Lompat ke isi

Birokrasi Surga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 00.31 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 2 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q2928436)

Birokrasi Surga merupakan panteon Dewata dalam Mitologi Cina. Sesuai dengan namanya, panteon ini memiliki wujud terorganisasi sebagaimana administrasi pemerintah kekaisaran China kuno (khususnya selama Dinasti Han), dengan Kaisar Giok sebagai kaisar tertinggi dan semua Dewata lainnya harus melapor kepada beliau. Persidangan roh-roh orang yang meninggal dalam birokrasi ini berlangsung di Dunia Bawah, jiwa-jiwa orang yang suci akan dibawa ke Surga. Setiap departemen mengatur salah satu aspek yang terjadi di dunia manusia, misalnya hujan atau wabah.

Yuanshi Tianzun dan Kaisar Giok

Kepercayaan Taoisme menyebutkan bahwa Yuanshi Tianzun, sang Pencipta dan yang tertua dalam Tiga Dewata Murni menyerahkan kedudukan pemimpin Briokrasi Surga kepada wakilnya, yaitu Kaisar Giok. Kaisar Giok memerintah seluruh Surga, Bumi, dan Dunia Bawah/ Neraka dengan dibantu sangat banyak pembantu sipil dan birokrat. Beliau memutuskan dan membagikan pahala dan pengampunan kepada para orang suci, yang hidup, dan yang telah meninggal berdasarkan suatu sistem welas asih yang disebut Naskah Emas Prinsipal Giok. Pengadilan Surgawi tersebut menyerupai pengadilan kerajaan di dunia manusia; terdapat prajurit, birokrat, keluarga kerajaan, dan bangsawan. Setiap departemen diawasi oleh sesosok Dewa atau Roh Suci.[1]

Para dewa pejabat

Kaisar Giok dalam menjalankan pemerintahannya dibantu oleh para Tian Shen (Hanzi:天神;Dewata/Roh-Roh Langit) dan Di Shen (Hanzi:地神; Dewata/Roh-Roh Bumi). Ada pula Dewa-Dewi lain yang tidak termasuk kedalam tatanan pejabat Surga, yang meskipun dapat menolong manusia tetapi jarang yang disembah.[2].

Tian Shen

Para Dewata Langit mengatur cuaca dan segala kejadian alam di atmosfer. Diantaranya adalah Yu Huang Da Di sendiri, Tai Huang, Tian Huang, Tian Guan, Wu Lao, Roh-Roh Matahari (Hou Yi), rembulan (Chang'e), bintang, angin, awan, guntur, kilat, dan hujan. Diantara para bintang, yang terkenal adalah rasi bintang Wen Chang yang dipuja para pejabat dan pelajar, menentukan pembagian jabatan, kenaikan pangkat dan kelulusan ujian. Beliau adalah Lu Xing (Bintang Jabatan), salah satu dari Fu Lu Shou.[2]

Di Shen

Para Dewata Bumi atau Pejabat Bumi (Di Qi) antara lain adalah: Roh-Roh gunung, sungai, lembah, kota, wilayah, dapur, pintu, harta, penyebar penyakit, raja naga, Houtu (Dimu), Diguan, dan Shuiguan.[2]

Dewa Kota Cheng Huang dan Dewa Bumi Tu Di Gong menulis laporan keadaan dunia. Setiap kota memiliki sesosok Cheng Huang (Dewa Kota) yang melindungi. Beliau tidak hanya melindungi kota dari serangan, tetapi juga menjaga agar "Dewa Kematian" tidak mengambil nyawa melebihi apa yang diotoritaskan kepadanya. Tu Di Gong adalah Dewa Bumi lokal (kota, desa, jalan, rumah). Meskipun tidak terlalu berkuasa, tetapi beliau adalah birokrat Surga yang paling sederhana dan paling dekat dengan manusia sehingga siapapun dapat dengan mudah memohon pertolongannya. Biasanya beliau digambarkan sebagai seorang tua yang ramah. Setiap tahun, Dewa Dapur Zao Jun mengirimkan laporan tingkah laku manusia kepada Yu Huang.[1]

Tokoh-tokoh lain yang dipuja

Xian

Xian merupakan sebuatan bagi manusia yang sudah mencapai tingkat keabadian dalam ajaran Taoisme. Meskipun sakti dan bisa membantu manusia, biasanya Xian tidak dipuja karena bukan termasuk dewa pejabat (Shen). Menurut Kitab Ding Guan Jing, orang yang melakukan pembinaan diri untuk menjadi Xian akan melewati tujuh tahapan di bawah ini.[2]

  1. Manusia yang memiliki batin mantap dan menyadari kekotoran duniawi.
  2. Manusia yang terbebas dari kemelekatan duniawi, badan terasa ringan dan selalu segar.
  3. Manusia yang kembali bertubuh remaja yang lebih sempurna.
  4. Xianren (manusia xian) yang berusia panjang hingga ribuan tahun.
  5. Zhenren (manusia sejati) yang bisa merubah seluruh tubuh menjadi qi (prana).
  6. Shenren (manusia roh) yang bisa merubah seluruh qi (prana) menjadi shen (roh).
  7. Zhiren (manusia sempurna) yang berhasil bersatu dengan Tao (jalan).

Beberapa Xian yang dipuja adalah Ba Xian dan He He Er Xian.

Leluhur, pahlawan, dan tokoh agama

Para leluhur tidak hanya terbatas pada sanak keluarga saja, melainkan juga leluhur bangsa dan kaisar-kaisar zaman purba, misalnya adalah Tiga Maharaja dan Lima Kaisar. Para pahlawan seperti Guan Yu, Chen Huang Er Xian Sheng, Yue Fei, dan Zheng Cheng Gong umumnya diberi penghormatan oleh penduduk atau negara yang berhutang budi kepada mereka.[2]

Para guru besar agama dari ketiga aliran juga dipuja terutama oleh para pengikutnya. [2] Tokoh-tokoh Konfusianis disebut nabi-nabi suci (Sheng Ren), misalnya adalah Gong Fuzi dan Mengzi. Tokoh-tokoh Taoisme antara lain adalah Laozi, Zhang Daoling, Lu Dong Bin, dan Qiu Chuji. Tokoh-tokoh dalam agama Buddha antara lain Buddha Sakyamuni, Bodhidharma, Jigong, dan Budai.

Roh pujaan dan tokoh setempat

Hampir di setiap provinsi maupun daerah di China, dan negara-negara lain yang memiliki pemukiman etnis China, memiliki roh pujaan setempat.[2] Roh (Shen) tersebut misalnya adalah:

Rakyat juga memiliki tokoh pujaan yang tidak termasuk kategori di atas. Tokoh-tokoh tersebut misalnya adalah Zhong Kui, Sun Wukong, Baron Skeber,[2] Zhuge Liang, Jiang Ziya, dan Fu Lu Shou.

Panteon Buddhisme di China

Agama Buddha (aliran Mahayana) di China juga turut menyumbangkan panteon tersendiri dalam tatanan dewa-dewi agama tradisional China.

Panteon aliran Mahayana di China

1. Buddha (Fo)

Tiga Buddha yang sangat paling dikenal dalam Mahayana di China adalah Rulai Fo (Buddha Sakyamuni), Omituo Fo (Buddha Amitabha), dan Yaoshi Fo (Buddha Bhaisajyaguru).

2. Bodhisatwa ( Púsà)

Para Bodhistawa yang dikenal dalam Buddhisme di China antara lain Guan Shi Yin Púsà, Pu Xian Púsà, Wen Shu Se Li Púsà, Di Zang Wang Púsà, Mi Le Púsà, Da Shì Zhì Púsà, Xu Kong Zang Púsà, dan Jin Gang Shou Púsà.

3. Arhat (Lohan)

Kelompok Arhat di China yang paling terkenal adalah yang berjumlah 18, dikenal dengan nama Shí Bā Lohan.

4. Sangharama (Qielan) Qielan merupakan sekelompok dewa dalam panteon Buddhis-Taois China yang bertugas menjaga kuil dan biara, tetapi lebih sering digunakan untuk menyebut Guan Yu. Ia selalu dipasangkan dengan Wei Tuo (Skanda) sebagai Dewa Pintu Buddhis.

Para dewa pelindung lain yang cukup terkenal adalah Si Da Tian Wang; yaitu Mo Lihai yang bergelar Guang Mu Tian Wang, Mo Lisu yang bergelar Duo Wen Tian Wang, Mo Lizhen yang bergelar Chi Guo Tian Wang, dan Mo Lihong yang bergelar Zeng Zhang Tian Wang. [2]

Para pejabat akhirat

Para dewa pejabat akhirat bertugas untuk mengadili roh-roh orang yang sudah mati. Roh-roh suci akan naik ke surga, roh-roh biasa akan menerima pembinaan di alam baka sebelum diperbolehkan untuk bereinkarnasi, sementara roh-roh jahat akan dijebloskan ke neraka. Alam baka dikuasai oleh Dongyue Dadi, dibina oleh Di Zang Wang Púsà (atau Youming Jiaozhu, Fengdu Dadi), dan dikelola oleh 10 Raja Akhirat Yan Luo Wang.[2]

1. Yan Luo Wang

Setiap Yan Luo Wang menguasai satu dari 10 istana atau bagian alam baka: satu wilayah untuk roh-roh baik, satu wilayah untuk mengurusi roh-roh yang bereinkarnasi, dan 8 wilayah hukuman. Jabatan sebagai Raja Akhirat hanya berlangsung selama 200 tahun. Banyak tokoh-tokoh yang semasa hidupnya terkenal jujur, adil, dan berani terpilih untuk menduduki jabatan ini. Misalnya Han Qinghu (538-592), Kou Zhun (961-1027), Pan Zhongyan (989-1052), dan Bao Zheng atau Hakim Bao (999-1062).[2]

2. Pan Guan

Pan Guan atau Jaksa Akhirat merupakan para asisten Yan Luo Wang. Setiap Raja Akhirat dibantu oleh emapt Pan Guan yang masing-masing membawa kitab hukum, kitab perbuatan baik, kitab perbuatan jahat, dan kitab kelahiran-kematian.[2]

3. Para staf akhirat

  • Wu Chang Gui, yaitu si Hitam Hei Wuchang dan si putih Bai Wuchang yang bertugas menjemput roh-roh orang mati.
  • Niu Tou si Kelapa Kerbau dan Ma Mian si Muka Kuda. Bertugas sebagai pencabut nyawa, penjaga pintu neraka, algojo, dan sebagainya.
  • Meng Po atau Nenek Meng yang menyuguhi minuman kepada para roh yang hendak melintasi jembatan reinkarnasi Nai He Qiao (Jembatan Tak Berdaya), supaya melupakan segala ingatan di kehidupan yang lalu.
  • Gui Wang (Raja Hantu), Gui Shen (Roh Mulia), dan sebagainya.

Lihat Pula

Catatan Kaki

  1. ^ a b Nationsonline.org. Unduh= 8 Maret 2013. Jade Emperor.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l Bidang Litbang PTITD/Matrisia Jawa Tengah. 2007. Pengetahuan Umum tentang Tridharma. Semarang: Penerbit Benih Bersemi.