Lompat ke isi

Muntilan, Magelang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Muntilan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenMagelang
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri33.08.08 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3308070 Edit nilai pada Wikidata
Luas- km²
Kepadatan- jiwa/km²
Desa/kelurahan-
Peta
PetaKoordinat: 7°34′52.00″S 110°17′34.01″E / 7.5811111°S 110.2927806°E / -7.5811111; 110.2927806
Berkas:Muntilan 01.JPG
Monumen Bambu Runcing Muntilan
Berkas:Muntilan 02.jpg
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Magelang, Muntilan
Berkas:Muntilan 03.JPG
Kesenian pembuatan patung batu Muntilan
Kantor kecamatan Muntilan
Gerai kerajinan batu khas Muntilan

Muntilan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Muntilan terletak sekitar 10 Km dari Kota Mungkid, 20 Km dari Kota Magelang dan 15 Km dari Yogyakarta. Muntilan telah lama menjadi pusat perdagangan di sekitar Lereng Barat Gunung Merapi dan juga menjadi jalur propinsi menuju yang menghubungakan Semarang, Kota Magelang dan Yogyakarta.
Muntilan berada di jalur kereta api tua menuju Stasiun Blabak Mungkid dan Stasiun Kebonpolo Magelang yang sekarang sudah tidak berfungsi.

Geografi

Kecamatan Muntilan berbatasan dengan Kota Mungkid dan kecamatan Mungkid di Utara, kecamatan Srumbung di Timur, kecamatan Ngluwar di Barat, serta kecamatan Salam di Selatan.

Tempat Menarik

  • Taman Agung dan Monumen Bambu Runcing
  • Candi Ngawen
  • Pertokoan Pecinan Jalan Pemuda Muntilan
  • Wisata Kuliner Sayangan

Sekolah

Wisata religi yang sangat dikenal oleh masyarakat di antaranya adalah makam Kyai Raden Santri Gunungpring di Desa Gunungpring, yang dikunjungi oleh sekitar 500 pengunjung setiap harinya dari berbagai daerah di Jawa. Juga makam Romo Sandyoyo, Kerkop Muntilan, yang dikenal dan dikunjungi oleh umat Katholik di Indonesia

Para Yesuit telah lama hadir di Muntilan. Terdapat sebuah seminari dan nekropolis yang banyak berisi peninggalan para anggota lamanya. Kardinal Julius Darmaatmadja, kardinal Gereja Katolik Roma dan Uskup Agung Jakarta saat ini, lahir di Muntilan. Selain itu di kota ini terdapat lembaga pendidikan yang dikelola oleh yayasan Katolik sejak zaman Belanda. Yang paling menonjol adalah Sekolah Guru (Kweekschool)(sekarang SMA Van Lith Pangudi Luhur). Di samping itu juga ada beberapa sekolah dasar bagi anak-anak pribumi. Selain beberapa tokoh rohaniawan Katolik, lembaga pendidikan itu juga meluluskan sejumlah tokoh nasional seperti mendiang Frans Seda (mantan Menteri Keuangan), Simbolon (Kolonel), dan Sartono Kartodirdjo (sejarawan).

Ketika Perang Dunia II, Muntilan menjadi tempat sebuah kamp tahanan perang oleh tentara Jepang yang menggunakan kompleks sekolah Katolik di sana. Mereka yang menghuni kamp internir ini terutama terdiri atas banyak keluarga Belanda.

Desa/kelurahan