Wikipedia:Pedoman penamaan
| |||||||||||
|
Pedoman cara pemilihan nama artikel
Panduan umum
- Nama artikel harus sesuai dengan subyek artikel tersebut. Bila judul dan tema tidak sesuai, artikel itu akan dipindahkan ke nama yang lebih sesuai.
- Bila nama artikel diawali dengan huruf kecil (iPod, eBay), Wikipedia akan menyimpannya dengan huruf besar (IPod, EBay) karena keterbatasan teknis.
- Panjang nama artikel maksimum adalah 255 karakter. Nama artikel yang lebih panjang dari ini harus disingkat, misalnya Lopadot...terygon
- Bila satu nama dapat merujuk ke lebih dari satu arti:
- bila salah satu nama paling sering digunakan, artikel itu mendapat nama dan di awal halaman diberikan pranala ke halaman disambiguasi
- bila semua nama sama sering digunakan, buat halaman disambiguasi
- Singkatan sedapat mungkin dihindari, namun penggunaannya dapat diperbolehkan bila singkatan itu sangat dikenal dan tidak memiliki arti lain. Contoh: FIFA
Nama-nama geografis
Coba berikan padanan nama-nama geografis dalam bahasa Indonesia dari tempat-tempat di luar negeri apabila ada. Apabila tidak ada, tolong berikan nama tersebut dalam bahasa setempat, hindarkan pemberian nama dalam bahasa Inggris, namun tentu saja nama Inggris bisa disebut di dalam artikel. Nama dalam bahasa Inggris bisa pula dipakai sebagai nama halaman redirect. Tetapi jika bahasa setempat tidak ditulis menggunakan huruf Latin, nama dalam bahasa Inggris bisa dipertimbangkan. Khusus mengenai nama-nama geografis di Jawa, ejaan resmi dalam bahasa Indonesia dipakai, meski ini sering tidak konsisten dan konsekuen. Kadangkala fonem /a/ pada posisi akhir terbuka dieja sesuka hati sebagai [o] atau [a].
Contoh:
Nama-nama tempat asing
- Antwerpen dan bukan Antwerp (bahasa Inggris).
- Moskwa dan bukan Moscow (bahasa Inggris).
- Perancis dan bukan Prancis (berdasarkan kesepakatan).
- Singapura dan bukan Singapore (bahasa Inggris).
- Wina dan bukan Wien (bahasa Jerman) apalagi Vienna (bahasa Inggris).
- Yerusalem dan bukan Jerusalem (bahasa Inggris).
Nama-nama tempat di Jawa
- Surabaya dan bukan Suroboyo.
- Wonogiri dan bukan Wanagiri.
- Surakarta atau Sala, atau Solo dan bukan Surokarto.
- Purwakarta dan bukan Purwokarto di Jawa Barat.
- Purwokerto dan bukan Purwakerta di Jawa Tengah.
Nama-nama tempat yang sering dipakai di Indonesia
- Kabupaten dan Kota. Untuk kabupaten dan kota di Indonesia, penamaan artikelnya memakai format "Kabupaten AA" dan "Kota AA", contoh: Kabupaten Aceh Besar dan Kota Lhokseumawe, jadi bukan "Aceh Besar" dan "Lhokseumawe". Ini berlaku walaupun nama tersebut hanya memiliki satu kegunaan. Pada contoh diatas Aceh Besar diberi nama Kabupaten Aceh Besar walaupaun tidak ada Kota Aceh Besar. Lihat halaman diskusinya
- Kecamatan. Untuk nama kecamatan menggunakan pola "nama kecamatan, nama kabupaten atau kota" seperti Ciawi, Bogor dan Ciawi, Tasikmalaya bukan Kecamatan Ciawi karena nama kecamatan yang sama bisa terdapat di kabupaten yang lain. Lihat halaman diskusinya
- Kelurahan/desa. Untuk nama kelurahan menggunakan pola "nama kelurahan, nama kecamatan, nama kabupaten atau kota" seperti Seutui, Baiturrahman, Banda Aceh dan bukan Seutui atau Kelurahan Seutui atau Seutui, Baiturrahman. Lihat halaman diskusinya
- Pulau, Sungai, Danau, Pulau, Suku, Air terjun, Tanjung, Selat, Teluk. Mengikuti pola "Pulau AA", "Sungai Mahakam" dan sebagainya. Contohnya: Pulau Simeulue dan bukan Simeulue. (terkecuali untuk Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan tidak memakai awalan pulau karena lebih populer) Lihat halaman diskusinya
- Untuk nama-nama tempat di Indonesia yang memiliki banyak kegunaan, maka artikel dengan nama itu menjadi halaman disambiguasi. Contohnya: "Malang" karena memiliki banyak arti, maka artikel "Malang" menjadi halaman disambiguasi yang mengandung pranala ke Kota Malang dan Kabupaten Malang.
Nama-nama tokoh
Nama-nama tokoh dalam bahasa Indonesia, dieja sesuai ejaan asli meskipun bertentangan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Nama-nama tokoh asing juga sesuai ejaan dalam bahasa aslinya, hindarkan penggunaan ejaan bahasa Inggris. Namun apabila bahasa asli tidak ditulis menggunakan huruf Latin, ejaan dalam bahasa Inggris bisa dipertimbangkan. Hindarkan penggunaan nama-nama Latin atau Yunani dengan ejaan bahasa Inggris. Untuk nama-nama tokoh Tionghoa gunakan ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Apabila tidak ada coba gunakan ejaan Pinyin dan hindari ejaan Inggris berdasarkan Wade-Giles, meski ejaan terakhir ini kadangkala secara fonetis lebih tepat.
Pedoman penggunaan ejaan untuk nama tokoh Indonesia adalah sebagai berikut:
- Kelahiran sebelum tahun 1947, gunakan Ejaan Van Ophuijsen (gunakan oe untuk u, tj untuk c, dj untuk j, dan j untuk y).
- Kelahiran antara 1947 dan sebelum 1972, gunakan Ejaan Republik (gunakan tj untuk c, dj untuk j, dan j untuk y).
- Kelahiran pada dan setelah 1972, gunakan Ejaan Yang Disempurnakan.
Jika ragu, atau tanggal kelahiran tokoh tidak tersedia, gunakan Ejaan Yang Disempurnakan.
Nama-nama tokoh sebaiknya ditulis secara lengkap berikut nama depan dan nama belakang, kecuali tokoh tidak memiliki nama depan secara resmi atau nama merupakan nama julukan.
Contoh:
- Aristoteles dan bukan Aristotle.
- Boris Yeltsin dan bukan Yeltsin.
- Jeanne d'Arc dan bukan Joan of Arc.
- Kong Hu Cu dan bukan Kung Fu-tse
- Lenin bisa dipergunakan seiring dengan Vladimir Lenin.
- Mao Zedong dan bukan Mao Tse-tung.
- Ptolemeus dan bukan Ptolemy.
- Soeharto dan bukan Suharto.
- Soekarno dan bukan Sukarno.
- H.O.S. Tjokroaminoto dan bukan H.O.S. Cokroaminoto.
Penggunaan gelar
Gelar-gelar kebangsawanan dan akademis jangan dipakai sebagai judul artikel meskipun harus disebut dalam artikel sendiri.
Contoh:
- Hamengkubuwono IX dan bukan Sultan Hamengkubuwono IX
- Kartini dan bukan R.A. Kartini atau Raden Adjeng Kartini atau Raden Ajoe Kartini
- Jusuf Kalla dan bukan Drs. Jusuf Kalla
- Beberapa gelar lainnya yang juga harus dihindari antara lain: GPH (Gusti Pangeran Haryo), KGPH (Kanjeng Gusti Pangeran Haryo), GBPH (Gusti Bendoro Pangeran Haryo) dan lain-lain. (lihat gelar kebangsawanan)
Judul-judul karya sastra dan seni asing
Judul-judul buku asing yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, judul terjemahan bisa dipakai sebagai nama artikel. Jika belum gunakan judul dalam bahasa asli dan hindari penggunaan judul dalam bahasa Inggris. Judul buku dalam bahasa asli bisa pula dipertimbangkan.
Sedangkan untuk nama-nama karya seni sebaiknya digunakan nama dalam bahasa asli pula dan hindari nama dalam bahasa Inggris, apabila nama dalam bahasa Indonesia belum ada.
Contoh:
- L'Etranger dan bukan The Stranger.
- Rahasia Kapal Unicorn dan bukan Le Secret de la Licorne apalagi The Secret of the Unicorn