Lompat ke isi

Orang Peranakan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 Juli 2013 13.42 oleh Ennio morricone (bicara | kontrib) (buat halaman baru bg1)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Tionghoa Peranakan
峇峇娘惹
土生華人
Daerah dengan populasi signifikan
Indonesia (6,000,000), Thailand (1,000,000), Malaysia (500,000), Singapura (500,000) [1]
Bahasa
Tionghoa lisan, Melayu, Indonesia, Inggris
Agama
Buddha Mahayana, Kekristenan
Khonghucu, Taoisme, Islam Sunni
Kelompok etnik terkait
Tionghoa perantauan, Peranakan Jawi
Orang Peranakan
Nama Tionghoa
Hanzi tradisional: 峇峇娘惹
Hanzi sederhana: 峇峇娘惹
Nama Melayu
Melayu: Peranakan/Cina Benteng/Kiau-Seng

Tionghoa Peranakan (atau hanya "Peranakan", dan "Baba-Nyonya" di Malaysia) adalah istilah yang digunakan oleh para keturunan imigran bangsa Cina yang sejak akhir abad ke-15 dan abad ke-16 telah berdomisili di kepulauan Nusantara (sekarang Indonesia), termasuk Malaya Britania (sekarang Malaysia Barat dan Singapura).

Anggota etnis ini di Malaka, Malaysia menyebut diri mereka sebagai "Nyonya Baba". "Nyonya" adalah istilah untuk wanita dan "Baba" untuk laki-laki. Sebutan ini berlaku terutama untuk populasi etnis Tionghoa dari Negeri-Negeri Selat di Malaya kala era kolonial, Pulau Jawa yang kala itu dikuasai Belanda, dan lokasi lainnya, yang telah mengadopsi kebudayaan Nusantara - baik sebagian atau seluruhnya - dan menjadi lebih berasimilasi dengan masyarakat pribumi setempat. Banyak etnis ini yang merupakan kaum elit Singapura, lebih setia kepada Inggris daripada China. Sebagian besar telah tinggal selama beberapa generasi di sepanjang selat Malaka dan sebagian besar telah memiliki garis keturunan dari perkawinan dengan orang Nusantara pribumi dan Melayu. Etnis Peranakan biasanya merupakan pedagang, perantara antara Inggris dan China, atau China dan Melayu, atau juga sebaliknya karena mereka dididik dalam sistem Inggris. Karena itu, orang Peranakan hampir selalu memiliki kemampuan untuk berbicara dalam dua bahasa atau lebih. Dalam generasi selanjutnya, banyak yang telah kehilangan kemampuan untuk berbicara bahasa China karena mereka telah berasimilasi dengan budaya Semenanjung Malaya dan telah berbicara lancar Bahasa Melayu sebagai bahasa pertama atau kedua.

Istilah "Peranakan" paling sering digunakan di kalangan etnis Tionghoa bagi orang keturunan Tionghoa, di Singapura dan Malaysia orang keturunan Tionghoa ini dikenal sebagai Tionghoa Selat (土生華人; karena domisili mereka di Negeri-Negeri Selat), namun ada juga masyarakat Peranakan lain yang relatif kecil, seperti India Hindu Peranakan (Chitty), India Muslim Peranakan (Jawi Peranakan atau Jawi "Pekan") (Aksara Jawi menjadi tulisan Arab yang telah di-Jawa-kan,[2] "Pekan" adalah istilah sehari-hari yang telah mengalami kontraksi pengucapan dari "Peranakan"[2]) dan Peranakan Eurasia (Kristang[2]) (Kristang = Kristen).[2][3] Kelompok ini memiliki hubungan paralel dengan orang Hokkian Kamboja, yang merupakan keturunan Tionghoa Hoklo. Mereka mempertahankan sebagian budaya mereka meskipun bahasa asli mereka secara bertahap menghilang beberapa generasi setelah bermukim.[4]

Tokoh-tokoh peranakan

Indonesia

Malaysia

Singapura

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ [1], theperanakansourcelibrary
  2. ^ a b c d Sadaoh Nasution, Kamus Umum Lengkap: Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris, University of California: 1989: 562 pages
  3. ^ http://www.peranakanmuseum.sg/themuseum/abtperanakans.asp
  4. ^ The Chinese in Cambodia By William E. Willmott

Rujukan

  • Lee Chin Koon: Mrs. Lee's Cookbook. Nonya Recipes and other favourite recipes.
  • Mahmood, Datin Sari Endon: The Nyonya Kebaya: A Century of Straits Chinese Costume, ISBN 0-7946-0273-8
  • Rudolph, Jürgen (1998). Reconstructing Identities: A Social History of the Babas in Singapore. Singapura: Ashgate. costumes
  • Khoo, Joo Ee (1998). The Straits Chinese: A Cultural History. Kuala Lumpur, Malaysia: The Pepin Press.  ISBN 90-5496-008-6
  • Chang, Queeny (1981). Memories of a Nonya. Singapura dan Selangor, Malaysia: Eastern Universities Press Sdn Bhd. 

Pranala luar