Lompat ke isi

Karikatur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 30 Juni 2011 15.02 oleh Sentausa (bicara | kontrib) (tambah)
Karikatur disandingkan dengan orang yang digambarkannya.

Karikatur adalah gambar yang menampilkan kembali suatu objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut.[1] Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebih-lebihkan.[2][3] Karikatur selalu digambarkan untuk menimbulkan kelucuan, walaupun kadang kala agak sinis. Karikatur dapat juga digunakan untuk menonjolkan watak orang yang digambarkannya. Golongan yang sering menjadi objek karikatur adalah orang-orang terkenal seperti politisi dan artis.[4] Orang yang membuat karikatur disebut sebagai karikaturis.

Karikatur dibedakan dari kartun karena karikatur tidak membentuk cerita sebagaimana kartun. Namun demikian, kartun dapat mengandung karikatur, misalnya dalam kartun editorial.[1][5] Karikatur dalam kartun semacam itu hanya merupakan elemen yang digunakan untuk memperjelas pesan yang disampaikan.[2]

Sejarah

Lembaran karikatur karya Annibale Carracci
Kartun karya James Gillray memuat karikatur William Pitt, Perdana Menteri Britania Raya, dan Napoleon Bonaparte yang digambarkan sedang memotong-motong puding berbentuk bola dunia.

Walaupun gambar satire—seperti gambar hewan yang bertingkah laku seperti manusia—sudah ditemukan setidaknya sejak zaman Mesir Kuno,[6] popularitas seni karikatur berasal dari Italia abad Renaisans.[3] Pada mulanya, karikatur dibuat sebagai lelucon iseng oleh para seniman di studio, seperti Leonardo da Vinci dan Carracci bersaudara—Agostino dan Annibale, untuk menghibur dirinya sendiri atau kawan-kawannya dengan menggambar patron ataupun subjek lukisannya secara berlebihan. Carracci bersaudara diyakini sebagai seniman-seniman pertama yang terkenal akan karikatur mereka,[3] dan Annibale diyakini sebagai orang pertama yang menggunakan istilah ritrattini carichi (potret yang dilebih-lebihkan).[7] Selanjutnya, Pier Leone Ghezzi menekuni seni ini dan membangun kariernya dengan lebih dari 2.000 karya karikatur orang kebanyakan maupun tokoh terkenal. Karikatur-karikatur tersebut tidak dipublikasikan ataupun disebarluaskan, namun menjadi hiburan di kalangan elite. Setelah menyebar di Italia pada abad ke-16, karikatur sebagai langgam visual baru menyebar ke pers popular Eropa lebih dari seabad kemudian.[3]

Gargantua, karya Honoré Daumier
Ilustrasi patung Berlioz karya Jean-Pierre Dantan

Karikatur sebagai bentuk seni lukis baru berkembang di Inggris setelah penerbitan sejumlah karya Ghezzi dan seniman Italia lainnya pada tahun 1744. Contoh karikaturis Inggris yang popular pada abad ke-18 adalah James Gillray, Thomas Rowlandson, dan George Cruikshank yang menggabungkan unsur karikatur dengan kartun menjadi kartun satire. Namun demikian, pada tahun 1830-an karya-karya mereka sudah kurang popular di Inggris dan kemudian diekspor ke Prancis dalam mingguan La Caricature dan kemudian harian Le Charivari yang sangat sukses, keduanya dipimpin oleh Charles Philipon.[7]

Dua terbitan Charles Philipon tersebut membuat Prancis menjadi pusat baru perkarikaturan. Sejumlah karikaturis terbaik pada zaman itu dipekerjakan oleh Philipon; Paul Gavarni, J.J. Grandville, dan terutama Honoré Daumier, yang dianggap sebagai seniman paling terampil dalam sejarah karikatur.[7] Baik Philipon maupun Daumier pernah ditahan akibat karikatur mereka di kedua terbitan tersebut yang meng-kritik pemerintahan raja Prancis saat itu, Louis-Philippe. Pada salah satu sidang pengadilannya, Philipon menggambar potret Raja Louis-Philippe yang bermetamorfosis menjadi buah pir dan menyatakan pembelaan bahwa ada banyak hal yang mirip satu sama lain di alam sehingga tidak boleh ada pembatasan atas kreativitas seniman.[8] Daumier sendiri pertama kali diadili karena Gargantua, karikaturnya yang menggambarkan Louis-Philippe sebagai raksasa yang memakan uang rakyat.[9]

Karikaturisme kemudian menyebar ke media lain, yaitu patung, dimulai dari patung-patung karikatur karya Jean-Pierre Dantan.[2][10] Gaya patung Dantan ini sangat mempengaruhi para seniman karikatur, sehingga mereka pun menciptakan patung-patung kepala penyanyi, penulis, pemusik dunia terkenal dan banyak aktor terkenal dari Comédie-Française. Bentuknya mungil dan menjadi sangat diminati, dipakai sebagai hiasan ujung tongkat, pegangan kayu, topeng, dan alat permainan lainnya.[2]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Suprana, J. (2009), Naskah-Naskah Kompas Jaya Suprana, Jakarta: Elex Media Komputindo, hlm. 14–15  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  2. ^ a b c d Waluyanto, H.D. (2000), "Karikatur sebagai karya komunikasi visual dalam penyampaian kritik sosial", Nirmana, 2 (2): 128–134 
  3. ^ a b c d Petersen, R.S. (2011), Comics, Manga, and Graphic Novels: A History of Graphic Narratives, Santa Barbara, CA: ABC-CLIO, hlm. 30–35  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  4. ^ Hosack, K. (2011), Apa Itu Seni? Lukisan dan Kartun, diterjemahkan oleh S. N. Abdul Rahman, Kuala Lumpur: Institut Terjemahan Negara Malaysia, hlm. 19  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  5. ^ Nurhadiat, D. (2004), Pendidikan Seni Rupa SMP 1, Jakarta: Grasindo, hlm. 55  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  6. ^ Wright, T. (1875), A history of caricature and grotesque in literature and art, London: Chatto and Windus  (lihat versi digitalnya di Internet Archive)
  7. ^ a b c Matthews, R.T.; Mellini, P. (1982), In ‘Vanity Fair’, London: Scolar Press, hlm. 20–21  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  8. ^ Ramus, C.F., ed. (1978), Daumier: 120 Great Lithographs, New York: Dover Publication, hlm. xii  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  9. ^ Robinson, J.H. (1998), Musical Notes by Honoré Daumier: prints from the collection of Egon and Belle Gartenberg, University Park, PA: Penn State Press, hlm. 7  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  10. ^ Baridon, L. (2006), "Jean-Pierre Dantan, le caricaturiste de la statuomanie", Ridiculosa: Caricature et sculpture, Université de Bretagne Occidentale (13): 127–143, diakses tanggal 30 Juni 2011 

Pranala luar