Lompat ke isi

Pondok Pesantren Pabelan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 3 Agustus 2011 22.30 oleh Edus (bicara | kontrib) (Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan berada di bawah naungan Yayasan Wakaf Pondok Pabelan. Didirikan oleh K.H. Hamam Dja'far pada tanggal 28 Agustus 1965.......)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Berkas:Http://pesantrenpabelan.com/images/masjid.jpgBalai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan berada di bawah naungan Yayasan Wakaf Pondok Pabelan. Didirikan oleh K.H. Hamam Dja'far pada tanggal 28 Agustus 1965, Pondok Pesantren Pabelan terletak di Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tepatnya berada di jalan yang menghubungkan antara Yogyakarta dan Semarang. Kira-kira 35 kilometer dari arah Yogyakarta, 4 kilometer dari Muntilan dan 12 kilometer dari Kota Magelang. Pesantren Pabelan juga terletak di tepi jalur lalu lintas pariwisata Yogyakarta dan Borobudur. Jarak Pabelan ke Candi Borobudur adalah sekitar 9 kilometer.

Pondok Pesantren Pabelan merupakan lembaga pendidikan yang telah mengalami sejarah panjang. Keberadaannya seperti sekarang ini merupakan kebangkitan yang ketiga. Cikal bakal Pondok Pesantren Pabelan dimulai pada tahun 1800-an, ditandai dengan kegiatan mengaji yang dirintis oleh Kiai Raden Muhammad Ali. Tapi kemudian terhenti setelah terjadi perang Diponegoro (1825-1830) hingga waktu yang panjang. Kemudian, pada tahun 1900-an Pondok Pesantren Pabelan ini bangkit kembali di bawah asuhan Kiai Anwar dan dilanjutkan oleh Kiai Anshor. Namun kemudian Pondok Pabelan kembali mengalami kevakuman. Akhirnya, pada tanggal 28 Agustus 1965, salah seorang keturunan perintis Pondok Pesantren Pabelan, Hamam Dja'far, mendirikan kembali Pondok Pabelan dengan sistem dan kurikulum yang lebih modern, diberi nama Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.

Pondok Pesantren Pabelan menyelenggarakan pendidikan untuk santri putra dan putri selama 6 tahun bagi lulusan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan selama 4 tahun bagi lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs). Pendidikan formal yang digunakan adalah Kulliyatul Mu'allimien al-Islamiyah (KMI), yang sudah disetarakan dengan SMU berdasarkan SK Mendiknas. Di Pondok Pesantren Pabelan, para santri akan secara otomatis juga mengikuti program pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).

Selain itu, Pondok Pesantren Pabelan juga menyelenggarakan Kelas Takhassus (selama 1 tahun), bagi para santri yang berasal dari SMP atau berkeinginan memperdalam pengetahuan agama, sebagai persiapan masuk kelas 4 KMI atau setara dengan Kelas 1 Madrasah Aliyah.

Para santri tinggal dalam satu kompleks selama 24 jam, di bawah koordinasi pengurus Organisasi Pelajar Pondok Pabelan (OPPP), yang berada di bawah pengawasan dan bimbingan langsung para pimpinan (kiai). Para Pengurus merupakan santri kelas 5 dan 6 yang bertugas selama 1 tahun untuk melaksanakan kebijakan pimpinan pondok. Organisasi ini dimaksudkan untuk melatih santri dalam rangka pemahaman diri terhadap tanggung jawab, kejujuran, disiplin, cakap, dan kreatif sehingga membentuk jati diri yang kokoh.


Berkas:Http://pesantrenpabelan.com/images/pengurus-1.pngK.H. Hamam Dja’far (1938-1993) Lahir di Desa Pabelan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah, pada 26 Februari 1938, adalah sulung dari dua putra pasangan Kiai Dja’far dan Nyai Hadijah. Hamam besar di bawah pengasuhan adik kakek pihak ibu, yaitu K.H. Kholil yang tinggal di sebelah selatan masjid pondok. Dalam keluarga Hamam mengalir darah ulama yang diturunkan oleh Kiai Haji Muhammad Ali bin Kiai Kertotaruno, pendiri Pondok Pabelan (sekitar tahun 1800-an) yang pertama, yang juga pengikut setia Pangeran Diponegoro. Menurut masyarakat setempat, Kiai Kertotaruno adalah keturunana Sunan Giri, salah satu wali penyebar agama Islam di Tanah Jawa.

Setelah menamatkan Sekolah Rakyat di desanya tahun 1949, Hamam melanjutkan ke Sekolah Menengah Islam di Muntilan sampai tahun 1952. Hamam sempat belajar di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, baru kemudian mondok di Pondok Moderen Gontor, Ponorogo, Jawa Timur selama kurang lebih 11 tahun (1952-1963). Di Gontor, Hamam berguru secara langsung kepada “Trimurti” pendiri Pondok Moderen Darussalam Gontor: K.H. Ahmad Sahal, K.H. Zainudin Fanani, dan K.H. Imam Zarkasyi. Kelak, Hamam menjadi salah seorang anggota pengurus badan wakaf pondok yang terletak di Ponorogo itu.

Setamat dari Gontor, dalam usia 25 tahun, Hamam kembali ke kampung halamannya dan kemudian mendirikan Balai Pendidikan Pondok Pabelan pada 28 Agustus 1965. Atas prestasinya dalam membangun Pondok Pabelan, Kiai Hamam dianugerahi Aga Khan Award untuk arsitektur pada tahun 1980, dan penghargaan Kalpataru untuk lingkungan hidup pada tahun 1982.

http://pesantrenpabelan.com/