Bayang, Pesisir Selatan
Bayang | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sumatera Barat | ||||
Kabupaten | Pesisir Selatan | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Zulfian Apriyanto | ||||
Populasi | |||||
• Total | - jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 13.01.06 | ||||
Kode BPS | 1302100 | ||||
Luas | - km² | ||||
Kepadatan | - jiwa/km² | ||||
Nagari/kelurahan | - | ||||
|
Bayang merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Kecamatan ini terletak sekitar 75 km dari kota Padang arah ke selatan, yaitu sesudah kecamatan Koto XI Tarusan dari arah kota Padang menuju kota Painan.
Wilayah Administrasi
Utara | Kecamatan Koto XI Tarusan |
Selatan | Kecamatan IV Jurai |
Barat | Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Samudera Indonesia |
Timur | Kabupaten Solok Selatan |
Sejarah
Nama nagari Bayang diilhami dari peristiwa migrasinya orang Muaro Paneh ke lembah Bayang. Ketika para leluhur tersebut melihat dari sebuah bukit yang dikenal dengan nama Bukit Karang Caliak ke lembah Bayang, maka tampaklah di kejauhan seperti padi yang sedang menguning yang ternyata itu yang dilihat adalah rumput ilalang yang sudah hangus oleh kemarau. Maka dari kata "tabayang" (terbayang) padi menguning itulah diambil nama Nagari Bayang. Jadi kuat dugaan, bahwa migrasi besar-besaran itu terjadi pada musim kemarau panjang jauh sebelum abad 20 (tepatnya pada tahun 1915 ketika Tambo Adat Bayang Nan Tujuh dirumuskan dan dituliskan).
Masyarakat Bayang pernah terlibat dalam perang melawan Pemerintah Hindia Belanda selama lebih kurang satu abad yaitu dimulai pada tahun 1663 sampai 1771.
Pada tahun 1915, pemuka adat nagari Bayang Nan Tujuh dan Koto Nan Salapan (sebelum menjadi kecamatan Bayang) mengadakan rapat di Koto Berapak dan Pulut-pulut merumuskan tambo (sejarah dan adat) Nagari Bayang yang menyatakan bahwa nenek moyang masyarakat Bayang dan cabang-cabangnya (Lumpo dan Salido) berasal dari tiga nagari di Kubuang Tigo Baleh (Solok sekarang) yaitu Muaro Paneh, Kinari dan Koto Anau. Mereka migrasi sesudah kedatangan nenek moyang masyarakat XI Koto Tarusan di sebelah utara, di balik bukit Bayang.
Tokoh
Dari kecamatan Bayang dikenal tokoh-tokoh antara lain Haji Ilyas Ya'kub (Pahlawan Nasional), Tuanku Bayang (Syeikh Buyung Muda) (seorang ulama, ahli ilmu bahasa dan Sintaksis, murid Syekh Abdurrauf Singkel), Syeikh Muhammad Dalil bin Muhammd Fatawi (1863-1928) (ayah dari Syeikh Buyung Muda, tokoh pejuang kelahiran Pancuang Taba, Bayang dan dimakamkan di Padang, di Mihrab Masjid Ganting).
Ekonomi dan Budaya
Sebagian besar masyarakat memiliki sumber mata pencaharian dari bertani, berladang dan sebagai nelayan. Budaya masyarakat pada kecamatan ini tidak jauh berbeda dengan budaya masyarakat di wilayah Minang lainnya.
Pendidikan
Di Bayang terdapat sebuah Institut Agama Islam swasta yang juga sekaligus Madrasah Arabiyah yang dikenal dengan nama Sekolah Tinggi Agama Islam Madrasah Arabiah Bayang.
Tempat Wisata
Daerah ini memiliki potensi wisata bahari, dengan pantai yang indah. Selaini itu tempat wisata yang paling terkenal lainnya adalah air terjun (sarasah) Bayang Sani dan Jembatan Akar.
Isu Pembangunan
Yang menjasi isu pembangunan di Kecamatan Bayang sampai saat ini adalah pembangunan jalan tembus Bayang (Pasar Baru) - Alahan Panjang (Solok/Solok Selatan) yang terkendala oleh keberadaan hutan lindung Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Jalan tembus ini sudah lama dinantikan masyarakat kedua kabupaten demi kemajuan ekonomi mereka.
Pranala Luar
- Situs web resmi Kabupaten Pesisir Selatan
- [1]
- http://wawasanislam.wordpress.com/2008/04/30/bayang-ke-arah-sarambi-makkah/
- Haji Kutar, 1915, Tambo Adat Bayang Nan Tujuh
- http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=55931
- http://nasional.kompas.com/read/2008/01/15/19115393/
- http://www.padangmedia.com/index.php?mod=berita&id=61064