Vulgata

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Alkitab Vulgata adalah sebuah versi awal abad ke-5 dari Alkitab dalam Bahasa Latin yang sebahagiannya adalah hasil revisi dan sebahagiannya lagi adalah hasil terjemahan Santo Hieronimus atas perintah Paus Damasus I pada tahun 382. Alkitab ini disebut vulgata dari frase versio vulgata, yakni "terjemahan untuk umum", dan ditulis dalam gaya sastra Latin yang umum pada abad ke-4 yang berbeda dengan Bahasa Latin Cicero yang lebih elegan. Vulgata merupakan perbaikan dari beberapa terjemahan yang digunakan saat itu, dan menjadi versi Alkitab definitif dan resmi dari Gereja Katolik Roma. Sebagaimana halnya Alkitab Peshitta (Alkitab Syria) yang lebih tua, Perjanjian Lama Vulgata diterjemahkan langsung dari Alkitab Masoretika (Alkitab Ibrani), bukan dari Alkitab Septuaginta (Alkitab Yunani). Pada tahun 405 Masehi, Hieronimus menyelesaikan terjemahan kitab-kitab protokanonika Perjanjian Lama dari Bahasa Ibrani, dan kitab-kitab deuterokanonika Tobit dan Yudit dari Bahasa Aram. Kitab-kitab lain dan kitab kitab Mazmur diterjemahkan dari Bahasa Yunani. Dalam Alkitab Vulgata edisi Clementina terdapat 76 kitab, 46 kitab Perjanjian lama, 46 kitab Perjanjian Baru, dan 3 kitab Apokrip.

Hubungan dengan Alkitab Latin kuno

Pasa masa Heronimus, kata Vulgata digunakan untuk menyebut Septuaginta (Alkitab berbahasa Yunani). Alkitab berbahasa Latin yang digunakan sebelum Vulgata biasanya disebut Vetus Latina, atau "Alkitab Latin kuno", atau kadang-kadang "Vulgata Latin kuno".

Naskah tersebut tidak diterjemahkan oleh satu orang atau lembaga saja, bahkan tidak diedit secara seragam. Masing-masing kitab berbeda-beda kualitas terjemahan dan gaya bahasanya. Kitab-kitab Perjanjian Lamanya diterjemahkan dari Septuaginta, bukan dari Bahasa Ibrani.

Versi Latin kuno masih digunakan di lingkungan tertentu bahkan sesudah Vulgata Heronimus menjadi Alkitab standar yang berterima di seluruh Gereja Barat. Beberapa komunitas Gallia terus mempergunakan versi Latin kuno selama berabad-abad.

Terjemahan Heronimus

Santo Heronimus dalam studinya, fresko karya Domenico Ghirlandaio, 1480 (Ognissanti, Florence)

Heronimus tidak terjun dalam pekerjaan ini dengan maksud untuk menciptakan sebuah versi baru dari keseluruhan Alkitab, tetapi hakikat perubahan dari program kerjanya dapat dilacak dalam korespondensinya yang panjang lebar itu (walaupun Heronimus sendiri bukanlah seorang saksi mata yang dapat diandalkan). Dia telah ditugaskan oleh Paus Damasus pada tahun 382 untuk merevisi naskah Latin Kuno dari keempat Injil hasil terjemahan dari naskah-naskah Yunani terbaik; dan pada saat mangkatnya Paus Damasus pada tahun 384 dia telah sepenuhnya menunaikan tugas itu, bersama dengan sebuah revisi umum dari Septuaginta Yunani atas naskah Latin kuno untuk kitab Mazmur. Seberapa banyak keseluruhan Perjanjian Baru direvisi Heronimus sulit untuk diketahui saat ini; dan jika demikian maka hanya sedikit dari karyanya yang masih ada dalam naskah Vulgata. Pada tahun 385 Heronimus diusir dari Roma, lalu pergi menetap di Betlehem. Di sana dia menghasilkan sebuah versi baru dari kitab Mazmur, yang diterjemahkannya dari naskah Yunani Hexapla. Dia juga tampaknya telah menerjemahkan kitab-kitab Septuaginta lainnya ke dalam Bahasa latin; namun lagi-lagi, semuanya itu tidak ditemukan dalam naskah Vulgata. Tetapi sejak tahun 390 sampai 405 Heronimus beralih menerjemahkan langsung dari Bahasa Ibrani - dan menerjemahkan ulang seluruh 39 kitab dalam Alkitab Ibrani; termasuk suatu versi lanjut, yakni yang ketiga, dari kitab Mazmur yang masih dapat ditemukan dalam sejumlah kecil manuskrip Vulgata.

Dalam prolognya, Heronimus menggambarkan kitab-kitab yang termasuk dalam Septuaginta namun tidak ditemukan dalam Alkitab Ibrani, sebagai non-kanonik; dia menyebut kitab-kitab itu apocrypha.[1] Meskipun demikian, Septuaginta adalah, dan tetap merupakan, Alkitab Perjanjian Lama standar bagi umat Kristiani berbahasa Yunani; dan serta-merta hal yang sama terjadi dengan padanannya Latinnya yakni Alkitab Perjanjian Lama Vulgata. Dari naskah-naskah Perjanjian Lama di luar kanon Ibrani, Heronimus membuat terjemahan baru untuk kitab Tobit dan Yudit dari Bahasa Aram; namun dari Bahasa Yunani, hanya tambahan-tambahan pada kitab Ester dari Septuaginta, dan tambahan-tambahan pada kitab Daniel dari Theodotion. Kitab-kitab lainnya; Barukh, Kebijaksanaan, Ecclesiasticus (Sirakh), kitab-kitab Makabe, 3 dan 4 Ezra dan Doa Manasye masih dipertahankan terjemahan Latin Kunonya dalam manuskrip-manuskrip Vulgata. Gaya bahasanya masih dapat dibedakan dari gaya bahasa Heronimus. Dalam naskah Vulgata, terjemahan Heronimus dari Bahasa Yunani untuk tambahan-tambahan pada kitab Ester dan Daniel, digabungkan dengan terjemahan-terjemahan kitab Ester dan Daniel dari Bahasa Ibrani.

Mazmur

Mazmur Roma yang disebut Versio Romana atau Psalterium Romanum dari tahun 384 adalah revisi pertama Heronimus atas kitab Mazmur. Mazmur Roma berasal dari kitab Mazmur Versio Vetus Latina, dan dikoreksi agar lebih sejalan dengan Septuaginta. Versio Romana ini kemudian tergantikan oleh terjemahan Heronimus yang berikutnya kecuali di Inggris Anglo-Saxon, di mana versi tadi terus digunakan sampai era penaklukan bangsa Normandia (1066). Mazmur Roma masih digunakan saat ini di Basilika Santo Petrus, Vatikan, dan di Katedral Santo Markus di Venesia. Versi ini mirip dengan versi yang digunakan dalam Ritus Ambrosiana.[2]

Meskipun beberapa manuskrip Vulgata awal memuat terjemahan kitab Mazmur oleh Heronimus dari Bahasa Ibrani, versi Mazmur yang termuat dalam semua manuskrip dan edisi di kemudian hari adalah Versio Gallicana hasil terjemahan dari naskah Yunani Hexapla.

Mazmur baru

Pada abad ke-20 terbit dua Mazmur baru untuk digunakan bersama Vulgata yakni Versio Piana tahun 1945 dan Versio Nova Vulgata tahun 1969. Versi 1969 digunakan dalam Alkitab edisi Nova Vulgata.

Manuskrip-manuskrip dan edisi-edisi awal

Sejumlah manuskrip awal yang memuat Vulgata awal masih ada sampai sekarang. Codex Amiatinus, berpenanggalan abad ke-8 adalah manuskrip Alkitab Vulgata lengkap tertua yang masih ada. Codex Fuldensis, berpenanggalan sekitar tahun 545, berisikan sebahagian besar Perjanjian baru dalam versi Vulgata; tetapi ke-4 injil Vulgata dalam manuskrip tersebut diselaraskan menjadi sebuah narasi bersambung yang berasal dari Diatessaron.

Selama Abad Pertengahan, Vulgata tidak luput dari kesalahan penyalinan yang dilakukan para penyalin naskah dalam biara-biara di seluruh Eropa. Sejak permulaannya, bacaan-bacaan dari Vetus Latina diperkenalkan. Catatan-catatan pinggir secara keliru dimasukkan menjadi bagian dari naskah. Tak satu pun salinan yang sama dengan salinan lain karena si penyalin menambah, mengurangi, keliru mengeja, atau keliru memperbaiki ayat-ayat dalam Alkitab Latin.

Sekitar tahun 550, Cassiodorus (Flavius Magnus Aurelius Cassiodorus Senator, negarawan dan penulis Romawi) berupaya memulihkan kemurnian Vulgata menjadi seperti semula. Alcuin (Flaccus Albinus Alcuinus atau Ealhwine, pujangga Inggris) dari York menyelia upaya perbaikan Vulgata, yang dipersembahkannya kepada Charlemagne pada tahun 801. Upaya-upaya serupa dilakukan pula oleh Santo Theodulfus Uskup Orleans (787?- 821), Lanfranc Uskup Agung Canterbury (1070-1089), Stephen Harding Abbas (kepala biara) dari Cîteaux (1109-1134), dan Diakon Nicolaus Maniacoria (sekitar permulaan abad ke-13). Universitas Paris menghimpun daftar "correctoria" - bacaan-bacaan resmi yang perbedaan-perbedaan sudah diketahui. Sayang sekali, banyak dari bacaan-bacaan yang direkomendasikan tersebut kini diketahui merupakan interpolasi.

Meskipun hadirnya percetakan sangat memperkecil potensi kesalahn yang diperbuat manusia dan meningkatkan konsistensi dan keseragaman naskah, edisi-edisi cetak awal dari Vulgata hanya mereproduksi manuskrip-manuskrip yang tersedia bagi penerbit. Dari ratusan edisi awal, yang paling menonjol saat ini adalah edisi Mazarin yang diterbitkan oleh Johann Gutenberg pada tahun 1455, terkenal karena keindahan dan keantikannya. Pada tahun 1504 Vulgata pertama dengan variasi-variasi bacaan diterbitkan di Paris. Salah satu naskah dari naskah-naskah Complutensian Polyglot merupakan suatu edisi Vulgata yang disusun dari manuskrip-manuskrip kuno dan dikoreksi agar sesuai dengan naskah Yunaninya. Erasmus menerbitkan sebuah edisi yang dikoreksi agar lebih sesuai dengan Alkitab Bahasa Yunani dan Bahasa Ibrani pada tahun 1516. Edisi-edisi koreksi lainnya diterbitkan oleh Pagninus pada tahun 1518, kardinal Kayetanus, Steuchius pada tahun 1529, Clarius pda tahun 1542, dan lain-lain. Pada tahun 1528, Robertus Stephanus menerbitkan edisi kritis pertama yang menjadi dasar edisi-edisi Sistina dan Clementina di kemudian hari. Edisi kritis Yohanes Hentenius dari Louvain menyusul pada tahun [3]. Pada tahun 1550, Stephanus lari ke Jenewa tempat dia menerbitkan, pada tahun 1555, edisi kritis Vulgata terakhirnya, yang berupa Alkitab lengkap pertama yang terbagi-bagi dalam bab-bab dan ayat-ayat - dan yang menjadi naskah referensi Alkitab standar dalam Reformasi teologi pada akhir abad ke-16.

Edisi-edisi di kemudian hari

Judul "Vulgata" kini diberikan kepada tiga naskah yang berbeda, semuanya dipergunakan secara luas di internet. Pembaca dengan cepat dapat mengetahui naskah yang mana yang dibacanya dengan cara mencermati ejaan nama Hawa dalam 'Kejadian 3:20'.

  • Vulgata Clementina; Alkitab Latin resmi Gereja Katolik Roma sejak tahun 1592 sampai 1979. Meskipun edisi terakhir merupakan reproduksi dari Alkitab Vulgata Clementina terbitan tahun 1592, naskahnya telah mengalami perubahan ejaan dan tanda baca; serta memuat pembagian-pembagian ayat seperti Vulgata Jenewa tahun 1555. Dalam Kitab Kejadian 3:20, nama "Hawa" dieja "Heva".
  • Edisi-edisi kritis moderen dari Vulgata (Stuttgart, Wordsworth, dan White). Edisi-edisi tersebut mencoba sedapat mungkin memperbaiki naskah agar kembali seperti naskah asli dari Heronimus, khususnya dalam hal mengeluarkan bacaan-bacaan yang telah terinterpolasi ke dalam Vulgata Clementina. Dalam Kitab Kejadian 3:20, nama "Hawa" dieja "Hava".
  • Nova Vulgata; Alkitab Latin resmi Gereja Katolik Roma sejak tahun 1979. Merupakan Vulgata Clementina yang telah diperbaiki dan dimodifikasi. Dalam Kitab Kejadian 3:20, nama "Hawa" dieja "Eva".

Vulgata Clementina

Prolog Injil Yohanes, Alkitab Vulgata Clementina, edisi 1922

Vulgata Clementina (Biblia Sacra Vulgatae Editionis Sixti Quinti Pontificis Maximi iussu recognita atque edita) merupakan edisi yang paling dikenal umat Katolik yang hidup pada masa sebelum adanya reformasi liturgis sesudah Konsili Vatikan II (salah satu konsekuensi dari reformasi tersebut adalah makin jarangnya Bahasa Latin dipergunakan dalam liturgi).

Sesudah Reformasi Protestan, tatkala Gereja Katolik berjuang menghadapi doktrin-doktrin Protestantisme, Vulgata diteguhkan kembali dalam Konsili Trente sebagai satu-satunya Alkitab berbahasa Latin yang diizinkan untuk digunakan.[4] Untuk memperkuat deklarasi itu, dewan Konsili menugaskan Sri Paus untuk membuat sebuah naskah standar dari Vulgata di luar dari edisi-edisi produksi masa renaissance dan manuskrip-manuskrip produksi Abad Pertengahan yang begitu banyak jumlahnya. Wujud nyata pertama dari naskah resmi ini baru muncul pada tahun 1590. Naskah ini disponsori oleh Paus Sixtus V (1585-1590) dan dikenal sebagai Vulgata Sistina. Naskah ini didasarkan atas edisi Robertus Stephanus yang dikoreksi agar sesuai dengan naskah Yunani, akan tetapi karena buru-buru dicetak maka nahkah ini mengalami banyak kesalahan cetak. Vulgata Sistina dengan segera digantikan oleh sebuah edisi baru setelah terpilihnya paus yang baru, Klemens VIII (1592-1605) yang segera memerintahkan agar dilakukan koreksi dan revisi. Versi baru itu lebih banyak didasarkan atas edisi Hentenius, dan sikenal sebagai Vulgata Sixto-Clementina, atau singkatnya Vulgata Clementina, meskipun nama 'Sixtus' yang tampak pada halaman judul. Klemens menerbitkan 3 cetakan edisi ini pada tahun 1592, 1593, dan 1598.

Vulgata Clementina berbeda dari manuskrip-manuskrip yang menjadi dasarnya karena di dalamnya berbagai kata pengantar dari St. Heronimus dikelompokkan menjadi satu di bagian permulaan, dan menempatkan Kitab 3 dan 4 Ezra serta Doa Manasye ke dalam sebuah lampiran.

Kitab Mazmur Vulgata Clementina, seperti halnya dalam hampir semua edisi di kemudian hari, adalah Gallicanum.

Vulgata Clementina 1592 menjado Alkitab standar Gereja Katolik Ritus Roma sampai tahun 1979, tahun diperkenalkannya Nova Vulgata.

Edisi-edisi yang lebih baru

Edisi Stuttgart

Vulgata elektronik

Nova Vulgata

Novum Testamentum Latine

Keluaran-keluaran terjemahan

Prolog-prolog

Pengaruh terhadap Budaya Barat

Dalam hal memiliki arti penting bagi budaya, seni, dan kehidupan Abad Pertengahan, Vulgatalah yang paling unggul. Selama abad-abad kegelapan dan berlanjut pada masa Renaissance dan Reformasi, karya agung Santo Heronimus itu tegak laksana pilar terakhir kejayaan Romawi dan batu karang Gereja Latin karena Vulgata berjuang mempersatukan Eropa yang terpecah-pecah melalui iman Katolik. Karena Versi Alkitab ini dikenal baik dan dibaca oleh umat beriman selama seribu tahun (antara tahun 400–1530 Masehi), Vulgata menjadi sangat berpengaruh, terutama atas seni dan musik, sebab Vulgata menjadi sumber ilham bagi lukisan-lukisan, kidung-kidung dan drama-drama rohani populer yang tak terbilang banyaknya. Bahkan tatkala tradisi Reformasi Jenewa berusaha menggantikan Vulgata Latin dengan versi bahasa setempat yang diterjemahkan dari bahasa aslinya, Vulgata tetap mereka pertahankan dan gunakan dalam debat teologis. Baik dalam kumpulan khotbah-khotbah Yohanes Calvin dalam Bahasa latin, maupun dalam edisi Perjanjian Baru Bahasa Yunani karya Theodorus Beza, teks referensi Latin pendamping yang digunakan adalah Vulgata; dan di tempat-tempat gereja-gereja Protestan meneladani Jenewa melakukan upaya yang sama - seperti di Inggris dan Skotlandia - justru timbul apresiasi yang lebih luas atas terjemahan Heronimus karena gaya bahasanya yang agung dan prosanya yang luwes. Padanan Vulgata yang paling dekat dalam Bahasa Inggris, yakni Alkitab Raja Yakobus (Alkitab King James Version), atau Authorised Version, memperlihatkan tanda-tanda pengaruh Vulgata, teristimewa jika dibandingkan dengan versi bahasa setempat yang lebih awal karya William Tyndale; dalam hal cara Heronimus memadukan secara teknis kosa kata religius Latin yang tepat dengan gaya prosa yang agung dan ritme-ritme puitis yang kuat.

Terjemahan-terjemahan yang didasarkan pada Vulgata

Sebelum Divino Afflante Spiritu, ensiklik Paus Pius XII, dipublikasikan, Vulgata merupakan naskah sumber bagi berbagai terjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa setempat. Dalam Bahasa Inggris, terjemahan kata per kata Injil-Injil Lindisfarne (Lindisfarne Gospels) dan terjemahan-terjemahan Alkitab ke dalam Bahasa Inggris Kuno lainnya, Alkitab terjemahan John Wycliffe, Alkitab Douay Rheims, Alkitab Confraternity (Confraternity Bible), serta Alkitab terjemahan Ronald Knox semuanya diterjemahkan dari Vulgata.

Pengaruh terhadap Bahasa Inggris

Vulgata berpengaruh besar terhadap perkembangan Bahasa Inggris, khususnya dalam bidang keagamaan dan Kitab Suci. Banyak kata Latin yang diambil dari Vulgata ke dalam Bahasa Inggris nyaris tanpa perubahan arti atau ejaan: creation dari creatio (Kejadian 1:1, Ibrani 9:11), salvation dari salvatio (Yesaya 37:32, Efesus 2:5), justification dari justificatio (Roma 4:25, Ibrani 9:1), testament dari testamentum (Matius 26:28), sanctify dari sanctificatio (1 Petrus 1:2, 1 Korintus 1:30), regenerate dari regeneratio (Matius 19:28), dan rapture dari raptura (dari bentuk nomina untuk verba rapiemur dalam 1 Tesalonika 4:17). Kata "publican" berasal dari kata Latin publicanus (Matius 10:3), dan frase "far be it" adalah terjemahan dari ungkapan Latin absit (misalnya dalam Matius 16:22 pada Alkitab King James). Contoh-contoh lainnya adalah apostle dari apostolus, church dari ecclesia, gospel dari evangelium, Passover dari Pascha, dan angel dari angelus.

Referensi

  1. ^ Prolog-prolog Santo Hieronimus, naskah Latin
  2. ^ Artikel mengenai Santo Hieronimus, Catholic Online
  3. ^ Article, International Standard Bible Encyclopedia, 1915
  4. ^ Kanon-kanon dan dekrit-dekrit Konsili Trente, Sesi Ke-4, 8 April 1546.

Pranala luar