Lompat ke isi

Mbah Maridjan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mbah Maridjan Bintang Iklan

Raden Ngabehi Surakso Hargo atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Maridjan (nama asli: Mas Penewu Surakso Hargo; lahir di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, 1927; meninggal di Sleman, Yogyakarta, 26 Oktober 2010 umur 83 tahun) adalah seorang juru kunci gunung Merapi. Amanah sebagai juru kunci ini diperoleh dari Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Setiap gunung Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando dari beliau untuk mengungsi.

Ia mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Jabatan sebagai juru kunci lalu ia sandang sejak tahun 1982.

Sejak kejadian Gunung Merapi mau meletus tahun 2006, Mbah Maridjan semakin terkenal. Karena faktor keberanian dan namanya yang dikenal oleh masyarakat luas tersebut, Mbah Maridjan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan salah satu produk minuman energi.

Keluarga

Mbah Maridjan mempunyai beberapa anak

  • Mbah Ajungan
  • Raden Ayu Surjuna
  • Raden Ayu Murjana
  • Raden Mas Kumambang

Mbah Ajungan menjadi penasihat presiden Sukarno tahun 1968-1969, kemudian menjadi wali Mangkunagara VIII tahun 1974-1987.

ojo kemeruh yoo...

Kematian

Pada tanggal 26 Oktober 2010, terjadi letusan gunung merapi yang disertai awan panas setinggi 1,5 kilometer.[1] Gulungan awan panas tersebut meluncur turun melewati kawasan tempat mbah marijan bermukim.[2] Sebuah jasad yang diduga kuat jasad dari Mbah Maridjan ditemukan kemudian oleh tim SAR bersama dengan 16 orang lainnya telah meninggal dunia, umumnya kondisi korban yang ditemukan mengalami luka bakar serius. Jenazah tersebut dikonfirmasi sebagai jenazah Mbah Maridjan pada tanggal 27 Oktober 2010. [3] Sultan Hamangkubuwono mengatakan bahwa Mbah Maridjan meninggal dunia ketika shalat, yaitu ketika Mbah Maridjan dibujuk untuk mengungsi dan ketika Mbah Maridjan menyatakan kesediaannya untuk mengungsi dia menjalankan Shalat Maghrib namun dalam waktu bersamaan dengan itulah awan panas turun. Maka ditemukan Mbah Maridjan meninggal dalam keadaan sujud. [4]

Rujukan