Ilyas Karim
Artikel ini tidak memiliki bagian pembuka yang sesuai dengan standar Wikipedia. |
Ilyas Karim, adalah seseorang yang merupakan salah satu pahlawan Indonesia.lahir di Padang, Sumbar pada tahun 1927. Ia merupakan salah satu dari/////// MAAF, tetapi segala informasi mengenai pengibaran bendera proklamasi yang ditampilkan disini TIDAK VALID dan terpaksa disunting. Kejadian proklamasi yang resmi dan sesungguhnya dapat ditemukan di situs resmi setneg serta jurnal Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Sebagaimana disebutkan dalam kedua pranala tersebut pengibar bendera proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 yang sebenarnya adalah Abdul Latief Hendraningrat dan Suhud Sastro Kusumo. Bukti foto dari Museum Joang '45 #IlyasKarimbukanpengibarbenderapertama
Kehidupan
Ilyas Karim,Lahir di Padang, Sumbar pada tahun 1927, dia sekeluarga baru menetap di Jakarta pada 1936. Ayahnya dulu seorang camat di Matraman. Di zaman penjajahan Jepang, ayahnya dibawa ke Tegal dan dieksekusi tentara Jepang. Sejak saat itu, Ilyas menjadi yatim.
Ilyas menceritakan pengalamannya sebagai pengibar bendera Merah Putih pertama di republik ini.[1] Waktu itu, Ilyas adalah seorang murid di Asrama Pemuda Islam (API) yang bermarkas di Menteng Jakarta Pusat. Malam hari sebelum dibacakan proklamasi kemerdekaan RI, Ilyas beserta 50-an teman dari API diundang ke rumah Soekarno di Pegangsaan Timur No. 56.
Saat berkumpul di rumah Soekarno itulah Sudanco (Komandan Peleton) Latief menunjuknya untuk menjadi pengibar bendera di acara proklamasi kemerdekaan keesokan harinya.[1] Satu orang pengibar yang lain yang ditunjuk adalah Sudanco Singgih, seorang tentara PETA.[1] "Saya ditunjuk karena paling muda. Umur saya waktu itu 18 tahun," kata Ilyas.
Setelah pengibaran Sang Saka Merah Putih itu, Ilyas kemudian menjadi tentara. Pada 1948, Ilyas dan sejumlah pemuda di Jakarta diundang ke Bandung oleh Mr Kasman Singodimejo. Di Bandung, dibentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Kesatuan tentara ini kemudian ini nama Siliwangi. Nama Siliwangi merupakan usul dari Ilyas.[1]
Sebagai tentara, Ilyas pernah diterjunkan di sejumlah medan pertempuran di berbagai daerah, termasuk ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di Libanon dan Vietnam. Pada 1979, Ilyas pensiun dengan pangkat letnan kolonel. Kehidupannya mulai suram, karena dua tahun kemudian dia diusir dari tempat tinggalnya di asrama tentara Siliwangi, di Lapangan Banteng, Jakpus. Sejak saat itu hingga saat ini dia tinggal di pinggir rel KA. (ded kurai)
Pranata Luar
- (Indonesia) [1]
- ^ a b c d Teks pranala, referensi?