Lompat ke isi

Republik Krimea (negara)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 22 Maret 2014 11.14 oleh Farras (bicara | kontrib)
Republik Krimea

Республика Крым
Къырым Джумхуриети
Республіка Крим
2014–2014
Bendera Republik Krimea
Bendera
{{{coat_alt}}}
Lambang
Semboyan"Процветание в единстве" (Rusia)
Protsvetanie v yedinstve  (transliterasi)
"Kemakmuran dalam persatuan"
Lagu kebangsaan"Нивы и горы твои волшебны, Родина" (Rusia)
Nivy i gory tvoi volshebny, Rodina  (transliterasi)
Tanah dan pegununganmu indah, ibu pertiwi
Lokasi the  Crimean peninsula  (green) di Europe
Lokasi the  Crimean peninsula  (green)

di Europe

Ibu kotaSimferopol
44°57′N 34°06′E / 44.950°N 34.100°E / 44.950; 34.100
Bahasa yang umum digunakan
PemerintahanRepublik[1]
LegislatifParlemen Krimea
Sejarah 
11 Maret 2014
16 Maret 2014
17 Maret 2014[2][3]
17 Maret 2014
18 Maret 2014
• Ratifikasi
21 Maret 2014
Luas
Total26.100 km2 (10.100 sq mi)
200726.100 km2 (10.100 sq mi)
Populasi
• 2007
2352385
Didahului oleh
Digantikan oleh
Ukraine
Republik Krimea
Diklaim oleh   Rusia &  Ukraina
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Republik Krimea (bahasa Rusia: Республика Крым; Tatar Krimea: Къырым Джумхуриети, Qırım Cumhuriyeti; bahasa Ukraina: Республіка Крим) adalah negara berdaulat berumur pendek yang separuh diakui yang mengklaim seluruh Semenanjung Krimea di Laut Hitam, sebelah selatan Ukraina, dan sebelah barat Rusia selatan. Negara ini berdiri selama satu hari lebih sedikit pasca referendum Krimea 2014 sebelum bergabung dengan Rusia sebagai salah satu republiknya. Penggabungan Krimea ke Rusia umumnya tidak diakui secara internasional.

Negara ini terbentuk dari penyatuan kembali Republik Otonom Krimea dan kota Sevastopol—diakui secara internasional sebagai pembagian administratif Ukraina—menjadi satu bangsa tunggal. Kedua wilayah sebelumnya mengadopsi resolusi gabungan yang menyatakan keinginan mereka untuk merdeka serta resolusi yang menyatakan keinginan mereka untuk bergabung dengan Rusia. Untuk keperluan tersebut kedua pemerintahan melakukan referendum. Meski mayoritas suara dalam referendum ini memilih merdeka dari Ukraina, keabsahan dan kenetralan suara tersebut tidak diakui secara internasional, terutama karena dilakukan di tengah-tengah dugaan pendudukan semenanjung Krimea oleh Rusia. Satu hari setelah referendum, kedua wilayah bersatu dan menyatakan merdeka sebagai satu negara tunggal. Rusia mengakui kedaulatan negara yang baru terbentuk ini pada hari yang sama.[4] Republik ini mendaftar untuk bergabung dengan Federasi Rusia sebagai subjek federal pada saat yang sama dengan deklarasi kemerdekaannya.[5] Pemerintah Rusia segera memulai proses penerimaan Krimea dan Sevastopol.[6]

Pada tanggal 21 Maret 2014, Dewan Federasi Rusia meratifikasi perjanjian penggabungan,[7] dan Presiden Vladimir Putin mengesahkan perjanjian itu pada hari yang sama. Penggabungan dimundurkan sampai 18 Maret.[8]

Pemerintahan Ukraina yang baru, bersama semua negara berdaulat kecuali Rusia, tidak mengakui klaim kedaulatan Republiik Krimea, penyatuan kembali Republik Otonom Krimea dengan Sevastopol, dan referendum yang berujung pada pemisahan diri Krimea.

Sejarah

Dulunya merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia, Krimea diduduki kembali oleh Rusia Soviet pada tahun 1921 dan diberikan status republik otonom. Setelah Perang Dunia II pada tahun 1945, pemerintah Soviet mendeportasi suku Tatar Krimea dan status otonom wilayah ini dicabut. Pada tahun 1954, Presidium Soviet Agung Uni Soviet mentransfer wilayah ini ke Ukraina. Ukraina mengembalikan status otonomnya pada tahun 1991 dan mengizinkan semua warga Tatar Krimea untuk kembali. Status otonom Krimea ditegaskan kembali pada tahun 1996 seiring diratifikasinya Konstitusi Ukraina yang menyatakan Krimea sebagai "Republik Otonom Krimea" sekaligus "bagian konstituen Ukraina yang tak terpisahkan."[9]

Pada tanggal 11 Maret 2014, di tengah-tengah krisis Krimea 2014, parlemen Krimea dan Dewan Kota Sevastopol mengeluarkan surat pernyataan merdeka secara unilateral dari Ukraina.[1] Dokumen tersebut secara spesifik menyebut Kosovo sebagai penyebab di paragraf pertamanya.[1]

Deklarasi ini dilakukan untuk mengesahkan referendum mengenai status Krimea. Melalui referendum ini, warga Krimea berhak memilih apakah Krimea perlu bergabung dengan Rusia sebagai subjek federal Federasi Rusia atau tetap menjadi bagian dari Ukraina.

Referendum

Tanggal 16 Maret 2014, mayoritas besar (kabarnya 96,77% dari 81,36% penduduk Krimea yang memilih) memilih kemerdekaan Krimea dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia sebagai subjek federal.[10][11] BBC melaporkan bahwa sebagian besar suku Tatar Krimea yang mereka wawancarai memboikot pemungutan suara tersebut.[10] Perdana Menteri Sergey Aksyonov menyatakan bahra 40% warga Tatar Krimea ikut dalam referendum ini. Menurut media negara Rusia, data pemungutan suara menunjukkan bahwa mayoritas suku Tatar di Sevastopol memilih untuk bergabung dengan Rusia dan lebih dari 50% warga kota mengikuti referendum.[12] Uni Eropa, Kanada, Jepang, dan Amerika Serikat menyatakan referendum ini ilegal.[10][13]

Setelah referendum, para legislator Krimea secara resmi memilih untuk berpisah dari Ukraina dan mendaftar menjadi anggota Federasi Rusia. Dewan Kota Sevastopol meminta penggabungan secara terpisah sebagai kota federal.[14]

Pengakuan internasional

Per 18 Maret, satu-satunya negara PBB yang mengakui kemerdekaan Republik Krimea adalah Rusia.[15]

Pada tanggal 18 Maret 2014, Rusia dan Krimea menandatangani perjanjian penggabungan Republik Krimea dan Sevastopol ke Federasi Rusia setelah Presiden Putin berpidato di hadapan parlemen. Perjanjian ini akan berlaku setelah ratifikasi.[16] Selama masa transisi yang berlangsung hingga 1 Januari 2015, kedua belah pihak akan menyelesaikan proses integrasi "sistem ekonomi, keuangan, kredit, dan hukum Federasi Rusia”.[17]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c "Парламент Крыма принял Декларацию о независимости АРК и г. Севастополя". Государственный Совет Республики Крым. 11 March 2014. Diakses tanggal 18 March 2014. 
  2. ^ Marie-Louise Gumuchian (March 17, 2014). "Crimea votes to break from Ukraine, join Russia. What happens next?". CNN. Diakses tanggal March 17, 2014. On Monday, lawmakers in Crimea approved a resolution that declared the Black Sea peninsula an independent, sovereign state. They then filed an appeal to join the Russian Federation. 
  3. ^ "Crimea votes to join Russian Federation: 96.77% say YES". RT. Crimea was declared an independent sovereign state, the Republic of Crimea, on Monday, the autonomous Ukrainian regional parliament's website stated. The Supreme Council of Crimea unanimously voted to integrate of the region into Russia. 
  4. ^ http://en.ria.ru/russia/20140317/188525924/Russia-Recognizes-Crimeas-Independence.html
  5. ^ "Ukraine 'will never accept' Crimea annexation, President says". CNN. Diakses tanggal 17 March 2014. 
  6. ^ "Ukraine crisis: Putin signs Russia-Crimea treaty". BBC News. Diakses tanggal 18 March 2014. 
  7. ^ "Russian Federation Council ratifies treaty on Crimea's entry to Russia". ITAR TASS. 21 March 2014. Diakses tanggal March 21, 2014. 
  8. ^ "Putin signs laws on reunification of Republic of Crimea and Sevastopol with Russia". ITAR TASS. 21 March 2014. Diakses tanggal March 21, 2014. 
  9. ^ "Constitution of Ukraine, 1996". Diakses tanggal March 12, 2014. 
  10. ^ a b c BBC News – Crimea referendum: Voters 'back Russia union'
  11. ^ Crimeans vote over 90 percent to quit Ukraine for Russia | Reuters
  12. ^ "About 40% of Crimean Tatars take part in Crimean referendum – Prime Minister". ITAR-TASS. March 16, 2014. Diakses tanggal March 16, 2014. 
  13. ^ Japan does not recognise Crimea vote – govt spokesman | Reuters
  14. ^ "Lawmakers in Crimea Move Swiftly to Split From Ukraine". The New York Times. 17 March 2014. Diakses tanggal 17 March 2014. 
  15. ^ "Executive Order on recognising Republic of Crimea". Kremlin. 17 March 2014. Diakses tanggal 17 March 2014. 
  16. ^ http://en.itar-tass.com/russia/724537
  17. ^ "Treaty to accept Crimea, Sevastopol to Russian Federation signed". Russia Today. March 18, 2014. 

Pranala luar