Lompat ke isi

Ostrinia furnacalis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 4 Januari 2014 01.56 oleh Kembangraps (bicara | kontrib) (baru stub, belum selesai)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Ostrinia furnacalis
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Spesies:
O. furnacalis
Nama binomial
Ostrinia furnacalis
(Guenée, 1854)
Sinonim
  • Botys furnacalis Guenée, 1854
  • Botys damoalis Walker, 1859
  • Botys salentialis Snellen, 1880
  • Pyrausta polygoni Dyar, 1905
  • Pyrausta vastatrix Schultze, 1908
  • Spilodes kodzukalis Matsumura, 1897

Ostrinia furnacalis adalah salah satu hama utama pertanaman jagung yang menyerang bagian batang maupun pangkal tongkolnya. Larvanya membuat saluran-saluran di dalam batang selagi menggerogoti jaringan untuk makanannya, sehingga ia disebut juga penggerek batang jagung atau Asian corn borer. Penyebutan "asia" digunakan untuk membedakannya dari penggerek batang jagung di kawasan beriklim sedang, European corn borer (O. nubilalis).

Serangga ini termasuk dalam kelompok ngengat dan anggota suku Crambidae, yang memang dikenal menyukai anggota rumput-rumputan. Persebarannya adalah kawasan Asia Timur sampai Australia. It is well known as an agricultural pest on several crops, especially corn. Laporan persebaran mencakup Cina, Indocina, Malesia (termasuk Filipina), Mikronesia, sampai Kepulauan Solomon. Dari segi kerugian yang ditimbulkan, hama ini menempati posisi kedua setelah penyakit bulai[1].

Biologi

Posisi taksonominya cukup rumit, sehingga dianggap sebagai anggota kelompok spesies bersama-sama Ostrinia lain, seperti O. orientalis, O. scapulalis, O. zealis dan O. zaguliaevi[2].

Peran dalam pertanian

Serangga ini termasuk dalam enam hama utama jagung (di Indonesia), selain ulat tanah Agrotis ipsilon, ulat grayak Spodoptera litura, lalat bibit Atherigona, penggerek tongkol Helicoverpa armigera, dan belalang kembara Locusta migratoria. Jika menyerang tanaman berumur di bawah lima minggu kerugian dapat mencapai 100% karena ia menyerang hampir semua fase dan bagian batang: pangkal batang, titik tumbuh, tangkai malai, serbuk sari, dan tongkol[3]. Apabila tidak menemukan tanaman jagung, serangga ini akan mencari inang lain, seperti millet, jewawut, jali, tebu, sorgum, paprika, kapas, dan juga jahe[3].

Rujukan