Lompat ke isi

Sastra Tiongkok

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sastra Cina atau Sastra Tiongkok telah berumur lebih dari 3400 tahun dimulai sejak peninggalan tertulis di Tiongkok ditemukan di zaman Dinasti Shang.

Namun sastra Tiongkok mengalami peningkatan pesat mulai pada zaman Dinasti Zhou tepatnya di Zaman Musim Semi dan Gugur. Di zaman ini, mulai banyak ditulis karya-karya sastra baik bertema filsafat maupun tema-tema lain berbentuk puisi atau esai.

Berikut ulasan singkat sejarah perkembangan sastra Tionghoa di masing-masing zaman di Tiongkok:

Sebelum Qin

Kisah Tiga Negara (Hanzi: 三國演義, hanyu pinyin: sānguó yǎnyì, Bahasa Inggris: Romance of the Three Kingdoms) adalah sebuah roman berlatar-belakang sejarah dari zaman Dinasti Han dan Tiga Negara. Di kalangan Tionghoa di Indonesia, kisah ini dikenal dengan nama Samkok yang merupakan dialek Hokkian dari sanguo atau tiga negara. Sering orang salah kaprah akan perbedaan Kisah Tiga Negara atau Kisah Tiga Kerajaan mengingat terjemahan bahasa Inggris dari roman ini adalah Romance of the Three Kingdoms, namun pada sebenarnya, yang tepat adalah Kisah Tiga Negara mengingat pada klimaks roman ini, ketiga pemimpin yang bertikai; Cao Cao (negeri Wei), Liu Bei (negeri Shu) dan Sun Quan (negeri Wu) masing-masing telah memaklumatkan diri sebagai kaisar dan mengklaim legitimasi sebagai kekaisaran yang mewarisi Dinasti Han yang telah runtuh. Roman ini ditulis oleh Luo Guanzhong (羅貫中), seorang sastrawan dinasti Ming yang mengambil referensi dari literatur sejarah resmi mengenai Zaman Tiga Negara di Tiongkok dimulai dari penghujung Dinasti Han, pecahnya Tiongkok ke dalam tiga negara dan kemudian dipersatukan kembali di bawah Dinasti Jin. Selain dari sejarah resmi, Luo juga mengambil referensi dari cerita rakyat turun temurun yang dituturkan secara lisan di masyarakat pada masa hidupnya. Kisah Tiga Negara adalah salah satu karya sastra klasik yang paling populer di dalam sejarah Tiongkok. Luo menuliskan roman ini dalam 120 bab yang mempunyai alur cerita bersambung dengan referensi Catatan Sejarah Tiga Negara oleh Chen Shou dan sedikit imajinasinya sendiri. Ada sekitar lebih 400 tokoh sejarah yang diceritakan di dalam Kisah Tiga Negara yang dilukiskan dengan karakter berbeda. Cao Cao, Liu Bei dan Sun Quan sama sebagai karakter pemimpin namun berbeda dalam sifat dan pemikiran. Demikian pula penasehat Zhuge Liang, Xun You, Guo Jia dan Zhou Yu masing-masing berbeda pandangan dan wataknya. Setiap karakter mempunyai watak dan sifatnya sendiri yang berbeda satu sama lain. Penggambaran perbedaan watak karakter ini menjadikan roman ini diakui sebagai salah satu wakil dari puncak perkembangan sastra Tiongkok dalam sejarah. Kisah Tiga Negara ditulis dalam bahasa klasik (文言文).

Dinasti Wei

Dinasti Jin

Dinasti Utara-Selatan

Dinasti Tang

Dinasti Song

Dinasti Yuan

Dinasti Ming

Pada saat Dinasti Ming, perkembangan sastra dalam bentuk Novel sangat cepat, pada saat itu ada 4 sastra yang dikenal dengan Empat Karya Sastra Termasyhur termasyur dinasti Ming yaitu; Kisah Tiga Negara (Hanzi tradisional: 三國演義; Hanzi: 三国演义; Pinyin: Sānguó Yǎnyì, Bahasa Hokkien:Samkok,Bahasa Inggris: Romance of Three Kingdoms), Batas Air (Hanzi tradisional: 水滸傳; Hanzi: 水浒传; Pinyin: shui hu zhuan, Bahasa Inggris: Water Margin) , kisah Perjalanan ke Barat (Hanzi tradisional: 西遊記; Hanzi: 西游记; Pinyin: Xi You Ji, Bahasa Inggris:Journey to the West) , dan Jin Ping Mei(Chinese: )). Pada versi lain Empat Karya Sastra Termasyhur mengganti Jin Ping Mei dengan Impian Paviliun Merah (Hanzi tradisional: 紅樓夢; Hanzi: 红楼梦; Pinyin: Hong Lou Meng, Bahasa Inggris: Dream of Red Chamber)

Dinasti Qing

Kisah Aneh Liaozhai

Periode Modern

Periode Kontemporer