Lompat ke isi

Majapahit

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:Locator majapahit.png
Lokasi ibu kota kerajaan Majapahit

Majapahit adalah suatu kerajaan yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M dan berpusat di pulau Jawa bagian timur. Kerajaan ini pernah menguasai sebagian besar pulau Jawa, Madura, Bali, dan banyak wilayah lain di Nusantara. Majapahit adalah yang terakhir dan sekaligus yang terbesar di antara kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara.

Sumber catatan sejarah

Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton ('Kitab Raja-raja') dalam bahasa Kawi dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuna.[1] Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuna yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa itu, hal yang terjadi tidaklah jelas.[2] Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuna maupun catatan sejarah dari Tiongkok.

Keakuratan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Namun demikian, garis besar sumber-sumber tersebut sejalan dengan catatan sejarah dari Tiongkok. Khususnya, daftar penguasa dan keadaan kerajaan ini tampak cukup pasti.[2]

Sejarah

Berdirinya Majapahit

Sesudah Singhasari mengusir Srivijaya dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290, kekuasaan Singhasari yang naik menjadi perhatian Kubilai Khan di China dan dia mengirim duta yang menuntut upeti.

Kertanagara, pengasa kerajaan Singhasari, menolak untuk membayar upeti dan Khan memberangkatkan ekspedisi menghukum yang tiba di pantai Jawa tahun 1293. Ketika itu, seorang pemberontak dari Kediri, Jayakatwang, sudah membunuh Kertanagara. Kertarajasa atau Raden Wijaya, anak menantu Kertanegara, bersekutu dengan orang Mongolia melawan Jayakatwang dan, setelah mengalahkan Jayakatwang, membalik dan memaksa sekutu Mongolnya untuk menarik kembali pasukannya secara kalang-kabut.

Pada tahun 1293 M, Raden Wijaya membangun daerah kekuasaannya, dengan ibukota yang diberi nama Majapahit, dari maja (nama buah) dan pahit. Ia dinobatkan dengan nama resmiKerjarajasa Jayawarddhana. Kerajaan baru ini menghadapi banyak tantangan. Beberapa orang kepercayaan Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak kepada kekasaannya, meskipun kebanyakan dari pemberontakan ini dapat dipatahkan. Diduga bahwa mahapati (setara dengan Perdana Menteri) Halayudha adalah dalang dibalik segala pemberontakan ini untuk menjebak semua saingannya agar ia sendiri dapat menraih posisi tertinggi di pemerintahan. Akan tetapi setelah tewasnya pemberontak terakhir, Kuti, Halayudha ditangkap dan dipenjara atas segala tipu muslihatnya. Ia kemudian dijatuhi hukuman mati. Raden Wijaya wafat pada tahun 1309.

Kejayaan Majapahit

Penguasa Majapahit paling utama ialah Hayam Wuruk, yang memerintah dari tahun 1350 hingga 1389.

Gajah Mada, seorang patih dan bupati Majapahit dari 1331 ke 1364, memperluas kekuasaan kekaisaran ke pulau sekitarnya. Beberapa tahun sesudah kematian Gajah Mada, angkatan laut Majapahit menduduki Palembang, menaklukkan daerah terakhir kerajaan Sriwijaya.

Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi hampir seluas wilayah Indonesia modern, termasuk daerah-daerah di Sumatra bagian barat, Maluku, Papua bagian timur, dan beberapa negara Asia Tenggara[3].

Walaupun penguasa Majapahit melebarkan kekuasaan mereka di tanah seberang di seluruh Nusantara dan membinasakan kerajaan-kerajaan tetangga, fokus mereka kelihatannya hanya untuk menguasai dan memonopoli perdagangan komersial antarpulau.

Jatuhnya Majapahit

Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama mulai memasuki Nusantara. Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, tenaga Majapahit berangsur-angsur melemah dan perang suksesi yang mulai dari tahun 1401 dan berlangsung selama empat tahun melemahkan Majapahit. Setelah ini Majapahit ternyata tak dapat menguasai Nusantara lagi. Sebuah kerajaan baru yang berdasarkan agama Islam, yaitu Kesultanan Malaka mulai muncul dan menghancurkan hegemoni Majapahit di Nusantara.

Kehancuran Majapahit diperkirakan terjadi pada sekitar tahun 1500-an meskipun di Jawa ada sebuah khronogram atau candrasengkala yang berbunyi seperti ini: sirna hilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebaga 0041 = 1400 Saka => 1478 Masehi. Arti daripada sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi (Majapahit)”.

Raja-raja Majapahit

  1. Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1294 - 1309)
  2. Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328)
  3. Sri Gitarja, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350)
  4. Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)
  5. Wikramawardhana (1389 - 1429)
  6. Suhita (1429 - 1447)
  7. Kertawijaya, bergelar Brawijaya I (1447 - 1451)
  8. Rajasawardhana, bergelar Brawijaya II (1451 - 1453)
  9. Purwawisesa atau Girishawardhana, bergelar Brawijaya III (1456 - 1466)
  10. Pandanalas, atau Suraprabhawa, bergelar Brawijaya IV (1466 - 1968)
  11. Kertabumi, bergelar Brawijaya V (1468 - 1478)
  12. Girindrawardhana, bergelar Brawijaya VI (1478 - 1498)

Referensi

  1. ^ Johns, A.H. (1964). "The Role of Structural Organisation and Myth in Javanese Historiography". The Journal of Asian Studies. 24 (1): 91–99. 
  2. ^ a b M.C. Ricklefs, A History of Modern Indonesia Since c. 1300, Edisi ke-2. Stanford: Stanford University Press, 1991, hlm. 18
  3. ^ Poesponegoro, M.D., Notosusanto, N. (editor utama). Sejarah Nasional Indonesia. Edisi ke-4. Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hlm. 436.

Lihat pula

Pranala luar