Lompat ke isi

Injil Lukas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 30 November 2010 22.01 oleh Matius (bicara | kontrib)

Kitab Injil Lukas menceritakan Yesus sebagai Raja Penyelamat yang dijanjikan Tuhan untuk Israel dan untuk seluruh umat manusia. Dalam bukunya ini Lukas menulis bahwa Yesus telah diberi tugas oleh Roh Kudus untuk menyiarkan Kabar Baik dari Tuhan kepada kaum miskin.

Injil ini penuh dengan perhatian terhadap orang-orang dengan berbagai-bagai kebutuhan. Nampak pula suatu nada sukacita dalam buku Lukas ini, terutama pada pasal-pasal pertama mengenai kedatangan Yesus, kemudian pada bagian penutupnya juga mengenai terangkatnya Yesus naik ke surga. Kisah tentang tumbuhnya dan tersebarnya agama Kristen setelah Yesus naik ke sorga diceritakan juga oleh penulis kitab ini di dalam Kisah Para Rasul.

Bagian 2 dan 6 (lihat Isi buku di bawah ini) berisi banyak unsur cerita yang hanya terdapat dalam buku Injil ini. Misalnya, cerita tentang nyanyian para malaikat serta kunjungan para gembala pada saat kelahiran Yesus, Yesus di Rumah Tuhan ketika masih anak-anak, dan juga perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati dan Anak yang hilang. Buku ini sangat menekankan juga hal doa, Roh Kudus, peran wanita dalam pelayanan Yesus dan pengampunan dosa oleh Tuhan.

Penulis

Menurut catatan sejarah, pelulis Injil Lukas tidak dikenal. Hal ini berbeda dengan surat-surat Paulus yang secara tegas menyatakan Paulus penulisnya. Namun dari berita mulut ke mulut yang menulis Injil ini adalah Lukas yang ikut dengan Paulus (Luk 10:1-9). Dia juga dikenal sebagai nelayan dan tabib. Sehingga banyak istilah kedokteran dalam Injil ini (Kis 3:7b). Dan dia juga bukan seorang Yahudi (lihat Kol 4:11,14).

Alasan dan Tujuan Penulisan

1) Adanya orang-orang tertentu yang menuliskan ‘Injil’.

‘Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman’ (ay 1-2).


a) ‘peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita’ (ay 1).

Kata Yunani yang oleh Kitab Suci Indonesia diterjemahkan ‘telah terjadi’, diterjemahkan bermacam-macam:

NASB/RSV: accomplished (= telah terjadi).

NIV: fulfilled (= digenapi).

KJV: surely believed (= dipercaya dengan pasti).

Calvin menerima terjemahan KJV dan mengatakan bahwa istilah ini menunjuk pada hal-hal yang diketahui dengan pasti / tanpa keraguan.

Kata Yunaninya adalah PEPLEROPHOREMENON, suatu participle yang berasal dari kata dasar PLEROPHOREO, yang berasal dari 2 kata Yunani, yaitu PLERES [= full (= penuh / lengkap)] + PHOREO / PHERO [= to bring (= membawa)]. Jadi artinya adalah to bring to fulness / to fulfill (= menggenapi).

Memang istilah ini bisa diartikan to be fully convinced (= diyakinkan sepenuhnya) seperti dalam Ro 14:5, tetapi itu kalau istilah ini ditujukan kepada manusia. Di sini istilah ini ditujukan pada peristiwa, sehingga lebih cocok diterjemahkan fulfilled (= digenapi).


Hendriksen menerima terjemahan fulfilled, dan lalu berkata:

"It is clear from Luke’s entire Gospel that he regards history not as the sum total of chance occurrences, or as the result of a series of fortuitous circumstances, but as the fulfilment of the divine plan; hence also of prophecy" (= Adalah jelas dari seluruh Injil Lukas bahwa ia menganggap sejarah bukan sebagai jumlah dari kejadian-kejadian yang bersifat kebetulan, atau sebagai hasil dari suatu seri keadaan-keadaan yang bersifat kebetulan, tetapi sebagai penggenapan rencana ilahi; karenanya juga penggenapan nubuat).

Bdk. Luk 1:45,54-55,69-70 2:38 3:3-6 4:21,43 7:20 9:22,44 12:50 18:31-33 19:41-44 24:25-28,44-49.


Hendriksen berkata lagi:

"It is comforting to know that history - including that of our own lives - is the fulfilment of God’s plan. This does not cancel human responsibility" (= Adalah sesuatu yang menghibur kalau kita tahu bahwa sejarah - termasuk sejarah hidup kita sendiri - adalah penggenapan rencana Allah. Ini tidak membatalkan / membuang tanggung jawab manusia).

b) Orang-orang tertentu lalu menuliskan peristiwa-peristiwa itu dan menyebarkan tulisan-tulisan mereka (ay 2). mereka ini disebut sebagai ‘saksi mata dan pelayan Firman’.


‘Firman’ di sini tidak menunjuk kepada Yesus, tetapi pada Injil.


mereka disebut ‘saksi mata’ karena mereka menerima Firman / Injil. Setelah itu mereka menjadi ‘pelayan Firman’ dimana mereka memberitakan Firman / Injil itu.

Ini orang kristen yang benar, setelah menerima Firman / Injil lalu memberitakan Firman / Injil! Bagaimana dengan saudara? mereka ini bukanlah Matius atau Markus, dan lebih-lebih pasti bukan Yohanes, yang menuliskan Injil Yohanes setelah Lukas menuliskan Injilnya.

2) Tulisan-tulisan ini bukannya tulisan yang sesat, dan karena itu Lukas tidak menyerang orang-orang tersebut (misalnya dengan menyebut mereka nabi palsu / pengajar sesat dsb).


Tetapi rupa-rupanya tulisan-tulisan itu kurang akurat dan / atau kurang lengkap, sehingga Lukas, yang tidak mau Injil diselewengkan sedikitpun, lalu menyelidiki dengan seksama dan lalu membukukannya dengan teratur (ay 3).


a) William Hendriksen:

"The Christian religion is not a matter of ‘cunning devised myths’ (2Pet 1:16), but rests on solid, historical fact" [= agama kristen bukanlah persoalan ‘dongeng-dongeng yang direncanakan dengan licik / cerdik’ (2Pet 1:16), tetapi berlandaskan pada fakta historis yang kuat / kokoh].

Bandingkan ini dengan pandangan Liberal, teori Demythologizing dari Bultmann, yang mengatakan bahwa ada banyak dongeng dalam Kitab Suci, seperti Kej 1-11, cerita-cerita tentang mujijat-mujijat dalam ke-empat Kitab Injil, dsb. Kalau memang ini benar, untuk apa Lukas susah-susah menyelidiki fakta sejarah yang benar dan lalu membukukannya?

b) ‘Lukas menyelidiki dan lalu menuliskan’ dan ‘Lukas diilhami Roh Kudus pada waktu menulis’ bukanlah 2 hal yang kontradiksi.

Banyak orang berpendapat bahwa kalau pendeta belajar buku theologia / tafsiran dan lalu menyusun khotbah, maka itu adalah ‘firman dari manusia’. Kalau mau yang dari Tuhan, maka kita hanya perlu berdoa untuk meminta pimpinan Roh Kudus.

Tetapi ternyata disini pada waktu Lukas menulis Firman Tuhan / Kitab Suci (bukan sekedar khotbah!), ia menyelidikinya lebih dulu!


William Barclay:

"No one would deny that the gospel of Luke is an inspired document; and yet Luke begins by affirming that it is the product of the most careful historical research. God’s inspiration does not come to the man who sits with folded hands and lazy mind and only waits, but to the man who thinks and seeks and searches" (= tidak seorangpun yang menyangkal bahwa Injil Lukas adalah suatu dokumen yang diilhamkan; dan sekalipun demikian Lukas memulainya dengan menegaskan bahwa Injil ini adalah hasil dari penyelidikan sejarah yang paling teliti. Pengilhaman Allah tidak datang kepada orang yang duduk dengan tangan dilipat dan pikiran yang malas dan hanya menunggu, tetapi kepada orang yang berpikir dan mencari dan menyelidiki).

Catatan:

Kata-kata Barclay ini tidak bisa diberlakukan secara mutlak. Tentu tidak berarti bahwa semua orang yang mencari dan menyelidiki lalu mendapatkan ilham. Juga tidak semua orang yang mendapatkan ilham mendapatkannya setelah mencari dan menyelidiki.

Tetapi sekalipun demikian kita tetap bisa mendapatkan inti dari kata-kata Barclay ini, yaitu bahwa kalau kita ingin mendapatkan kebenaran dari Tuhan, tidak cukup bagi kita untuk hanya berdoa dan menunggu. Kita juga harus mau berusaha dengan belajar, berpikir, merenungkan Firman Tuhan dsb. c) ‘dengan teratur’. Jangan mengartikan ini sebagai ‘chronologis / sesuai dengan urut-urutan waktu’. Tidak ada satu buku sejarahpun yang benar-benar chronologis, karena kalau demikian, justru akan terjadi kekacauan. Memang secara umum, Injil Lukas ini cukup chronologis, tetapi tidak mutlak. Jadi, yang dimaksud dengan ‘dengan teratur’ di sini adalah penyusunan topik-topiknya.

3) Lukas lalu mengirimkan Injil Lukas ini kepada Theofilus supaya Theofilus mendapatkan pengertian yang pasti / tepat.

Ini terlihat dari ay 4. Tetapi ay 4 dalam versi Kitab Suci Indonesia ini salah terjemahan. Dalam ay 4 versi Kitab Suci Indonesia kelihatannya bahwa semua yang diterima oleh Theofilus selama ini sudah benar, dan Lukas menuliskan Injilnya ini supaya Theofilus makin yakin akan hal itu. Tetapi bandingkan dengan terjemahan Kitab Suci bahasa Inggris di bawah ini: NIV: ‘so that you may know the certainty of the things you have been taught’ (= supaya kamu bisa mengetahui kepastian dari hal-hal yang telah diajarkan kepadamu) - ini mirip dengan KJV.

NASB: ‘so that you may know the exact truth about the things you have been taught’ (= supaya kamu bisa mengetahui kebenaran yang persis tentang hal-hal yang telah diajarkan kepadamu) - ini mirip dengan RSV.

a) ‘The things you have been taught’ (= hal-hal yang telah diajarkan kepadamu). 

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘you have been taught’ adalah KATECHETHES, dari mana kata ‘Catechism’ (= katekisasi / pelajaran dasar) diturunkan. Kata Yunani itu juga digunakan dalam Kis 18:25 Ro 2:18 Gal 6:6a. Katekisasi / pelajaran dasar adalah sesuatu yang penting! Lukas tidak mau membiarkan dasar dari Theofilus itu miring sekalipun hanya sedikit. b) ‘So that you may know the certainty / the exact truth’ (= supaya kamu bisa mengetahui kepastian / kebenaran yang persis). Ini menunjukkan bahwa ada hal-hal yang kurang akurat dalam pengajaran yang diterima oleh Theofilus selama ini, dan Lukas menuliskan Injilnya dan mengirimkannya kepada Theofilus untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan itu. tahu tentang kebenaran adalah sesuatu yang vital! Karena itu maulah belajar Firman Tuhan, datang dalam Pemahaman Alkitab, belajar makalah / cassette dsb. gereja membutuhkan ajaran yang sangat ketat / akurat! Karena itu maulah belajar yang njlimet / sukar! Jangan berkata: ‘Saya toh bukan pendeta, jadi tak perlu belajar terlalu akurat / njlimet’! Ingat bahwa Theofilus juga bukan pendeta, tetapi toh Lukas menganggap perlu bahwa ia mempunyai pengertian yang akurat.

Latar belakang dan target pembaca


Detail si

Lihat pula

Sumber-sumber

id:http://golgothaministry.org/lukas/lukas-1_1-4.htm id:http://sabda.org/