak Mangkunegara V. Masa pemerintahan Mangkunegara V berakhir tahun 2 Oktober 1896 karena meninggal setelah mengalami kecelakaan di Wonogiri dalam usia 41 tahun.

Dalam berbagai literatur disebutkan bahwa mangkatnya Mangkunegara V tidak meninggalkan putra mahkota sehingga menurut salah satu sumber dikatakan bahwa penggantinya sebagai Mangkunegara VII yang adalah adiknya adalah atas persetujuan dan arahan dari ibundanya GRay. Dunuk.

Dua putra Mangkunegara V yakni KPH.Suryakusuma dan RMA. Suryasuparta secara potensial adalah generasi penerus Mangkunegara tetapi karena suatu proses politik dan kekuasaan yang terus berjalan mengharuskan kedua kakak beradik itu dengan rela harus menerima keberadaan pamannya KPH.Dayaningrat sebagai Mangkunegara VI.

Panggung Kesenian

Panggung kesenian Jawa pada masa Mangkunegara V mengalami kemerosotan yang diakibatkan oleh berkurangnya pendanaan yang mengalir dari Istana ke Panggung sebagai akibat dari kemunduran karena adanya kemerosotan keuangan kerajaan sebagai akibat menurunnya produksi gula dengan munculnya komoditi gula bit di pasaran Eropa (Rick- lefs,1991). Pada masa pemerintahanya, Mangkunegara V sangat mementingkan perkembangan dalam bidang seni. Kesenian Wayang Wong gaya Surakarta yang di ciptakan oleh Pangeran Sambernyawa dan memuncak dalam jaman Mangkengara IV sedikit menggelepar sebelum akhirnya seorang Tionghoa bernama Gam Kang dengan restu Mangkunegara V (1895) mendirikan Grup Wayang Orang profesional diluar Istana yang pertama di Surakarta dengan nama Wayang Wong Sriwedari.

Bintang Jasa Mangkunegara V

Mangkunegara V adalah pemegang bintang Singa Netherlands

Putra Putri Mangkunegara V

1. BRAj. Sutikah menikah dengan RMPj. Gondokusumo 2. KPA. Suryokusumo menikah dengan BRaj. Catharina Bertha 3. BRAj. Samekti 4. BRAj. Marwestri 5. BRAj. Sutantinah menikah dengan KPA. Kusumodiningrat 6. BRAj. Sutitah 7. KPAr. Suryosutanto 8. RM. Suparto ( KGPAA Mangkunegara VII) 9. BRM Ar. Suryosukanto 10. KPA. Suryosudarso 11. BRMA. Suryosugiyanto 12. BRM. Suryosurarto 13. BRM. Suryosubandriyo 14. BRAj. TgA. Daryosugondo 15. KPA. Suryosumarno 16. BRAj. PA. Mloyokusumo 17. BRM A. Suryosuwito 18. BRM A. Suryosumanto 19. BRA. Subastutu sedo 20. BRMA. Suryosularjo 21. BRAj. Sugiyanti sedo 22. BRM. Sukamto sedo 23. BRM Ar. Suryosubandoro 24. BRM. Suryosumasto

Referensi

  1. Cariyos Kêkesahan saking Tanah Jawi dhatêng Nagari Walandi, 1916, Suryasuparta, Seri dari: Serie uitgaven door bemiddeling der Commissie voor de Volkslectuur, Jenis: Cetakan, Bhs. Jawa, Hrf. Jawa, Bentuk: Gancaran, Jml.hal. 234, No.Rec. 530
  2. Cariyos Lêlampahanipun Ki Padmasusastra Dhatêng Nagari Nèdêrlan, 1935, Jayang Gêni, Jenis: Carik, Bhs. Jawa, Hrf. Jawa, Bentuk: Gancaran, Jml.hal. 31, No.Rec. 249
  3. http://www.persee.fr/web/revues/home/prescript/article/arch_0044-8613_1982_num_24_1_1771
  4. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:boVPC0rBQRkJ:en.rodovid.org/wk/Person:26116+Mangkunegara+V&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id
  5. http://gondosuputran.blogspot.com/2007/03/legiun-mangkunegaran.html
  6. Wasino, Kapitalisme Bumi Putra, Perubahan Masyarakat Mangkunegaran