Lompat ke isi

Wira Tanu I

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 13 Oktober 2012 01.03 oleh Anton-AG (bicara | kontrib)

Dalem Cikundul
Berkas:R.-A.-Wiratanudatar.jpg
Nama asalRd. Aria Wiratanudatar
LahirDjayasasana
1603
Sagalaherang, Subang, Jawa Barat
Meninggal1706
Cikundul,Cianjur, Jawa Barat
Kebangsaan Indonesia
Nama lainRd. Aria Wiratanu I
PekerjaanBupati Cianjur Pertama,[1]
Tahun aktif1677-1691

Dalem Cikundul

(Raden Djayasasana Aria Wiratanudatar Dalem Cikundul)

Pendopo regent (Kabupaten) Cianjur taun 1915-1925


R Aria Wiratanu Datar Bin Aria Wangsa Gopa-rana lahir di Sagalaherang Subang Jawa Barat pada pertengahan abad ke 17, atau sekitar tahun,1603 yang kemudian terkenal dengan nama Dalem Cikundul.beliau adalah Pendiri Cianjur dan sekaligus menjadi Bupati pertana cianjur

Riwayat Hidup

Rd.Aria Wiratanudatar waktu kecil bernama Pangeran Jayalalana atau R. Ngbehi Jayasasana. Ayahnya, Raden Aria Wangsagoparana yang juga masih keturunan raja Talaga, waktu berusia 8 tahun R. Aria Wiratanudatar mesantren di Cirebon mendalami ilmu agama Islam. Ia adalah seorang santri yang paling menonjol dalam bidang keagamaan, kemasyarakatan dan ilmu pemerintahan, sehingga oleh kesultanan Cirebon diberi gelar Aria sebagai tanda anggota kerabat keraton. Setelah dewasa ia diminta oleh gurunya mendirikan Kadipaten di Cinengah, gunanya untuk menangkal serangan dari kerajaan Pajajaran sambil menyebarkan agama Islam. Menyebarkan agama Islam di tengah masyarakat kita yang waktu itu beragama Hindu dan Budha bukal hal gampang. Tantangan dan hambatan datang dari berbagai sudut, termasuk dari kerajaan Pajajaran sendiri. Tapi berkat kepiawaiannya sedikit demi sedikit beliau bisa juga merangkul masyarakat sekitar untuk memeluk agama Islam.

Bahkan sejarah Cianjur mencatat sebagai salah seorang dari sekian ulama yang berhasil menyebarkan Islam di wilayah itu. Satu hal menarik mengenai pribadi RA. Wiratanudatar Cikundul, dalam catatan sejarah pernah ditulis bahwa beliau pernah bertapa selama 40 hari 40 malam. Tafakur mendekatkan diri pada Allah SWT di batu agung, tinaragung, Sagalaherang. RA. Wiratanudatar didatangi dan digoda putri Jin yang sangat cantik putera dari raja jin Islam bernama Syech Jubaedi. 3 puteri jin itu bernama Arum Cahaya, Arum wangi, Arum Endah dan pengasuhnya bernama Arum Paka. Karena kekhusuan RA. Wiratanudatar, putri paling bungsu, Arum Endah, tertarik dan jatuh cinta kepada RA. Wiratanudatar. Akhirnya sang putri Jin menikah dan melahirkan 3 orang putera bernama Rd. Suryakencana, Rd. Andaka Wirusajagat dan Rd Endang Sukaesih. Sementara itu dari manusia biasa Rd. Aria Wiratanudatar mempunyai 11 orang putera. Setelah runtuhnya kerajaan Pajajaran ia mengembara ke daerah Cianjur menyusuri kali Citarum dengan membawa anak buahnya sebanyak 300 umpi. Setiap tempat disinggahinya sambil menyebarkan agama Islam dan ia pernah bertemu dengan Rd. H Abdulsyukur, Kiai G. Wayang.

Bupati Pertama

Setelah sampai di daerah Cianjur ia merintis untuk mendirikan kota CIanjur dan menjadi Dalem pertama Kadipaten Cianjur dengan wilayah kekuasaan sebagian wilayah Bogor dan Sukabumi. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari tempat pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer). Lokasi yang pertama kali dipilihnya adalah sekitar kp. Pamoyanan, tepat di tepi Sungai cianjur, disana lah Dalem Cikundul mendirikan Pemerintahan, dengan membangun pendopo sebagai tempat atau pusat Pemerintahan, yang hingga kini gedung tersebut masih kokoh berdiri. masa pemerintahan Bupati Rd. Aria Wiratanudatar I ini antara tahun 1677 - 1691 Masehi, setelah itu Pemerintahan di turunkan kepada Putra Pertama nya dari keturunan Manusia, (karena Dalem Cikundul Konon memiliki 2 Istri dari Bangsa Jin,)[2], yang bernama Rd. Aria Wiramanggala, Atau dalem Tarikolot, bergelar Aria Wiratanu Datar II. dan memerintah dari tahun 1691 - 1707 Masehi.

Masa Senja

Setelah lanjut usia ia menetap di Kp. Majalaya dengan mendirikan Paguron pesantren sampai wafat sekitar tahun 1706 Masehi, dan Beliau meninggalkan putra-puteri sebanyak 11 orang [3] masing-masing

  • 1. Dalem Aria wiramanggala.
  • 2. Dalem Aria Martayuda (Dalem Sarampad).
  • 3. Dalem Aria Tirta (Di Karawang).
  • 4. Dalem Aria natamanggala (Dalem aria kidul/gunung jati cjr),
  • 5. R.Aria Wiradimanggala(Dalem Aria Cikondang)
  • 6. Dalem Aria Suradiwangsa (Dalem Panembong),
  • 7. Nyi Mas R. Kaluntar .
  • 8. Nyi Mas R. Bogem
  • 9. Nyi Mas R. Karangan.
  • 10. Nyi Mas R. Kara
  • 11. Nyi Mas R. Djenggot

Beliau Juga memiliki seorang istri dari bangsa jin Islam, dan memiliki tiga orang putra-putri, yaitu

  • 1. Raden Eyang Surya-kancana. yang hingga sekarang dipercayai bersemayam di Gunung Gede atau hidup di alam jin.[2]
  • 2. Nyi Mas Endang Kancana alias Endang Sukaesih alias Nyai Mas Kara, bersemayam di Gunung Ceremai,[2]
  • 3. R. Andaka Warusaja-gad (tetapi ada juga yang menyebutkan bukan putra, tetapi putri bernama Nyai Mas Endang Radja Mantri bersemayam di Karawang).[4]

Bertitik tolak dari situlah, Dalem Cikundul sebagai leluhurnya sebagian masyarakat Cianjur, yang tidak terlepas dari berdirinya pedaleman (kabupaten) Cianjur.[1]

Referensi

  1. ^ a b [1]
  2. ^ a b c [2]
  3. ^ [3]
  4. ^ [4]

Pranala Luar

  • (Indonesia) [5]
  • (Indonesia) [6]
  • (Indonesia) [7]

Tokoh Sunda adalah daftar atau direktori yang khusus membahas kontribusi atau peranan tokoh dan keturunan Sunda dalam khasanah sejarah Nusantara, Indonesia.